Bab 1540
Namun, melihat keadaan Harson yang
menyedihkan, Yoana pun tiba-tiba menjadi percaya diri. Dengan tubuh gemetar,
Yoana pun berkata dengan sedih, "Tetua Steven, Anda harus membelaku."
Yoana melangkah maju, memeluk lengan
Adriel dan terus menggoyangkannya. Dadanya yang lembut dan montok menjepit
lengan Adriel.
Siapa pun pasti tidak akan tahan,
bukan?
Adriel tersenyum puas. Kemudian, dia
menatap Harson dan berkata, "Kudengar kamu sudah memukulnya, ya? Apa kamu
tahu bagaimana cara meminta maaf?"
Melihat menantunya bertingkah seperti
itu, Harson pun langsung menggertakkan giginya.
Setelah rencana Enam Jalur Puncak
Kematian tercapai, aku mau si tua bodoh ini mati.
Akan tetapi, pada titik ini, Harson
memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, "Aku tahu, aku tahu."
Sambil berkata seperti itu, Harson
menggertakkan giginya dan menampar wajahnya dengan keras." Aku pantas
mati, aku pantas mati!"
Satu tamparan ke kiri, satu tamparan
ke kanan.
Beberapa menit lalu, di ruangan yang
baru saja selesai terdengar suara "plak" itu, sekarang kembali
dipenuhi dengan suara "plak, plok, plak, plok" yang tiada henti.
Semua ini bermula hanya karena
seorang wanita.
Yoarna menatapnya dengan tatapan yang
berapi-api. Perasaan tertekan yang dirasakannya sebelumnya lenyap. Hatinya
merasa sangat lega.
Yoana pun makin erat menjepit lengan
Adriel.
Inilah pria yang bisa dia andalkan.
Begitu bijaksana. Mampu mengubah yang
tidak mungkin menjadi mungkin.
"Sudah, sudah."
Baru kemudian, Adriel pun
perlahan-lahan angkat bicara dan Harson pun baru berani berhenti. Meskipun
Harson adalah seorang master langit, tetap saja wajahnya menjadi bengkak
parah...
"Masalah ini selesai sampai di
sini. Aku sangat puas dengan Yoana. Suruh dia untuk melayaniku selama beberapa
waktu. Bagaimanapun
Mengatakan hal ini, Adriel menatap
Harson dan tersenyum penuh arti. "Dia, sangat basah."
Kata-kata "sangat basah"
itu bagaikan sepasang pisau baja, yang menancap dalam-dalam ke dalarn hati
Harson.
Harson mengepalkan tinjunya. Amarah
membuncah di dalam hatinya.
Bajingan tua, kamu memang benar-benar
bajingan tua terkutuk!
Namun, di luar, Harson tersenyum
dengan rendah hati dan berkata, "Baik. Silakan dinikmati sesuka Anda,
Tetua Steven..."
Yoana langsung merasa begitu gembira.
Dia memeluk lengan Adriel erat-erat dan menatap Harson dengan penuh kemenangan.
"Tetua Steven, mulai sekarang, aku akan melayanimu dengan baik."
"Harson, awalnya aku ingin
menghormatimu karena kamu ayah mertuaku. Tapi, sayangnya, kamu lebih suka
mempermalukan dirimu sendiri."
Adriel tidak mampu berkata-kata.
Wanita ini selalu berbicara seperti penjahat. Oleh karena itu, Adriel pun ingin
membawa Yoana pergi.
Namun, sebelum pergi. Adriel berhenti
sejenak. Dia melemparkan obat dan berkata, "Demi menantumu ini, aku akan
sedikit menekan racun di dalam tubuhmu."
Harson meminum obat itu?
Mata Yoana berbinar-binar dan hatinya
merasa bergairah.
Adriel bukan hanya ingin
mempermainkan Harson, ayah mertuanya. Namun, Adriel juga menginginkan nyawanya.
Memikirkan hal tersebut, Yoana pun
merasa gelisah di dalam hati. Dia merasakan kegembiraan yang tidak seharusnya.
Tidak bisa dipungkiri jika Yoana
memang terlahir sebagai tokoh antagonis yang suci.
Harson merasa sangat gembira dan
buru-buru berlutut juga bersujud. "Terima kasih banyak atas kebaikan
hatimu, Tetua Steven."
Setelah berkata seperti itu, Harson
langsung menelan obat itu dengan tidak sabar. Benar saja, wajahnya menjadi
sedikit memerah.
Adriel mengangguk puas, lalu berjalan
keluar.
Di sisi lain, Harson tidak terlalu
memedulikannya dan buru-buru duduk bersila. Dia mengerahkan energi sejatinya
untuk mencerna energi obat tersebut.
Namun, tatapan Harson menjadi dingin
dan tajam. " Steven, berani-beraninya kamu menghinaku seperti ini. Suatu
hari nanti, aku akan membalas dendam padamu."
Ketika tengah mengerahkan energi
sejatinya, tiba- tiba saja Harson menjadi terkejut. Itu karena dia menemukan
jika setelah memakan obat tersebut, energi sejati di dalam tubuhnya menjadi
membeku dan tidak bisa bergerak. Bahkan, juga menunjukkan tanda-tanda
menghilang...
Apa yang terjadi?
Harson buru-buru menelepon Steven dan
bertanya dengan rendah hati, "Tetua Steven, obat yang Anda berikan padaku
sepertinya nggak beres. Apa Anda nggak salah kasih obat?"
Steven menjadi bingung. "Kapan
aku memberimu obat?"
"Bukan. Bukankah Anda baru saja
bermain-main dengan menantuku dan menghadiahiku..."
"Kapan aku bermain-main dengan
menantumu? Harson, apa racunmu itu sudah masuk ke otakmu?" Steven menjadi
sangat marah.
Namun, setelah mendengar hal
tersebut, Harson langsung menjadi terkejut dan seluruh tubuhnya terasa dingin.
Jika orang tadi bukan Steven, lalu
siapa día?
Pada titik ini, tiba-tiba pelayan
masuk dari arah luar dan berkata dengan penuh hormat, "Eh... Apa Tuan
Lavali masih ada di sini? Kami dengar Tuan Lavali ada di sini dan ingin meminta
tanda tangannya untuk kami..."
Harson langsung menatap kosong pada
pelayan itu.
Adriel?
"Adriel datang ke sini?"
"Tentu saja... " Pelayan
itu juga berkata dengan bingung. "Kami ini penggemar Tuan Lavali. Anda
bukan Tuan Lavali? Lalu, apa yang Anda lakukan di sini?"
Srekk!
Harson tiba-tiba mengangkat tangannya
dan menghancurkan kepala pelayan itu dengan satu pukulan.
Harson pun berteriak marah dengan
mata melotot tajam, "Adriel, aku pasti akan membunuhmu!"
Suara teriakannya yang penuh amarah
menggema di seluruh ruangan.
Sosoknya bergerak bagaikan badai dan
melintasi koridor. Kemudian, Harson berubah menjadi bayangan dan mengejar ke
lantai bawah.
No comments: