Bab 1507
Tiba-tiba, dokter paruh baya itu
jatuh terpelanting ke tanah dan muntah darah dari mulutnya. Dia memegangi
dadanya sambil menjerit kesakitan!
"Bagaimana rasanya menjadi
pahlawan ? Aku akan menjadikanmu orang pertama yang aku bunuh hari ini."
Wanita galak itu tersenyum dingin.
Dia tidak hanya ingin membunuh, tetapi juga ingin meninggalkan sedikit napas
terakhir dalam diri orang itu, membuatnya mati perlahan dalam rasa sakit yang
luar biasa!
"Kalian nggak boleh begitu
menindas orang!"
Kemarahan menyebar di antara
kerumunan.
Beberapa pemuda yang terbakar
amarahnya, hampir saja maju untuk menyerang!
"Apa? Sekelompok orang biasa
masih ingin memberontak?" ujar wanita galak itu.
Lalu, dia tertawa dan melanjutkan,
"Kebetulan, aku hanya kekurangan sembilan orang, tapi guru hanya bilang
harus membunuh sepuluh orang setiap hari, dia nggak pernah bilang harus
membunuh hanya sepuluh orang!"
"Adik junior sangat tangguh!
Mereka ini nggak tahu hormat pada ilmu pengobatan Lembah Ilahi Obat Bunuh saja
semua!"
Beberapa murid dari Lembah Ilahi Obat
tertawa dengan sinis.
Pria berambut merah itu inelangkah
maju, mengangkat tangan dan melepaskan energi sejati berwarna merah. Seketika
membuat suhu di sekitar menjadi sangat panas dan hendak menebas orang- orang di
sana.
Mereka tak segan-segan membunuh di
jalanan, tanpa rasa khawatir sedikit pun!
Namun, saat itu juga terdengar suara
dingin yang menyela, disertai dengan raungan naga gajah darah emas.
Energi hangat itu lebih panas dan
mengoyak energi merah milik pria berambut merah tersebut.
Bam!
Naga gajah darah itu menerjang pria
berambut merah. Hanya dengan satu pukulan, pria itu langsung terjatuh ke tanah,
cakar naga yang besar menginjak-injak tubuhnya dengan keras.
Pria itu segera mengeluarkan teriakan
kesakitan.
"Apa ini? Siapa yang berani menyerang!"
Murid-murid Lembah Ilahi Obat
terkejut dan marah.
Pada saat itu, terdengar suara dingin
yang menyeringai, "Ayahmu!"
Adriel muncul berdiri dengan tangan
disilangkan di belakang punggung, wajahnya muram dan dingin. Dia melirik para
murid Lembah Ilahi Obat dengan jijik. "Benar benar anak-anak nggak tahu
diri
Lembah Hahi Obat bangkit dan tumbuh
karena Pengobatan Suci, jadi secara garis keturunan, dia memang bisa dianggap
sebagai ayah dari Lembah Ilahi Obat.
"Tetua Adriel!"
"Ini adalah Tetua keluarga
Janita yang membela kami!"
Para warga yang melihat Adriel merasa
terharu dan langsung bersorak.
Adriel memang layak disebut tetua
keluarga Janita, saat mereka merasa tak ada harapan, Adriel-lah yang muncul
untuk membela mereka!
"Tetua Adriel, aku dengar kamu
juga seorang dokter, aku selalu ingin berkompetisi dalam ilmu pengobatan dengan
kamu, sayangnya sepertinya nggak ada kesempatan... "
Dokter yang sebelumnya terluka, kini
sudah berhenti menjerit dan tersenyum lemah, pipinya kemerahan, jelas sedang
dalam kondisi berjuang untuk hidup.
"Berkompetisi dalam ilmu
pengobatan denganmu adalah kehormatan bagi aku, tapi aku rasa ilmu pengobatanmu
pasti lebih hebat dari aku," kata dokter itu.
Adriel tersenyum lalu mengambil satu
pil dan memberikan pada dokter itu.
Inilah dokter yang sejati yang akan
menolong dunia. Di matanya, Lembah Ilahi Obat bahkan nggak layak untuk menyapu
lantai dengan sepatu mereka.
"Jadi kamu itu yang menjadi
pemenang di turnamen bela diri? Nggak tahu kalau kami di sini sedang memilih
orang? Berani beraninya menyinggung Lembah Ilahi Obat!"
Pada saat itu, murid-murid Lembah
Ilahi Obat sudah berhasil menolong pria yang sebelumnya terjatuh. Kini dia
merasa sangat malu dan marah, menunjuk Adriel dengan jari sambil berteriak.
Kini banyak pahlawan muda dari
seluruh wilayah Srijaya yang merendah kepada Lembah Ilahi Obat dan berusaha
mendapatkan perhatian mereka.
Namun, Adriel justru berani melawan
mereka, tak heran jika dia sangat marah!
"Anak-anak nggak tahu hormat ini
benar-benar bisa bicara... "
Adriel menarik napas dalam-dalam dan
sangat marah dengan anak-anak ini.
Dengan langkah cepat, dia maju satu
langkah.
Energi sejati Guru Bumi tingkat lima
meledak sepenuhnya, naga gajah darah itu mengaum keras ke langit.
Aum!
Keluarnya pedang setengah jadi,
guntur menggelegar dan ular perak melingkar!
Adriel mengarahkan ujung pedangnya ke
arah mereka dan dengan tegas berkata, "Ayo, hari ini biarkan kalian dasar
anak bajingan melihat kenapa aku bisa menjadi ayah kalian!"
No comments: