Membakar Langit ~ Bab 1559

 

Bab 1559

 

Semua orang tampak terkejut sejenak.

 

Melihat ke arah yang datang, wajah Dilan seketika berseri-seri. Dia berseru, "Kakak! Kamu akhirnya datang!"

 

"Adriel!" ujar Wennie dengan suara gemetar.

 

Dia langsung berlari mendekat, menatap Adriel penuh kekhawatiran, lalu bertanya, "Ke mana saja kamu? Aku pikir..."

 

"Adri... Adriel..."

 

Wiri menelan ludah dengan susah payah. Ketakutan mulai menguasai hatinya. Jika Adriel tidak kembali, dia mungkin masih bisa menjelaskan situasinya setelah konflik ini berakhir. Tapi sekarang...

 

Melihat Wiri begitu tegang, Azka menyeringai dengan penuh ejekan, "Wiri, kenapa kamu begitu tegang? Dia hanya Adriel! Di zaman ini, dia sudah bukan siapa-siapa. Gelar juara turnamen dunia bela diri itu sekarang nggak ada artinya lagi!"

 

"Jangan bicara lagi... "

 

Wiri hampir menangis, merasa keadaannya kian sulit untuk dijelaskan. Dia berkata, "Adriel, dengarkan aku dulu..."

 

"Nggak perlu bicara lagi! Wiri, pamanku ada di sini. Kita nggak perlu takut padanya!" kata Renald.

 

Renald menyemangati Wiri.

 

Sementara itu, Azka menatap Adriel dengan tatapan penuh ejekan. Dia berkata, "Bagus kamu sudah datang. Kalau begitu, maju dan berlututlah untuk bicara!"

 

Adriel hanya meliriknya dengan tenang.

 

"Seorang tokoh kecil sepertimu juga berani berbicara besar?" kata Adriel dengan datar sambil melangkah maju.

 

Bagi Adriel, Azka memang hanyalah gangguan kecil.

 

Namun, kata-kata itu membuat semua orang tertegun.

 

Tokoh kecil? Azka adalah seorang sesepuh dari Keluarga Maswa! Bagaimana mungkin itu dianggap remeh?

 

Wajah Azka menjadi muram. Dia berkata, "Bocah, kamu tahu dengan siapa kamu sedang berbicara ?"

 

"Seorang yang akan mati," jawab Adriel dengan nada tenang.

 

Tubuhnya mulai memancarkan energi sejati, dengan sorotan matanya yang tajam mengunci Azka. Suasana seolah membeku ketika kekuatan Adriel mulai mengalir.

 

Azka tertawa dingin. Dia berkata, "Kamu pikir ini masih seperti dulu? Sekarang adalah era para jenius! Bahkan Keluarga Janita nggak akan melindungimu lagi! Kamu berani menentangku, siap-siap bayar dengan nyawamu!"

 

Azka tidak lagi menahan diri. Dengan raungan besar, ia meluncurkan serangan penuh.

 

Azka merasa Adriel hanya mengandalkan perlindungan dari keluarga Janita selama ini. Namun, sekarang situasinya berbeda!

 

Aturan telah ditetapkan. Siapa pun dengan kekuatan di atas tingkat langit tahap kedua tidak diizinkan turun tangan. Hanya para jenius yang boleh berjuang untuk bertahan hidup!

 

Sekarang, Adriel berani menantangnya dan bagi Azka keberanian itu harus dibayar dengan darah!

 

Namun, saat Azka baru saja mengangkat tangannya, pandangannya mendadak kabur. Dalam sekejap, terdengar suara gemuruh petir dan sosok Adriel telah bergerak cepat ke hadapannya.

 

"Kamu juga tahu ini adalah masa berkumpulnya para jenius. Kamu seorang pria paruh baya yang hanya mengandalkan obat-obatan untuk menembus tingkat langit berani berbicara besar di depanku?"

 

Adriel melontarkan kata-kata dingin itu dengan nada datar. Setelahnya, tanpa ragu, dia mengangkat tangan dan menghantamkan serangan langsung ke arah kepala Azka!

 

Adriel dengan mudah melihat bahwa kekuatan Azka sangat rapuh, sepenuhnya bergantung pada obat - obatan untuk mencapai tingkatnya saat ini.

 

Orang-orang di sekitarnya terkejut. Azka adalah seorang ahli tingkat langit tahap dua, tetapi sikap Adriel tampak begitu angkuh dan meremehkannya seolah-olah dia tidak ada artinya...

 

"Kamu berani bicara besar seperti itu? Kamu pikir kamu siapa sebenarnya?!"

 

Azka langsung murka. Energi sejati dalam tubuhnya meledak seketika, berubah menjadi arus hitam yang bergelombang, begitu misterius, seolah-olah mampu menelan segalanya!

 

Adriel tetap tenang, tanpa menunjukkan sedikit pun rasa gentar. Tangannya perlahan terangkat seolah dipenuhi kekuatan tak terbatas, sementara mata gandanya berputar cepat dan dengan tajam menembus kelemahan Azka.

 

Saat itu juga, dia melancarkan satu serangan telapak tangan yang menghantam dengan keras!

 

Bam!

 

Keduanya bertabrakan hebat.

 

Dalam sekejap, arus hitam yang begitu dahsyat itu terbelah dua oleh kekuatan telapak tangan Adriel.

 

Di tengah celah arus hitam yang terbuka, Adriel melangkah maju dengan penuh percaya diri dan kewibawaan.

 

Adriel mengangkat tangannya lagi, mengayunkannya dengan kekuatan yang lebih mendominasi dan agresif. Tubuh Elemen Mataharinya kini berada di puncaknya, membuat aura di sekelilingnya makin membara. Di belakangnya, bayangan leluhur Lavali yang megah muncul, seolah menggambarkan nenek moyang yang turun tangan.

 

Dengan gerakan tangannya yang masif, menyerupai penggiling emas raksasa, dia menghantam Azka dengan serangan yang tak terelakkan!

 

"Tunggu! Tunggu! Ada yang nggak beres!" seru Dilan.

 

Dilan yang kini telah dilempar ke samping oleh Azka. Matanya membelalak dan tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

 

Renald, Wiri, bahkan Wennie, semuanya terdiam mematung. Mereka penuh keterkejutan menyaksikan Adriel yang begitu mendominasi, seolah sosok dewa perang yang tak terkalahkan.

 

Mereka semua hanya memiliki satu pertanyaan yang sama di dalam hati. Apa yang telah Adriel lakukan selama tujuh hari ini?

 

"Kamu ... berada di tingkat apa sebenarnya?"

 

Azka tergagap, penuh keterkejutan.

 

Namun, sikap lawan saat ini terlalu dominan. Hanya seorang junior, tetapi dia sudah menunjukkan sikap seolah hendak menekan, sungguh keterlaluan!

 

Dia mengangkat tangannya dan mendorong ke depan, melepaskan serangan mematikan, berniat untuk melukai Adriel dengan parah!

 

Dengan sikap yang sangat dominan, Azka menghancurkan segala hal di depannya!

 

Namun, pada detik berikutnya, wajahnya berubah drastis!

 

Saat dia bertabrakan dengan Adriel, dia merasa seolah-olah menabrak sebuah gunung besar, tak tergoyahkan sama sekali.

 

Sedangkan Adriel, satu pukulan dari bayangan leluhur Lavali yang ditampilkannya sangatlah ganas dan tak terhalang, bahkan menumbuhkan rasa takut dalam hatinya.

 

"Ah!"

 

Azka langsung dihantam oleh tangan besar berwarna emas dari bayangan leluhur Lavali. Dia terlempar mundur, darah menyembur dari mulutnya dan otot-otot tubuhnya bergetar.

 

"Kamu... sebenarnya berada di tingkat apa?!"

 

Matanya dipenuhi dengan keheranan dan ketidakpercayaan.

 

Jika bukan karena dia baru saja menarik kembali kekuatannya, mungkin sekarang dia tidak hanya terlempar mundur. Bayangan leluhur Lavali milik Adriel terlalu mengerikan, kekuatannya bahkan melebihi batas wajar, membuatnya sulit untuk memperkirakan dengan tepat tingkat kekuatan Adriel.

 

"Sudah kukatakan kamu itu sampah. Katakan kamu adalah tingkat langit itu pun aku nggak percaya, bahkan aku pun nggak bisa kamu kalahkan!"

 

Adriel tersenyum sinis, dengan tatapan meremehkan seperti binatang buas yang baru dilepaskan dari kandangnya. Di belakangnya, bayangan leluhur Lavali terbungkus oleh Naga Gajah Darah Emas, menekan dengan kekuatan yang luar biasa dan tak tertandingi!

 

Bam!

 

Kali ini, Azka terpaksa kembali bertarung melawan Adriel!

 

Namun, tak lama setelah itu, dia terhantam hingga menabrak dinding vila, dinding tersebut retak dan baru setelah itu dia berhasil menghentikan laju tubuhnya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1559 Membakar Langit ~ Bab 1559 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 10, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.