Bab 1536
Yoana ini memang murahan. Namun,
justru kelebihannya adalah karena dia cukup murahan.
Tidak perlu khawatir saat
bermain-main dengannya. Banyak posisi buruk yang tidak bisa dilakukan pada
Wennie, bisa dilakukan sesuka hati kepadanya.
Yang paling utama, Yoana sangat siap
untuk diajak bermain.
Pada saat ini, Fiona memberikan
alamat hotel.
Bagaimanapun, dia tidak berani
bertemu langsung dengan Adriel di hotel milik keluarga Dumin. Wanita ini memang
berbakat dalam hal perselingkuhan.
Tepat di saat Adriel mengemudikan
mobilnya menuju hotel...
Di sisi lain...
Di tempat menginap Lembah Ilahi Obat.
"Tetua Steven, tolong ...
selamatkan aku."
Wajah Harson terlihat pucat pasi.
Dengan susah payah, dia berlutut di atas tanah dengan tatapan memohon di
matanya.
Setelah diracuni, dia berusaha keras
menekan racun di dalam tubuhnya dengan kultivasinya. Namun, tidak terlalu
berefek. Harson bisa merasakan dengan jelas jika dirinya selangkah demi
selangkah makin dekat dengan kematian.
Steven duduk di sana dengan tenang
sambil meminum teh. Tatapan matanya begitu dalam, seakan sedang memikirkan
sesuatu dan dia tidak mendengar permohonan Harson yang meminta tolong kepada
dirinya.
"Tetua Steven, mengingat betapa
aku selalu mematuhi perintahmu, tolong bantu aku. Kalau nggak, semua bawahan
Anda akan merasa kecewa ...
Harson mengepalkan tinjunya
kuat-kuat. Ekspresi memohon di matanya menjadi makin kuat.
Steven tiba-tiba mengangkat matanya
dan menatap dingin pada Harson. "Apa kamu sedang mengancamku?"
"Hamba nggak berani."
Ekspresi di wajah Harson langsung berubah.
"Nggak berani?"
Brak!
Steven langsung menunjukkan ekspresi
garang di wajahnya. Kemudian, tiba-tiba saja dia berdiri dan menendang dengan
keras. "Berani-beraninya kamu mengganggu pewaris Sekte Dokter Surgawi! Apa
lagi yang nggak berani kamu lakukan?"
Tubuh Harson ditendang hingga
terlempar ke dinding dan memuntahkan darah hitam. Racun di dalam tubuhnya
hampir tidak bisa lagi ditekan. Namun, pada saat ini Harson tidak peduli dengan
itu.
Dia hanya melongo dan berteriak
ketakutan.
"Sekte Dokter Surgawi? Nggak,
itu nggak mungkin. Tetua, apa Anda sudah salah paham? Bagaimana mungkin aku
mengenal orang sehebat itu?"
Jika aku mengenal pewaris Sekte
Dokter Surgawi, kenapa aku masih menggantungkan diri pada orang tua sepertimu?
"Benar-benar bodoh! Kenapa aku
dulu mau menerima pengabdianmu? Sekarang, malah dirimu yang membuatku terjebak
dalam masalah ini... "
Steven merasa begitu benci sampai
menggertakkan giginya. Dia hampir saja membunuh Harson untuk menunjukkan niat
baiknya kepada Adriel.
Namun, jika dia membunuh Harson,
kemungkinan besar tidak akan ada kekuatan di Srijaya yang dengan mudahnya
berani bergabung dengan Lembah Ilahi Obat ...
"Selagi aku masih bisa menahan
keinginan untuk membunuh, cepat pergi dari sini sekarang!"
Seketika itu juga, Harson langsung
merasakan keinginan untuk membunuh yang begitu kuat hingga hampir tidak bisa
lagi ditahannya. Wajahnya langsung berubah. Tubuhnya langsung terasa dingin dan
Harson pun buru-buru pergi meninggalkan tempat tersebut.
Dalam perjalanan pulang, Harson
buru-buru mengirim pesan kepada Juan. Kemudian, dia memegang erat ponselnya dan
wajahnya terlihat begitu panik.
"Apakah racun ini diberikan oleh
pewaris Sekte Dokter Surgawi? Nggak mungkin. Kapan aku pernah mengganggu orang
sehebat itu?"
Memikirkan hal ini, keringat dingin
terus keluar dari tubuh Harson. Jantung Harson berdetak makin cepat dan hampir
meledak. Sekujur tubuh Harson juga berkeringat dingin.
"Mungkinkah pewaris Sekte Dokter
Surgawi mengetahui identitasku sebagai Enam Jalur Puncak Kematian dan mencoba
membasmi kejahatan demi rakyat?"
Saat Harson sedang memikirkan hal
ini, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Harson pun buru-buru melihatnya.
"Ada ahli di organisasi yang
sedang berada di Srijaya. Tunggulah dengan sabar. Dia akan menghubungimu dan
mencoba membantu menawarkan racunmu."
"Selain itu, kabar pewaris Sekte
Dokter Surgawi yang muncul di dunia sudah menarik perhatian besar. Ada juga
genius dari dua wilayah tengah yang tersisa, yang datang ke sini untuk melihat
kehebatan pewaris Sekte Dokter Surgawi itu."
"Ini merupakan hal yang baik.
Kita bisa dengan mudah memanfaatkan masalah demi keuntungan kita dan mencapai
tujuan organisasi."
Setelah selesai membacanya, Harson
pun buru-buru menghapus pesan tersebut.
Namun, detik berikutnya, wajah Harson
mendadak berubah. Harson merasa darah dan energi dalam tubuhnya bergolak, juga
sulit untuk ditekan. "Nggak bisa. Aku harus mencari cara menekan racun ini
untuk sementara waktu. Kalau nggak, aku nggak akan bisa menunggu sampai orang dari
organisasi datang untuk menyelamatkanku..."
Harson berpikir sejenak. Tiba-tiba
saja, terpikirkan sebuah cara olehnya. Mata Harson langsung berkilat.
"Anak yang baik, Ayah nggak punya pilihan selain meminta maaf kepadamu.
Fisikmu yang istimewa itu, seharusnya bisa membantu Ayah menekan racun ini
untuk sementara waktu..."
Pada saat yang bersamaan, Adriel
sudah memasuki sebuah hotel megah dan menuju ke nomor kamar yang sudah
diberikan oleh Yoana.
Ketika Adriel membuka pintu kamar,
dia melihat sesosok cantik dan anggun tengah berdiri di depan sebuah jendela
paris.
Wanita itu mengenakan gaun panjang
berwarna biru muda. Rambutnya yang panjang dan halus tergerai di bahunya dan
menjuntai sampai ke punggungnya yang putih bersih. Pinggangnya yang ramping
cukup kecil untuk dipeluk dengan satu tangan.
Lebih jauh lagi ke bawah, ada
setangkup batu giling yang membuat orang ingin meremasnya dengan keras, diikuti
oleh sepasang kaki jenjang dan mulus yang tersembunyi di balik gaun yang
terlalu panjang itu. Adriel merasa cukup familier dengan tubuh yang indah
ini...
Bagaimanapun, di awal memang terasa
asing. Namun, setelahnya akan menjadi akrab.
Pada titik ini, Yoana berbalik,
menunjukkan kebencian yang dingin di matanya. Namun, kebencian di wajahnya yang
halus dan cantik itu justru membuat orang merasa ingin menaklukkannya.
Terdapat luka yang jelas terlihat di
wajah Yoana, yang membuat orang merasa kasihan saat melihatnya.
Yoana menatap Adriel, seakan menunggu
Adriel untuk bertanya. Bagaimanapun, Yoana tahu jika seorang pria akan memiliki
perasaan yang luar biasa pada wanita yang sudah ditaklukkannya.
Adriel terkejut dan berkata,
"Apa kamu membutuhkan bantuanku untuk menelepon hotline kekerasan dalam
rumah tangga?"
"Adriel, kamu itu masih manusia
apa bukan?"
Yoana berkata dengan marah,
"Luka-lukaku ini semua karena kamu. Semua ini disebabkan oleh bajingan tua
Harson yang mencoba memerkosaku."
"Kalau saja waktu itu tubuhnya
nggak dalam kondisi lemah sehingga dia gagal melakukannya, mungkin sekarang aku
bukan cuma terluka seperti ini saja, lebih, lebih dari itu... kamu akan
kukhianati."
Adriel melambaikan tangannya dan
berkata, "Kamu salah. Meski aku yang sudah mengambil keperawananmu, kamu
bukanlah wanitaku. Bagiku, kamu cuma penghangat saja. Jangan menganggap dirimu
terlalu penting."
"Lagi pula, bukankah kamu
sendiri yang mau mencari keluarga Dumin untuk melawanku? Mana bisa kamu
menyalahkanku atas idola yang kamu pilih sendiri?"
Adriel mencibir. Wanita ini tetap
tidak tahu malu seperti biasa.
No comments: