Membakar Langit ~ Bab 1553

 

Bab 1553

 

"Dasar bajingan, kamu sungguh..." maki Steven kepada Yantama dengan penuh frustrasi. Lalu, dengan hati-hati, dia menoleh ke arah Adriel dan berkata, "Tuan, demi menghormatiku, mungkin Anda bisa sedikit melonggarkan hukuman ... "

 

Adriel menatapnya dengan dingin. "Aku pernah memintamu menyelidiki pembunuhan ayahku. Masih ingat?" tanyanya.

 

"Tentu, tentu saja saya ingat!" jawab Steven sambil mengangguk cepat.

 

"Dia pelakunya," ujar Adriel sambil menunjuk ke arah Yantama dengan tenang.

 

Lalu, Adriel kembali menatap Steven dan melanjutkan, "Kamu masih mau melindunginya ?"

 

"Apa?"

 

Steven terdiam, tubuhnya kaku seketika.

 

Yantama, yang awalnya juga tampak marah, tiba - tiba mendongak dengan ekspresi tidak percaya." Nggak mungkin! Aku sudah lama nggak membunuh siapa pun. Kamu nggak punya bukti! Kamu ...!"

 

Namun, kata-katanya terhenti. Wajahnya pucat ketika dia melihat mata Adriel, yang meskipun tertutup topeng, memancarkan kebencian mendalam dan... kilauan emas samar!

 

Kilauan itu sangat familier. Itu adalah tanda khas Tubuh Elemen Matahari, ciri fisik yang dimiliki Dito.

 

"Kau anaknya... bagaimana mungkin ? Bagaimana mungkin..."

 

Yantama gemetar, merasakan kulit kepalanya seperti tersayat, dan pikirannya hampir meledak.

 

Awalnya, dia menganggap Adriel hanyalah seorang biasa yang tidak akan mampu melawannya. Bahkan jika Adriel tahu, dia pikir tidak ada yang bisa dilakukan.

 

Bagaimanapun, setelah menghancurkan Dito, pria itu juga tidak bisa meninggalkan apa pun untuk anaknya.

 

Dan dirinya merasa telah berdiri di puncak dunia.

 

Namun kini, kenyataan menghantam keras. Anak dari Dito telah kembali. Tidak hanya itu, dia kembali sebagai pewaris Sekte Dokter Surgawi, seorang figur yang luar biasa kuat dan berpengaruh.

 

Yantama panik. Tanpa pikir panjang, dia berbalik dan meledakkan energi sejatinya untuk melarikan diri.

 

Namun, sebelum dia sempat bergerak jauh, sebuah tangan tua yang kuat menekan bahunya dengan keras, membuatnya tidak bisa bergerak.

 

"Jadi ... ternyata kamu pelakunya... "

 

Steven menatap Yantama dengan tatapan yang dingin, jauh lebih dingin daripada sebelumnya.

 

"Aku ... aku..."

 

Yantama gemetar hebat, tubuhnya seperti lumpuh karena ketakutan. Namun, tiba-tiba dia menggertakkan giginya dan menatap Adriel dengan mata yang dipenuhi rasa putus asa bercampur keberanian terakhir. "Kalau kau bisa menemukan aku, kamu pasti tahu. Kekuatanku jauh melampaui yang bisa kamu bayangkan! Membunuhku hanya akan membawa masalah besar bagimu!"

 

"Aku bisa memberitahumu bahwa tokoh-tokoh besar dari kekuatan atas sedang berada di Srijaya. Jika kamu membunuhku, mereka pasti akan mencarimu!"

 

"Jangan sampai kamu mengulangi nasib ayahmu!"

 

Itu adalah ancaman terang-terangan, satu-satunya kartu yang dia miliki saat ini.

 

Adriel tersenyum tipis. "Begitu, ya?" balasnya santai.

 

"Lepaskan aku, maka kita masih bisa berdamai. Dendam ini bisa kita selesaikan dengan cara lain..."

 

Yantama mencoba berbicara lebih lembut, berharap dapat membalikkan situasi. Namun, sebelum dia selesai bicara, ekspresinya tiba-tiba membeku.

 

Dia berdiri diam, tubuhnya kaku seperti patung.

 

Adriel perlahan menarik tangannya dari dada Yantama, memperlihatkan sebuah jantung yang masih berdetak di genggamannya.

 

"Ayah! Ayah!" jerit Fanny dengan histeris. Air matanya mengalir deras.

 

Dia berlari ke arah tubuh Yantama yang tak bernyawa, memeluknya erat sambil menangis pilu.

 

Semua orang di tempat itu terdiam. Tatapan mereka terarah pada Adriel, yang berdiri dengan wajah tenang di tengah genangan darah. Namun, tak satu pun dari mereka berani menatapnya langsung.

 

Di hadapan mereka, kini tergeletak dua jasad ayah dan anak.

 

Yantama, seorang tingkat langit, bahkan tidak sempat melawan. Adriel hanya berkata beberapa kata sebelum mengakhiri hidupnya dengan begitu mudah, seolah-olah dia adalah penguasa absolut di tempat itu.

 

"Darah dibayar dengan darah."

 

"Siapa pun yang melawanku... harus mati."

 

Adriel berdiri tegak, tangannya di belakang punggung, suaranya dingin seperti es.

 

Balas dendam adalah hal yang tak bisa dinegosiasikan. Jika seseorang membunuh keluarganya, maka mereka harus membayar dengan nyawa.

 

Kesunyian menyelimuti seluruh ruangan. Semua orang terdiam, tertekan oleh aura besar yang terpancar dari Adriel.

 

Namun, di tengah keheningan itu, Fanny tiba-tiba mendongak. Matanya yang dipenuhi air mata kini memancarkan kebencian yang membara. "Jadi, inilah pewaris Sekte Dokter Surgawi?" ujarnya.

 

"Kamu membunuh adikku, itu mungkin bisa kumengerti. Tapi kenapa harus membunuh ayahku? Satu nyawa dibayar dengan satu nyawa, bukankah itu cukup?"

 

Adriel menatapnya dengan tenang dan berkata, " Ayahmu membunuh dua anggota keluargaku. Aku membunuh dua anggota keluargamu. Jika ingin balas dendam, kamu tahu di mana mencariku."

 

Fanny mengepalkan tangan, matanya penuh dengan tekad. "Aku pasti akan membalas dendam!"

 

Namun, sebelum dia sempat berkata lebih jauh

 

Wus!

 

Tangan Steven terangkat dan dalam sekejap, kepala Fanny terlempar ke udara.

 

Tubuhnya yang anggun jatuh ke tanah dengan bunyi keras, menimpa jasad ayahnya yang sudah dingin.

 

"Rumput harus dicabut sampai ke akarnya," ujar Steven dengan nada dingin, seolah-olah yang baru saja dia bunuh bukanlah wanita yang pernah berbagi ranjang dengannya.

 

Setelah itu, dia membungkuk dengan hormat di hadapan Adriel, seolah meminta persetujuan.

 

Adriel menggelengkan kepalanya perlahan, tidak mengatakan apa-apa.

 

Namun dalam hatinya, dia mencatat bahwa Steven adalah seseorang yang sangat kejam dan tidak ragu menghabisi siapa pun, bahkan orang terdekatnya. Dia harus berhati-hati terhadap orang ini di masa depan.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1553 Membakar Langit ~ Bab 1553 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 10, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.