Bab 1535
"Dalam ujian kali ini hanya ada
satu aturan! Tingkat langit melawan tingkat langit, tingkat bumi melawan
tingkat bumi! Nggak boleh menggunakan perbedaan tingkatan besar untuk menekan
lawan. Siapa pun yang melanggar, berarti berhadapan dengan Lembah Ilahi
Obat!"
Setelah berkata demikian, pria itu
menatap Adriel sejenak untuk melihat reaksinya, lalu melanjutkan, " Selain
itu, nggak ada aturan lain!"
"Bukannya ini sama saja dengan
nggak ada aturan?"
Semua orang terbelalak kaget sambil
berseru, " Bagaimana mungkin bisa memilih murid yang baik dengan cara
seperti ini?"
Steven tersenyum simpul sembari
berkata, "Bagi seorang genius sejati, makin sedikit aturan, akan makin
sedikit batasan. Selama ada yang ingin menonjol, secara alami akan tercipta
persaingan sengit. Pemenang akan muncul pada akhirnya!"
"Tapi aku ulangi sekali
lagi!" Pada saat ini, Steven tiba-tiba menatap kerumunan dengan wajah
serius, serta sorot mata yang mengancam. Dia berkata, " Siapa pun di atas
tingkat langit tahap kedua nggak boleh turun tangan. Kalau melanggar, jangan
salahkan aku kalau bertindak keras!"
Setelah menyelesaikan kalimatnya, dia
melirik Adriel dengan cepat, nyaris tidak terlihat.
Aturan seperti ini akan memberi
Adriel keleluasaan untuk memilih siapa yang akan dia bunuh, selama dia cukup
kuat...
Wajah kerumunan mendadak berubah
pucat.
Bisa dibayangkan, para genius yang
biasanya sombong itu pasti akan bersaing untuk menonjolkan diri. Hal ini akan
menyebabkan persaingan yang sangat sengit, bahkan mungkin berdarah!
Namun, para tetua tidak diperbolehkan
turun tangan untuk melindungi generasi muda mereka.
Beberapa keluarga pasti akan
mengalami bencana besar. Darah akan mengalir seperti sungai....
Semua orang menerima perintah itu
dengan berat hati. Lalu, mereka pergi untuk memberi tahu keluarga
masing-masing.
Namun, Steven tetap tinggal. Dia
tampak ragu, sebelum akhirnya berkata kepada Adriel, "Uh, apakah kita bisa
bicara di tempat lain?"
Untuk sementara ini, dia tidak berani
mengungkapkan identitas Adriel.
Adriel menjawab dengan acuh tak acuh,
"Nggak bisa.
Hati Steven bergetar. Kepercayaan
diri Adriel saat menolak permintaannya menunjukkan bahwa dugaannya benar.
Steven memaksakan senyuman,
mengangguk kecil, lalu melangkah pergi.
Pada saat ini, Carlos melangkah maju,
dengan wajah khawatir menyerahkan telepon sembari berkata, " Ini telepon
dari Nyonya Freya. Dia sudah tahu apa yang baru saja terjadi."
Adriel menerima telepon itu. Suara
bernada serius dari Nyonya Freya langsung terdengar dari ujung lain telepon,
"Menurutku, Steven ini nggak sesederhana itu... "
"Dia hanya membutuhkan keluarga
Janita untuk sementara, jadi dia bersikap baik di luar. Begitu dia menemukan
pewaris Sekte Dokter Surgawi, dia pasti akan menunjukkan taringnya."
"Ya..."
Mata Adriel sedikit menyipit ketika
dia mengangguk pelan.
Jika Steven tahu Adriel sudah menipu
dirinya, dia pasti akan membalas dendam dengan kejam.
Oleh karena itu, pewaris Sekte Dokter
Surgawi juga akan menjadi ancaman yang harus Adriel waspadai. Makin lama dia tidak
muncul, akan makin baik untuk Adriel. Dia harus memperkuat dirinya terlebih
dahulu.
Setelah memikirkan hal ini, Adriel
merasakan tekanan yang berat.
Sesaat kemudian, kedua tangannya
mengepal erat, matanya bersinar dingin, lalu dia berujar, "Aku harus
segera menembus ke Guru Bumi tingkat sembilan. Nggak, Guru Bumi tingkat
sembilan saja nggak akan cukup. Aku masih membutuhkan sepuluh tetes esensi
darah Steven untuk mencapai tingkat langit... "
Nyonya Freya berkata dengan nada
menenangkan, " Menurutku, Steven nggak akan menyadarinya dalam waktu
dekat. Soal esensi darah, kamu nggak perlu khawatir!"
Adriel menjawab dengan suara berat,
"Pewaris Sekte Dokter Surgawi ini juga bisa menjadi ancaman. Kalau Steven
bersikap seperti ini, besar kemungkinan dia akan berpihak padanya! Setelah aku
meningkatkan kekuatan, kalau Steven berani melawan, kita akan membunuhnya.
Kalau pewaris Sekte Dokter Surgawi juga berani melawan, kita akan memusnahkan
dia juga!"
Nyonya Freya terdiam sejenak, lalu
perlahan berkata, "Semangat yang luar biasa... "
Adriel tersenyum, lalu membalas,
"Aku akan sangat mengandalkan dukungan darimu."
Nyonya Freya yang merasa kesal lalu
langsung menutup teleponnya.
Setelah menutup telepon, Adriel
bersiap kembali ke ruang meditasi.
Latihan yang sebelumnya dia lakukan
terganggu oleh kejadian tadi. Dia hampir menembus satu tingkat. Sekarang, dia
harus melanjutkannya.
Namun, pada saat itu Dilan tiba-tiba
melangkah masuk dengan ekspresi aneh, lalu berkata, "Yoana diam-diam
datang ke vila kita. Dia ingin bertemu denganmu. Katanya ada urusan penting
yang ingin dibicarakan ..."
"Yoana? Kenapa dia ingin bertemu
denganku? Apakah dia mulai berubah pikiran lagi?" pikir Adriel.
Adriel menghela napas pelan, lalu
berkata, "Aku nggak akan menemuinya."
Namun, Dilan dengan hati-hati
berkata, "Dia bilang, kalau kamu nggak mau menemuinya, dia akan memberi
tahu keluarga Dumin tentang hubunganmu dengan Wiri. Selain itu, sepertinya dia
dalam keadaan yang menyedihkan. Dia terluka. Tampaknya kehidupannya di keluarga
Dumin nggak berjalan baik. Dia datang untuk meminta bantuanmu..."
Tentu saja hidupnya tidak akan baik!
Di keluarga Dumin yang penuh orang kejam seperti itu, bagaimana mungkin dia
bisa hidup dengan tenang?
Adriel mengerutkan keningnya, akhirnya
memutuskan untuk menemuinya sekali, hanya untuk menutup mulut wanita itu.
Selain itu, latihan sebelumnya yang
terganggu meninggalkan sedikit rasa frustrasi dalam dirinya.
nb: 25 bab sudah di update, lagi kerjain untuk bab selanjutnya...
ditunggu ya ceritanya...
No comments: