Membakar Langit ~ Bab 1510

 

Bab 1510

 

Saat itu, kerusuhan terjadi di tempat kejadian, warga Kota Yuria mencoba memaksakan diri melewati penghalang yang dibentuk oleh Lembah Ilahi Obat.

 

Para murid luar Lembah Ilahi Obat tidak menunjukkan belas kasihan, langsung bertindak untuk menekan dan menyebabkan kekacauan di seluruh tempat!

 

"Bagaimana bisa keluarga Janita mengelola Kota Yuria? Sekelompok rakyat biasa berani

 

memberontak? Sebagai orang biasa, mereka harus tahu tempat mereka, seperti sapi atau kuda hanya perlu menjalankan tugas mereka, terima saja penindasan dari orang-orang atas dan nggak perlu banyak bicara!"

 

Saat itu, seorang pria bertubuh kekar berdiri di depan kerumunan, seolah menjadi tembok yang tak bisa ditembus.

 

Wajahnya dingin dan auranya membuat tekanan pada semua orang. Ekspresinya penuh dengan rasa meremehkan dan penghinaan.

 

"Lembah Ilahi Obat bisa menindas orang seperti ini?!"

 

"Ini wilayah keluarga Janita, kalian nggak bisa bertindak semena-mena!"

 

Lembah Ilahi Obat terlalu semena-mena, sehingga menimbulkan kemarahan dari warga. Warga merasa terhina dan mulai mengutuk mereka.

 

Memang, menindas orang bisa dilakukan, tetapi harus ada batasnya. Bahkan warga biasa yang tak punya kekuasaan tak bisa menerima penghinaan yang terang-terangan seperti itu.

 

Pria kekar tidak menghiraukannya dan mendengus sinis, berniat untuk memberi pelajaran pada orang- orang biasa ini.

 

Namun, saat situasi hampir memanas, dia tiba-tiba melihat seorang pemuda yang datang mendekat, memasuki kerumunan dan menenangkan para warga.

 

Beberapa orang mengenali pemuda itu dan segera memanggilnya, karena Adriel adalah seorang Tetua di keluarga Janita yang sangat dihormati di Srijaya, apalagi namanya sudah terkenal di seluruh kota Yuria.

 

"Kamu yang menjadi juara di Turnamen Seni Bela Diri itu, ya? Kalau ingin mengundang kami makan, bisa nanti setelah aku menyelesaikan masalah dengan para pemberontak ini."

 

Pria kekar itu berkata dengan santai, setelah tiba di Kota Yuria, para genius di kota ini berlomba-lomba untuk menyambut mereka. Baginya, Adriel juga pasti datang untuk tujuan itu.

 

"Mengundang?"

 

Langkah Adriel sedikit terhenti. Dia tersenyum sambil mengangguk dan berkata, "Hari ini memang ada makan besar, tapi yang akan dimakan adalah hidangan kematian dari murid Lembah Ilahi Obat."

 

"Kamu ... bilang apa?!"

 

Pria kekar itu terkejut.

 

Bahkan warga Srijaya pun terpana seketika. Semua menatap Adriel dengan wajah penuh keterkejutan.

 

Orang lain sibuk berusaha merayu murid Lembah Ilahi Obat, Adriel justru berdiri untuk menantang mereka?

 

Mereka awalnya mengira, Adriel mungkin datang untuk mencari jalan damai...

 

Beberapa murid Lembah Ilahi Obat tertawa dengan marah, lalu seseorang berkata, "Akhirnya aku paham, kenapa nggak ada yang memberitahumu, jangan coba-coba mengganggu murid Lembah Ilahi Obat."

 

"Ternyata kamu cari mati, ya!" lanjutnya.

 

"Kamu terlalu berisik," ujar Adriel.

 

Adriel sedikit mengerutkan kening. Sebuah cahaya pedang menyambar, sekejap mata memotong leher pria itu. Kepala pria itu terlepas dari tubuhnya, terbang ke udara dengan ekspresi mencemooh, hingga dia mati.

 

"Kamu ... "

 

Pria kekar itu terpaku, menatap Adriel dengan tatapan tidak percaya. Dia tak bisa mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.

 

Namun, Adriel tidak membuang waktu untuk berbicara lebih lanjut. Hari ini, dia masih harus mengejar target dan membunuh lebih banyak orang.

 

Tanpa ragu, dia melompat dan memegang pedangnya.

 

Menggunakan pedang setengah jadinya itu karena untuk meningkatkan kekuatannya, agar bisa dengan cepat menyingkirkan para pengkhianat ini!

 

Sekejap, beberapa cahaya pedang melintas

 

Beberapa orang di belakang pria kekar itu terhujam beberapa pedang dan jatuh tewas seketika!

 

Semua ini hanya terjadi dalam hitungan detik.

 

"Masih berani sombong?"

 

Adriel menyarungkan pedangnya, berjalan mendekati pria kekar itu langkah demi langkah.

 

"Kamu cari mati!"

 

Pria kekar itu tampak kebingungan dan pandangan matanya kosong. Mendengar kata-kata itu, dia tiba- tiba berteriak marah, mencoba menerjang ke depan, seolah ingin mempertaruhkan nyawanya.

 

Namun, pada detik berikutnya, dia malah berbalik dan melarikan diri.

 

Jelas dia sudah takut setengah mati, tetapi sebuah pedang tiba-tiba melesat dari belakang dan tepat mengenai jantungnya!

 

"Kenapa Lembah Ilahi Obat melakukan tindakan keji ini? Mengincar keluarga Janita?"

 

Suara Adriel terdengar dingin dari belakang.

 

Pria kekar itu memutar kepalanya, matanya merah penuh kebencian. Dia menatap Adriel dengan penuh amarah lalu berkata, "Membunuh murid Lembah Ilahi Obat... kamu akan menyesal!"

 

Pedang yang tertancap di dadanya bergerak horizontal, memotong tubuhnya menjadi dua!

 

Adriel menatap dengan tajam. Dengan menggunakan teknik membaca pikiran, dia sudah tahu segalanya.

 

"Jadi, hanya karena Nyonya Freya nggak menyambut kalian, demi sedikit harga diri, kalian memutuskan untuk membunuh sepuluh orang dari Srijaya setiap hari?"

nb: Cuma 5 bab ya hari ini, karena pakai gratisan..mohon maaf..

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1510 Membakar Langit ~ Bab 1510 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 10, 2025 Rating: 5

2 comments:

Powered by Blogger.