Bab 1532
Seluruh ruangan mendadak sunyi
senyap.
Semua orang terpaku, menatap Adriel
dengan mata terbelalak.
Tindakannya terlalu kejam, terlalu
berani!
Meskipun Harson dalam kondisi lemah,
dia tetaplah kepala keluarga Dumin, seorang ahli tingkat langit tahap delapan.
Bagaimana mungkin seorang junior seperti Adriel berani bersikap lancang?
"Bagus sekali!"
Pada saat itu, Carlos tiba-tiba
berdiri, berkata dengan suara lantang serta wajah yang penuh tekad,
"Harson ingin memutuskan hubungan dengan keluarga Janita, 'kan? Kalau
begitu biarkan saja! Kalau dia mau mati, matilah di luar saja! Jangan cemari
tempat kami!"
Carlos memang seorang yang tidak
kenal takut. Melihat situasi sudah tak bisa diperbaiki, dia memilih untuk
sepenuhnya memutuskan hubungan, tanpa keraguan sedikit pun!
Para penguasa besar Srijaya yang
hadir merasa terkejut. Apakah ini benar-benar saatnya hubungan mereka pecah
total?
"Ayah, bagaimana
kondisimu?"
Wiri, putra Harson, buru-buru
mendekati ayahnya yang terkapar. Meskipun wajahnya menunjukkan kekhawatiran, di
dalam hatinya dia merasa puas melihat ayahnya dipermalukan.
Namun, Harson yang sedang kesakitan
justru berteriak dengan penuh amarah, "Adriel! Jangan kira hanya karena
Nyonya Freya melindungimu, kamu bisa bersikap seenaknya! Tetua Steven dari
Lembah Ilahi Obat mungkin saat ini hanya menahan diri. Bahkan Nyonya Freya
sekalipun nggak memiliki kualifikasi untuk melangkah ke dalam Lembah Ilahi
Obat! Setelah seleksi murid selesai, kamu tunggu saja! Lembah Ilahi Obat pasti
akan menghancurkanmu, bersama seluruh keluarga Janita!"
Namun, ekspresi Adriel tetap tenang,
hanya matanya yang memancarkan kilatan dingin. "Aku akan menunggu."
Kali ini, wajah Carlos tampak muram.
Dia berusaha membawa Adriel pergi, lalu berkata dengan suara rendah,
"Situasinya terlalu berbahaya saat ini. Kamu harus menghindar dulu untuk
sementara."
Namun, Adriel hanya menggelengkan
kepala, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, "Kalau aku menghindar, batu
itu akan jatuh menimpa kalian. Aku nggak bisa menghindar."
Selain itu, meski dia baru menyerap
setetes esensi darah tingkat ilahi, kekuatannya telah meningkat pesat.
Dia perlahan mengencangkan tinjunya,
matanya tampak memancarkan sinar keseriusan!
Kini, Adriel tahu bahwa sudah
waktunya dia melindungi orang-orang yang telah banyak berkorban untuknya,
termasuk Nyonya Freya.
Tiba-tiba, terdengar suara cemas dari
luar aula, " Pak Carlos, ini gawat! Orang-orang dari Lembah Ilahi Obat
telah tiba!"
"Apa?"
Carlos langsung bangkit dari tempat
duduknya, wajahnya penuh ketakutan. Akhirnya orang-orang dari Lembah Ilahi Obat
benar-benar datang untuk menyerang mereka?
Dengan terburu-buru, dia
memerintahkan, "Segera bawa Henxel ke sini, kembalikan dia kepada
mereka... "
Carlos merasa sedikit muram. Nyonya
Freya telah menyerahkan sepenuhnya pengaturan hari ini kepadanya.
Dalam pikirannya, meskipun Nyonya
Freya mungkin menang dalam pertarungannya sebelumnya dengan Steven, dia pasti
mengalami kerugian besar, bahkan mungkin tidak dapat bertindak dengan mudah
sekarang.
Tak lama kemudian, Henxel dibawa ke
aula.
Saat itu, sekelompok orang masuk ke
dalam ruangan.
Di depan mereka ada seorang pria
dengan aura kuat yang memimpin. Dia adalah Steven!
Begitu melihat Steven, Henxel
langsung berteriak dengan penuh semangat, "Aku tahu kamu nggak akan
meninggalkanku, Tetua! Cepat, selamatkan aku!"
Lalu, dia memandang Adriel dan yang
lainnya dengan ekspresi penuh kemenangan. "Kalian semua, bersiaplah untuk
mati! Hari ini adalah hari kehancuran keluarga Janita!"
""Tutup mulutmu!"
Pada saat ini, Steven yang sedang
marah langsung menampar Henxel dengan keras. Tamparannya ini membuat Henxel
terlempar hingga memuntahkan darah di udara!
Wajah Henxel membengkak, matanya
dipenuhi keterkejutan saat menatap Steven. Dia benar-benar tidak mengerti apa
yang sedang terjadi.
Namun, ketakutan membuatnya tidak
berani mengeluarkan suara lagi.
"Tetua Steven datang sendiri?
Kalau dia nggak datang untuk menyelamatkan Henxel, apakah mungkin dia datang
untuk ... Harson?"
Ketika melihat situasi ini, banyak
orang di aula merasa terkejut. Semua orang tanpa sadar memandang Harson.
Pandangan mereka terhadapnya berubah, seolah mengatakan, "Apa Harson
begitu istimewa di mata Steven?"
No comments: