Bab 1527
"Kamu nggak sedang mengujiku,
'kan?" tanya Adriel dengan curiga.
Bukankah ada lelucon seperti itu?
Seorang Ayah miliarder berpura-pura
miskin hanya untuk melatih anaknya.
"Kalau gurumu benar-benar
memiliki kekuatan sebesar itu, mungkinkah dia membiarkan pengkhianat Lembah
Ilahi Obat ini bertahan sampai sekarang?"
Satu kalimat dari Nyonya Freya
membuat Adriel tidak bisa membalas.
"Berusahalah sendiri. Aku rasa
aku nggak akan bisa menipu mereka terlalu lama," kata Nyonya Freya sembari
menyerahkan botol kaca berisi esensi darah Steven kepada Adriel.
Adriel terdiam sambil tangannya
menggenggam erat botol kaca itu.
Tidak lama kemudian, mobil pun tiba
di kediaman keluarga Janita. Setelah turun dari mobil, Wennie segera menanyakan
keadaannya. Namun, Adriel tampak seperti sedang memikirkan banyak hal.
Dia segera menuju ruang meditasi,
menggenggam botol kaca itu sambil mulai berlatih dengan tenang.
Sementara itu, Nyonya Freya kembali
ke bangunan kecilnya.
Di dalam mobil, Luiz yang mendengar
percakapan mereka merasa cemas, lalu berkata, "Haruskah kita bersiap-siap
untuk pergi?"
"Bersiap-siap untuk apa?"
tanya Nyonya Freya dengan tenang
"Untuk melarikan diri kapan
saja... " Luiz tampak terdiam sesaat.
Nyonya Freya meliriknya sekilas.
"Keluar. Kalau aku nggak memanggil, jangan masuk."
Luiz hanya bisa terpaku mendengar perintah
itu.
Setelah dia pergi, Nyonya Freya
menghubungi seseorang melalui telepon. Dengan nada dingin dia berkata,
"Ini aku."
Suara menggoda terdengar dari ujung
telepon, penuh dengan nada sinis, "Yo, siapa ini kalau bukan Nyonya Freya?
Hal apa yang membuatmu menelepon Sekte Dokter Surgawi? Kenapa? Apa kamu sudah
cukup puas tinggal di pedesaan terpencil itu, akhirnya ingin bergabung dengan
Sekte Dokter Surgawi? Tenang saja. Kalau kamu mau datang, datang saja. Nggak
perlu sungkan. Bagaimanapun juga, kita semua pernah menjadi perempuan simpanan
si pria nggak tahu diri itu. Kita harus saling mendukung, 'kan?"
Nyonya Freya menjawab dengan nada
acuh tak acuh, "Aku sudah menemukan pewarisnya. Namanya Adriel
Lavali."
Wanita di ujung telepon langsung
kehilangan kata- kata.
Sesaat kemudian, dia tertawa dingin
sambil berkata, "Lelucon macam apa ini? Beberapa tahun lalu, kami dari
Sekte Dokter Surgawi sudah mengirim orang ke Srijaya dan Sagheru untuk mencari,
tapi hasilnya nihil. Bagaimana kamu bisa menemukannya?"
"Dia datang sendiri," jawab
Nyonya Freya dengan santai.
Lalu, dia menjauhkan ponsel dari
telinganya.
Pada detik berikutnya, terdengar
teriakan melengking dari ujung telepon, "Apa? Apakah ini perintah dari si
pria nggak tahu diri itu? Apa dia masih lebih menyukaimu, jadi dia mengirim
muridnya kepadamu?"
Mendengar suara yang penuh nada iri
dan marah itu, sudut bibir Nyonya Freya melengkung membentuk senyuman simpul.
Dia membiarkan wanita itu meluapkan emosi cemburunya.
Setelah beberapa saat, wanita itu
berkata dengan kesal, "Tunggu saja! Aku akan datang sekarang juga!
"Kehadiranmu akan terlalu
mencolok. Dia nggak boleh tahu kalau dia punya begitu banyak pendukung. Itu
nggak baik untuk perkembangannya. Dia adalah harapan masa depan kita,"
kata Nyonya Freya dengan nada tenang.
Nyonya Freya dengan tenang
melanjutkan, " Sekarang aku akan membawanya ke Lembah Ilahi Obat untuk
melatihnya. Kamu jangan datang membuat kekacauan."
"Lembah Ilahi Obat? Maksudmu
sekte pengkhianat itu?" tanya wanita itu dengan heran.
Wanita di ujung lain telepon tertegun
sejenak sebelum melanjutkan dengan suara rendah, "Ya. Awalnya mereka
dibiarkan hidup untuk menunggu pewaris Tabib Agung membereskan mereka sendiri.
Tapi sepertinya kekuatan mereka berkembang pesat dalam beberapa tahun
terakhir."
"Awasi Lembah Ilahi Obat. Kalau
para tetua mereka ikut campur, pastikan mereka mati," perintah Nyonya
Freya dengan nada datar, seperti mengeluarkan perintah tak terbantahkan.
Nada itu membuat wanita di ujung lain
telepon merasa jengkel. "Jadi maksudmu, aku yang melakukan semua kerja
keras, sementara Adriel hanya akan berada dekat denganmu saja, bahkan
menganggapmu sebagai istri utama gurunya kelak?"
"Aku nggak bisa berbuat apa-apa.
Mungkin aku memang terlalu beruntung," jawab Nyonya Freya dengan tenang.
Jawaban itu membuat wanita itu makin
kesal.
Mereka semua adalah wanita Tabib
Agung, tetapi satu sama lain selalu saling iri.
Pada saat ini, melihat Nyonya Freya
mengambil keuntungan untuk bisa memerintah dirinya, membuat wanita di ujung
lain telepon merasa makin tidak puas.
"Bukankah kamu sudah mendapatkan
lokasi persembunyiannya dari Adriel?" tanya wanita itu lagi.
"Menurutmu?" balas Nyonya
Freya dengan senyuman simpul.
"Apa aku anak kecil? Apa aku
masih harus menebak- nebak?" Wanita itu mendengus kesal.
Tiba-tiba, dia tertawa dingin.
"Sekarang, Adriel adalah pewaris Sekte Dokter Surgawi! Aku akan
mengumumkan kalau pewaris sekte kami telah muncul. Dia akan mengikuti Kompetisi
Genius sebagai latihan sebelum kembali ke sekte!"
"Jangan melakukan hal bodoh!
Kamu hanya akan memanjakannya!"
Wajah Nyonya Freya berubah serius.
"Memanjakan anak sama seperti
membunuhnya, aku tahu itu. Aku hanya ingin membangun hubungan baik dengannya
lebih awal... "Wanita itu melanjutkan dengan nada puas, "Kelak, dia
akan tahu siapa istri sejati gurunya, yang sudah diam- diam
melindunginya."
Setelah mengatakan itu, dia tertawa
riang, lalu langsung menutup telepon.
Nyonya Freya menggenggam ponselnya
erat-erat dengan wajah muram. "Seharusnya aku nggak mencari wanita itu...
"
Setelah berkata demikian, dia menatap
ke arah Adriel dengan pandangan penuh harapan dan keraguan. "Melindungimu
mungkin akan mengurangi banyak penderitaanmu. Tapi apakah itu baik atau buruk
bagimu? Bagaimanapun juga... musuh gurumu nggak sedikit."
Nyonya Freya berdiri di dekat
jendela, berbicara pada dirinya sendiri, "Levi Julian, dasar kamu pria
nggak tahu malu! Di mana kamu bersembunyi? Sekarang pewarismu sudah muncul, aku
nggak percaya kamu bisa tetap sembunyi."
No comments: