Bab 1554
"Itu... " Wiri saat itu
menarik napas dalam-dalam, membungkukkan badan sedikit ke arah Adriel, dengan
ekspresi wajah yang kompleks berkata, " Tempat ini nggak aman lagi,
bagaimana kalau kita pergi dulu?"
"Biarkan orang lain pergi, aku
akan tetap di sini menunggu seseorang," ujar Adriel dengan tenang.
Semua sudah selesai.
Wafa juga seharusnya segera muncul.
Dia telah mengorbankan nyawa Yantama,
tentu ada maksud di balik itu.
Mendengar jawaban itu, Wiri segera
memberi perintah kepada pelayan untuk membersihkan dek kapal dan mengatur
orang-orang untuk pergi.
"Lalu, aku harus menunggu di
mana?" tanya Yoana dengan hati-hati.
Dia sudah memutuskan untuk terikat
erat dengan Adriel.
Adriel meliriknya sebentar,
"Biarkan Wiri mengaturmu."
Wiri buru-buru berkata, "Serahkan
padaku!"
Seorang suami sedang bersiap
menyediakan tempat tinggal mewah untuk istrinya sekaligus kekasih istrinya.
Wiri terbukti menjadi si Minotaur
sejati!
Setelah semua orang pergi.
Steven dengan ragu-ragu mendekat dan
berkata dengan hati-hati, "Aku benar-benar nggak tahu bahwa Yantama adalah
musuh yang membunuh ayahmu, kalau aku tahu, aku nggak akan ... "
Adriel hanya melambaikan tangan.
Steven tidak berani berkata lebih
banyak. Dia segera mundur dan mengeluh dalam hati, betapa malangnya dirinya.
Sudah dua kali berturut-turut mencari
orang untuknya, satu adalah musuh Adriel, satu lagi bahkan pembunuh ayahnya.
Benar-benar nasib sial...
Sekarang, di dek kapal hanya tersisa
Adriel seorang diri, duduk di tepi meja melepaskan topengnya dan meletakkannya
di meja.
Menyeruput anggur merah, menikmati
angin laut.
Tiba-tiba, terdengar langkah kaki
mendekat.
Wafa duduk dan mengambil segelas
anggur, lalu menghela napas ringan dan berkata, "Nggak kusangka kamu
adalah pewaris dari Sekte Dokter Surgawi, aku minta maaf ... ".
"Aku bukan pewaris Sekte Dokter
Surgawi," balas Adriel sambil tersenyum tipis.
Wafa tertawa pelan, menggelengkan
kepala dan berkata, "Ya, pewaris Sekte Dokter Surgawi."
"Aku benar bukan..."
"Baik, Tuan pewaris," balas
Wafa sambil tertawa.
"Kalau pun aku benar-benar
pewarisnya, dibandingkan dengan keturunan dari Aliran Tao sepertimu, pewaris
Sekte Dokter Surgawi tentu saja biasa saja."
Adriel menyeringai sedikit.
Wafa tersenyum lagi.
Kekuatan Enam Jalur Puncak Kematian
memang bukan sesuatu yang bisa dibayangkan oleh orang luar.
Namun, Wafa tidak berlama-lama
membahas topik itu. Dengan suara lembut, dia berkata, "Aku menyerahkan
Yantama padamu kali ini, menanggung tekanan yang nggak kecil ... "
"Langsung saja ke
syaratnya," ujar Adriel.
"Bantu aku menjadi murid utama
dari Sekte Tempa Senjata," kata Wafa dengan tegas.
Sekte Tempa Senjata?
Mata Adriel menyipit.
Dia pernah mendengar cerita dari
Nyonya Freya bahwa di antara beberapa kekuatan utama dari wilayah utara yang
datang untuk memilih murid kali ini, Sekte Tempa Senjata memiliki keunikan.
Mereka berfokus pada jalur seni tempa senjata.
Sebagian besar senjata utama negara
berasal dari sekte ini.
Selain itu, mereka memiliki hubungan
yang sangat erat dengan kalangan elit.
Belum sempat Adriel bertanya, Wafa
tersenyum kecil dan berkata, "Perintah dari Enam Jalur Puncak Kematian
padaku adalah bergabung dengan sembarang sekte dari wilayah utara sebagai
langkah penyusupan."
"Aku memilih Sekte Tempa Senjata
karena mereka menyembunyikan diri di lokasi-lokasi rahasia demi menjaga
kerahasiaan negara."
"Tempat-tempat itu, bahkan Enam
Jalur Puncak Kematian nggak bisa menjangkaunya."
"Dengan begitu, aku bisa
menghilang secara masuk akal dari pengawasan mereka. Mungkin aku akan hidup
damai tanpa harus terlibat dengan mereka lagi. Aku benar-benar nggak ingin
terus berada di dalam Enam Jalur Puncak Kematian."
"Itulah pikiranku yang sebenarnya.
Percaya atau nggak terserah padamu."
Mendengar ini, Adriel hanya menjawab
dengan tenang, "Aku percaya."
Wafa tertegun.
Adriel malas menjelaskan lebih
lanjut. Dengan kemampuan membaca pikiran yang dia miliki, mustahil ada yang
bisa berbohong di hadapannya.
"Baguslah..." kata Wafa.
Dengan ekspresi aneh dia melanjutkan,
"Tapi kali ini, bukan hanya para jenius dari Srijaya yang akan
berpartisipasi dalam seleksi. Bahkan dua wilayah tengah lainnya juga akan
mengirimkan anak-anak muda mereka. Mereka sedang dalam perjalanan dan akan
segera tiba."
"Untuk menonjol di antara tiga
wilayah tengah bukanlah hal yang mudah... "
Adriel mengernyitkan alisnya.
"Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang datang?" tanya Adriel.
Wafa mendesah pelan, berpikir sejenak
dan memandang Adriel dengan tatapan tajam, "Semua ini karena kamu."
"Dengan kedatangan seseorang
yang dianggap pewaris Sekte Dokter Surgawi di Srijaya, tentu saja itu menarik
perhatian semua pihak. Semua ingin melihat sosok legendaris itu."
"Bahkan, beberapa jenius dari
wilayah utara akan datang bersama para kekuatan besar yang ikut dalam seleksi
ini. Mereka nggak sabar untuk menguji kemampuan dan bertanding dengan pewaris
Sekte Dokter Surgawi.... "
Adriel terdiam.
Semua ini gara-gara aku? pikirnya.
Namun, apa yang membuatnya sedikit
pusing adalah kemungkinan bahwa pewaris sejati dari Sekte Dokter Surgawi akan
muncul dan mengetahui dirinya menyamar sebagai mereka. Itu bisa menjadi masalah
besar.
No comments: