Membakar Langit ~ Bab 1551

 

Bab 1551

 

"Ini ... Ini... "

 

Yantama seolah jatuh dari surga ke neraka. Tubuhnya membeku di tempat, sementara banyak orang di sekitarnya berkerumun, mencoba menjelaskan sesuatu dengan panik. Namun, semua suara itu tidak mampu mencapai telinganya.

 

Dia hanya menatap kosong ke depan, pada sosok seorang pemuda yang memegang kepala putranya di tangan.

 

Pemuda itu memakai topeng, tetapi matanya yang dingin dan penuh kebencian yang menggigit, menatap tajam padanya. Dengan suara rendah dan mengerikan, dia berkata, "Yantama, maju ke sini dan bersiaplah mati!"

 

Yantama seperti kehilangan pendengaran. Langkahnya maju dengan gemetar, sementara matanya basah oleh air mata.

 

"Lerian... Lerian, anakku... "

 

Suaranya parau dan bergetar, menggema seperti jeritan kesakitan yang membuat bulu kuduk siapa pun berdiri. Orang-orang di sekitarnya mundur, membuka jalan dengan wajah pucat karena ketakutan.

 

"Tolong ... dengarkan aku dulu."

 

Wiri menarik napas dalam-dalam dan melangkah ke depan, mencoba menghentikannya dengan nada tegas.

 

Bum!

 

Yantama melayangkan tangannya, menghempaskan energi sejati yang langsung menghantam Wiri. Wiri mencoba menghindar, tetapi terlalu lambat. Dia muntah darah dan terlempar ke belakang.

 

"Siapa pun yang menghalangiku... mati!"

 

Jeritan penuh amarah dan rasa sakit dari Yantama seperti raungan iblis yang mencengkeram jiwa.

 

Hari ini, Yantama benar-benar telah berubah menjadi sosok yang siap membantai siapa saja yang berdiri di jalannya.

 

"Tetua Steven, bunuh dia untukku! Dia telah membunuh adikku!" jerit Fanny saat melihat tubuh adiknya yang tak bernyawa.

 

Mendengar nama itu, Wiri langsung tersentak. " Steven... dia juga ada di sini!"

 

Kerumunan terdiam.

 

Tetua Steven, dia adalah salah satu tokoh besar dari Lembah Ilahi Obat. Ternyata dia hadir di tempat ini.

 

Kehadirannya bahkan dianggap sebagai kehormatan yang tak ternilai!

 

Bahkan keluarga Dumin pun tidak akan mampu memaksa Steven datang. Namun, dia benar-benar ada di sini!

 

"Yantama, ini temanku. Kamu nggak boleh melibatkan Tetua Steven dalam masalah ini!" ujar Wiri dengan nada cemas, mencoba menggunakan nama keluarganya untuk menghentikan situasi.

 

"Keluarga Dumin? Keluarga Dumin? Sekarang kamu masih ingin menggunakan nama keluarga Dumin untük menekanku?" ujar Yantama sambil tertawa histeris.

 

Suara tawanya penuh derigan air mata dan kebencian.

 

Dia menoleh ke arah Steven dengan tatapan penuh harap dan dendam. "Tetua Steven, tolong bantu aku kali ini! Mulai hari ini, aku, Yantama, memutuskan semua hubungan dengan keluarga Dumin!"

 

"Mulai sekarang, aku keluar dari keluarga Dumin!"

 

Pernyataan itu menggema di seluruh ruangan, penuh dengan tekad dan kebencian yang dalam.

 

Wajah Wiri berubah suram, tinjunya mengepal erat.

 

Semua orang di tempat itu menahan napas, terlalu takut untuk berbicara, hanya bisa melirik ke arah pemuda bertopeng yang diam-diam menjadi pusat dari semua kekacauan ini.

 

Namun, pada saat Yantama mengamuk, sesuatu yang tak terduga terjadi.

 

Steven yang sejak tadi tampak tenang, tiba-tiba tampak terguncang. Dia memandang pemuda bertopeng itu dengan mata terbelalak, lalu berjalan mendekatinya dengan tergesa-gesa.

 

"Anda... Anda ada di sini?"

 

Ketika kata "Anda" keluar dari mulut Steven, seluruh ruangan jatuh dalam keheningan mematikan.

 

Semua orang terpaku di tempat.

 

Anda? Apa maksudnya?

 

Bahkan Yantama, yang penuh kemarahan, tampak bingung. Dia hanya bisa memandang Steven, yang kini berdiri dengan wajah penuh penghormatan dan kegembiraan di depan pemuda bertopeng itu.

 

"Tetua Steven, Anda ... "

 

Yantama hendak bertanya sesuatu, tetapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Steven dengan antusias melepaskan dirinya dari pelukan Fanny.

 

Dia melangkah lebih dekat menuju Adriel, lalu mengulurkan tangan dengan penuh hormat sambil berkata, "Nggak kusangka Anda ada di sini. Ini sungguh kebetulan. Apakah ... apakah Anda punya perintah untukku?"

 

Di bawah tatapan bingung semua orang, termasuk Yantama, Wiri, dan Yoana, Adriel bahkan tidak melirik ke arah Steven.

 

Mengabaikan tangan Steven, dia berkata, "Aku nggak mencarimu."

 

Ruangan kembali sunyi.

 

"Kau nggak cukup layak ... "

 

Pemuda itu berbicara seperti itu pada seorang tetua dari Lembah Ilahi Obat!

 

Apa yang sebenarnya terjadi?

 

Steven terdiam sejenak, jelas merasa malu. Dia menarik kembali tangannya dengan canggung, menyapu pandangannya ke seluruh ruangan untuk memahami situasi.

 

Setelah sedikit ragu, dia berkata dengan hati-hati, " Ini... Yantama sangat mengagumi Anda. Dia memintaku mencari kesempatan untuk mempertemukan kalian. Apakah ini semua hanya sebuah kesalahpahaman?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1551 Membakar Langit ~ Bab 1551 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 10, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.