Membakar Langit ~ Bab 1502

 

Bab 1502

 

"Kalian sedang membicarakan Kompetisi Bela Diri, ya?"

 

Setelah mendengar percakapan itu, seorang pemilik kedai yang gemuk dan ramah tersenyum lebar dan mendekat.

 

"Aku dengar-dengar, kompetisi kali ini seru sekali! Ada seorang bernama Adriel, seorang dokter sakti yang juga ahli bela diri. Katanya, dia mampu membuat semua petarung hebat kewalahan! Pasti dia yang akan jadi juara!" ujar pemilik kedai dengan penuh semangat, jelas sekali dia adalah penggemar berat Adriel.

 

"Wah, semenarik itu, ya?" Lelaki tua berbaju putih itu tersenyum penuh minat. Dia berkata, " Menurutmu, apakah Adriel bisa dibandingkan dengan orang-orang dari Lembah Ilahi Obat?"

 

Mendengar itu, pemilik kedai mendengus jijik, lalu berkata, "Lembah Ilahi Obat? Apa mereka pantas dibandingkan dengan Adriel? Kau nggak tahu pepatah ini?"

 

"Kata orang, di mata Lembah Ilahi Obat, rakyat jelata nggak lebih dari bahan obat. Mereka menggunakan kekuasaan untuk mengumpulkan informasi orang-orang miskin. Jika seorang bangsawan sakit, mereka akan membunuh orang miskin yang organnya cocok untuk si bangsawan, lalu mengambil organnya!"

 

"Cih! Bajingan semua! Walaupun kuat, mereka bahkan nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan sehelai rambut Adriel!"

 

Daniel langsung memasang wajah tegang. Dia berkata, "Pak, aku pesan semangkuk mi sapi. Cepat hidangkan."

 

"Aku juga pesan semangkuk, tapi jangan pakai daun ketumbar," tambah lelaki tua berbaju putih dengan senyum tipis.

 

"Baik, segera aku siapkan," jawab pemilik kedai dengan santai sambil bergegas ke dapur.

 

"Orang biasa saja," ujar Daniel sambil menatap tajam ke arah lelaki tua itu.

 

"Ayo kita bertaruh," kata lelaki tua itu dengan senyum aneh. Lalu, dia melanjutkan, "Kalau nanti dia pakai daun ketumbar, aku akan biarkan dia hidup. Tapi kalau dia nggak pakai, aku akan membunuhnya."

 

"Kau nggak boleh main-main dengan nyawa orang! Bukankah dulu kalian pernah berutang budi pada Tabib Agung?" ujar Daniel meledak marah.

 

"Tabib Agung, ya... " Lelaki tua itu tersenyum menyesal. Dia berkata, "Sepertinya dia sudah mati. Kalau nggak, pasti dia sudah muncul untuk menghancurkan kami. Kalau aku membunuh seseorang dan bisa membuatnya muncul lagi karena marah, bukankah itu akan menguntungkanmu? Jadi kenapa kamu mencegahku?"

 

"Kamu!"

 

"Oh ya, aku dengar muridmu sangat hebat dalam pengobatan. Bawa dia menemuiku. Kalau dia benar pewaris Tabib Agung, aku akan memberikan Lembah Ilahi Obat padanya," tawar lelaki tua itu sambil tersenyum santai.

 

Daniel hanya mendengus, diam tidak menjawab. Jelas lelaki tua itu ingin menemukan pewaris Tabib Agung dan merebut warisan ilmunya.

 

Walaupun dia merasa kecil kemungkinan Adriel memiliki warisan itu, tetap saja dia ingin menjaga Adriel agar tidak bertemu orang ini.

 

Tiba-tiba...

 

"Mi sudah jadi!"

 

Pemilik kedai datang membawa dua mangkuk mi dengan nampan.

 

Ekspresi Daniel sedikit berubah.

 

"Aku rasa dia nggak mendengar aku tadi dan tetap menaruh daun ketumbar," kata lelaki tua itu sambil tersenyum kecil.

 

Namun saat melihat mangkuk mi itu, wajahnya langsung berubah.

 

Mangkuk mi itu bersih tanpa daun ketumbar, hanya dihiasi beberapa potong daging sapi tebal.

 

"Karena kalian asyik mengobrol denganku, aku tambahkan dagingnya sebagai bonus!" kata pemilik kedai dengan murah hati.

 

"Terima kasih."

 

Merasa lega, Daniel tersenyum dan mengambil sumpit.

 

Namun, lelaki tua itu tiba-tiba tersenyum dingin. Dia berkata, "Aku lupa bilang, aku nggak makan daging sapi."

 

Seketika, dia mengangkat tangannya dan menepuk perut pemilik kedai dengan keras.

 

Pemilik kedai memuntahkan darah segar ke dalam mangkuk mi. Matanya kehilangan cahaya, tubuhnya Terjatuh tak bernyawa

 

Daniel mencengkeram sumpitnya hingga patah, matanya menatap lelaki tua itu dengan penuh kemarahan.

 

Tingkat ilahi setengah langkah!

 

Kecepatannya begitu luar biasa hingga Daniel bahkan tidak sempat menghentikannya.

 

"Demi harga dirimu itu, apa kamu harus membunuh orang?" Leony meluapkan amarahnya.

 

"Nona, kamu nggak tahu betapa berharganya harga diri Lembah Ilahi Obat. Sudahlah."

 

Lelaki tua itu berdiri sambil tersenyum. Dia berkata, "Karena Nyonya Freya nggak muncul, aku akan masuk kota. Selama dia nggak muncul, aku akan membunuh sepuluh orang setiap harinya."

 

"Aku ingin tahu berapa banyak orang yang harus kubunuh sampai dia akhirnya memberiku perhatian.

 

Setelah berkata demikian, mereka meninggalkan tempat itu dan menuju Kota Yuria.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1502 Membakar Langit ~ Bab 1502 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.