Bab 1579
"Ka ... kamu..."ucap Waren.
Matanya terbelalak, penuh dengan ketakutan.
Krang!
Dalam sekejap, pedang setengah jadi
di tangan Adriel memancarkan cahaya petir yang menyilaukan, melilitkan Naga
Gajah Darah Emas, bahkan mengeluarkan Sungai Darah.
Dia langsung membuka Larangan Dewa
Perang pertama untuk meningkatkan kekuatan tempurnya secara instan.
Pihak lawan benar-benar terlalu
sombong. Adriel bertekad untuk membunuh mereka semua. Untuk mencegah siapa pun
mencoba menyelamatkan mereka, dia meningkatkan kekuatannya hingga batas
maksimal.
Baam!
Sungai Darah, cahaya pedang, dan naga
gajah menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan!
Waren yang terintimidasi oleh aura
mengerikan ini, langsung berbalik untuk melarikan diri. Namun, tiba -tiba dia
merasakan dingin di lehernya. Cahaya merah darah memenuhi pandangannya, dan
dunia terasa berputar.
Satu ayunan pedang, kepalanya
terpenggal!
Dia tidak pernah percaya bahwa Adriel
bisa begitu menakutkan, kekuatannya memang tidak lemah.
Namun, dia mati dengan mata terbuka
lebar, tak rela meninggalkan dunia.
Adriel meraih kepala Waren dan
memasukkannya ke dalam salah satu kotak. Setelah itu, ia memeriksa
barang-barang di tubuh mereka yang sudah mati, mengambil semuanya.
Dia menyadari bahwa Waren tampaknya
sangat dipercaya oleh Lucas, dia bahkan membawa surat resmi yang menunjukkan
hubungan resmi antara keluarga Maswa dan keluarga Dumin.
Isi di dokumen itu menyatakan secara
jelas bahwa kedua keluarga telah mencapai kesepakatan kerja sama tingkat
tinggi.
Adriel mencibir dingin dan berkata
dengan nada sinis, "Keluarga Maswa bergabung dengan keluarga Dumin?
Keluarga Dumin memang terkenal besar, ya..."
"Luar biasa..." ucap
Harriet tercengang.
Harriet yang menyaksikan pemandangan
mendominasi ini, membuka bibir merahnya sedikit, tak percaya.
Kekuatan tempur semacam ini telah
melampaui pemahamannya. Pertumbuhan Adriel terlalu cepat. Tak Heran Nyonya
Freya bersikeras melindungi Adriel. Kalau memberikan waktu yang cukup untuk
Adriel, dia akan tumbuh menjadi pemimpin besar di Srijaya.
"Kejam sekali... "
"seru orang-orang dengan terkejut, di sekitar
Mereka awalnya berpikir bahwa Adriel
pasti akan berlutut di depan keluarga Dumin untuk tunduk, tapi mereka tidak
menyangka hanya dalam waktu singkat, Adriel telah membunuh semua lawannya.
"Eh, tolong bantu antarkan
kotak-kotak ini ke leluhur keluarga Waren. Bilang saja ini perintah dari Waren,
pastikan dia membukanya di depan semua kerabat dan teman-temannya," ucap
Adriel kepada salah satu orang yang dia pilih secara acak.
Orang itu memasang wajah cemas,
tetapi tidak berani menolak perintah Adriel yang menakutkan. Dia membawa kotak
itu dan pergi.
Sementara itu, Adriel membuka dokumen
tentang hubungan kerja sama keluarga Dumin dan keluarga Maswa.
Makin dibacanya, ekspresinya makin
suram.
Dokumen itu secara jelas menyatakan
bahwa keluarga Maswa akan memberikan serangkaian keuntungan kepada keluarga
Dumin untuk menjalin hubungan persahabatan. Di antara itu, disebutkan bahwa
keluarga Maswa akan membantu untuk mengalahkan Adriel.
Di antara banyak persyaratan kerja
sama, poin ini hanya tampak seperti tambahan kecil, seolah-olah keberadaan
Adriel tidak dianggap penting.
"Mereka benar-benar berpikir
bisa bertindak sesuka hati karena Wiri kenal dengan pewaris Sekte Dokter
Surgawi, ya... " cibir Adriel.
Harriet, yang juga membaca dokumen
itu, merasa sangat terkejut tetapi dia merasa bersyukur sambil berkata,
"Untungnya, para senior saat ini nggak boleh turun tangan. Hanya para
genius tingkat langit tahap kedua yang bisa bertarung..."
Dengan kekuatan Adriel saat ini, dia
cukup untuk menghadapi master langit tahap kedua. Keluarga Dumin dan keluarga
Maswa telah membuat Adriel marah, mereka mungkin tidak menyadari masalah besar
yang sedang mereka hadapi.
"Mereka pikir mereka bisa
bertahan lebih lama lagi? "cibir Adriel.
Tatapan Adriel menjadi sedingin es,
dia mengambil setetes darah murni dari Steven dan menelannya.
Dengan peningkatan levelnya, tubuhnya
sekarang sangat kuat dan mampu mengasimilasi darah murni tersebut. Dia segera
duduk bersila di tanah, menutup matanya, dan mulai bermeditasi.
Jika kalian ingin bermain, maka
bermainlah yang seru.
Sementara itu, di sebuah paviliun
kecil di kaki gunung.
Lucas sedang menyeruput teh, duduk
berhadapan dengan Harson yang tampak lemah.
Di bawah mereka, Carlos berlutut di
tanah dengan ekspresi terhina. Dia berteriak marah, "Lucas! Berani
-beraninya kamu menghinaku seperti ini. Tunggu sampai Nyonya Freya kembali, dia
nggak akan mengampunimu begitu saja!"
Plak!
Lucas melayangkan tamparan ke wajah
Carlos dan mencibir, "Bagaimana dia mau menghajarku? Memukulku sama
seperti aku menamparmu sekarang hingga tangannya sakit?"
No comments: