Bab 1552
Mendengar pernyataan itu, tubuh
Yantama bergetar hebat. Dia menatap Adriel dengan mata penuh ketidakpercayaan,
mulutnya sedikit terbuka.
Ini ... pewaris Sekte Dokter Surgawi?
"Kamu ... bagaimana mungkin kamu
adalah ... " gumam Yantama tanpa sadar.
Bagi Yantama, pewaris Sekte Dokter
Surgawi adalah sosok yang sangat agung, seseorang yang harus dia hormati dan
dekati dengan segala cara.
Namun, kini kenyataan menghancurkan
harapannya. Orang yang membunuh putranya ternyata adalah pewaris sekte itu!
Hatinya dilanda kekacauan besar, rasa
putus asa melanda seluruh tubuhnya.
Namun, perubahan sikapnya yang
mendadak ini membuat semua orang di sekitar menjadi gempar.
Di lantai dua, Wafa dan seorang
lelaki tua berbaju hitam yang mengamati dari kejauhan tampak terpana.
"Adriel ... sebenarnya siapa
dia?" tanya lelaki tua itu dengan nada terkejut yang tak bisa
disembunyikan.
Mereka telah mengerahkan banyak usaha
hanya untuk menjalin hubungan dengan Steven dan menyusup ke lingkaran dalam
mereka.
Namun kini, Steven tampak begitu
hormat pada Adriel?
"Tetua Steven, kamu bilang dia
pewaris Sekte Dokter Surgawi? Apa kamu nggak salah lihat?" teriak Fanny
dengan nada penuh ketidakpercayaan.
Steven melayangkan tamparan keras ke
wajah Fanny. "Diam kamu! Jangan bicara sembarangan!" marahnya.
Identitas seorang pewaris Sekte
Dokter Surgawi adalah rahasia yang sangat besar, tidak boleh diungkapkan dengan
mudah.
Namun, kata-kata itu sudah telanjur
keluar.
Ruangan itu mendadak menjadi gempar,
dengan tatapan semua orang tertuju pada Adriel.
Pewaris Sekte Dokter Surgawi?
Kalimat itu mengguncang hati semua
orang.
Sekte yang begitu misterius dan
agung, yang reputasinya menjulang tinggi.
Tidak ada yang menyangka bahwa mereka
akan bertemu dengan seorang tokoh legendaris yang selama ini hanya menjadi
cerita, di tempat ini.
"Kamu benar-benar pewaris Sekte
Dokter Surgawi? "Wiri bergumam, tertegun.
"Aku tahu! Aku tahu kamu nggak
mungkin orang biasa! Kenapa kamu nggak bilang dari awal!" ujar Yoana
terlihat sangat emosional, bahkan hampir menangis. Wajahnya dipenuhi rasa
penyesalan. Pria ini adalah pewaris Sekte Dokter Surgawi!
"Kalau saja kamu bilang sejak
awal, kamu sudah nggak perlu memaksaku! Seharusnya aku yang mencoba memaksamu
jadi milikku!" pikirnya dengan hati yang menjerit penuh frustrasi.
"Pewaris Sekte Dokter Surgawi
bisa berada di sini?"
"Ini gila! Terlalu nggak masuk
akal!"
"Bagaimana mungkin Tetua Steven
salah mengenali orang?!"
Suara bisik-bisik penuh kekaguman dan
keterkejutan memenuhi ruangan. Semua mata terpaku pada Adriel, memandang penuh
rasa ingin tahu pada sosok di balik topengnya.
Di lantai dua, lelaki tua berbaju
hitam hampir kehilangan kendali. "Nona, apakah Anda sudah tahu tentang
identitasnya sejak awal?"
"Aku... aku nggak tahu..."
Wafa tampak sangat terkejut. Dia
menatap Adriel dan bergumam pelan, "Bagaimana mungkin dia pewaris Sekte
Dokter Surgawi? Ini ... "
Dia selalu tahu bahwa Adriel memiliki
potensi dan kejutan, tetapi ini terlalu mengejutkan hingga hampir membuatnya
kehilangan akal.
Bahkan bagi seseorang dengan status
seperti dirinya, munculnya pewaris Sekte Dokter Surgawi adalah sebuah peristiwa
besar.
Di sisi lain, Adriel menatap Steven
dengan dingin.
"Aku membunuh putranya. Apa kamu
akan membantunya membalas dendam?" tanyanya.
"Balas dendam apa? Anda sungguh
tahu cara bercanda!" balas Steven dengan suara gemetar, keringat dingin
mulai mengalir di dahinya.
Dia kemudian menampar Yantama dengan
keras sambil berteriak, "Pasti putramu telah menyinggung orang hebat!
Kematian anakmu pantas! Sekarang cepat minta maaf padanya!"
Steven masih ingin melindungi
Yantama. Bagaimanapun, Fanny adalah seseorang yang sangat dia sukai.
Namun, tamparan itu tidak membuat
kemarahan Yantama mereda. Wajahnya berubah makin kelam, matanya penuh dengan
amarah.
"Putraku dibunuh dan aku harus
minta maaf?" pikirnya dalam hati.
Dia menatap Adriel dengan penuh
kebencian, giginya hampir gemeretak karena ditekan terlalu keras.
Dia mengambil napas dalam-dalam, lalu
dengan suara lantang berkata, "Tetua Steven, aku telah berjuang seumur
hidup untuk membangun jalan bagi putraku. Sekarang dia telah mati dan kamu mau
aku minta maaf? Aku nggak bisa melakukannya! Mulai hari ini, biarkan dia
berjalan di jalannya sendiri dan aku akan berjalan di jalanku!"
"Kamu!" Steven tampak marah
dan terkejut.
Yantama memandang Adriel dengan mata
penuh kebencian, seolah hatinya telah mati. Dengan suara getir, dia berkata,
"Aku sebelumnya nggak tahu identitasmu dan mungkin telah menyinggungmu.
Tapi sekarang, anakku sudah mati. Bagaimana kalau kita menghapus semua dendam
di antara kita mulai sekarang?"
Menurutnya, dia sudah menunjukkan
sikap rendah hati. Putranya telah mati dan dia bahkan tidak menuntut balas
dendam. Itu seharusnya cukup untuk menenangkan pihak lawan.
Namun, yang tidak dia sadari adalah
Adriel datang hari ini dengan tujuan untuk menghancurkan seluruh keluarganya.
No comments: