Membakar Langit ~ Bab 1581

  

Bab 1581

 

Tiba-tiba saja, Lucas menggebrak meja hingga hancur dan berteriak dengan suara yang begitu keras.

 

"Semuanya, ayo semuanya bunuh dia, bunuh dia!"

 

"Leluhur, aku mohon izin untuk bertarung."

 

Seorang pria paruh baya yang gagah melangkah maju. Matanya memancarkan kebencian dan semangat untuk berperang.

 

"Keluarga Dumin juga akan ikut bertindak."

 

Wajah Harson terlihat dingin dan tajam. Dia buru - buru mengeluarkan perintah untuk mengirim orang guna menutup akses keluar-masuk di kaki gunung.

 

"Selain itu, buat keributan yang lebih besar, agar semua orang melihat kekuatan kedua keluarga kita. Jangan sampai mereka berpikir kalau keluarga Janita masih menjadi keluarga nomor satu di Kota Srijaya."

 

Harson berkata dengan suara yang dingin.

 

Tiba-tiba saja, beberapa orang di belakangnya keluar dengan ekspresi dingin di wajahnya.

 

Bersamaan dengan dikeluarkannya perintah...

 

Di kaki Gunung Timbaran terjadi kekacauan besar.

 

Keluarga Maswa dan keluarga Dumin mengerahkan banyak orang untuk menutup jalan. Mereka hanya mengizinkan orang masuk, tetapi melarang orang keluar.

 

Orang-orang menjadi terkejut dan bersembunyi. Mereka tidak tahu kenapa bisa terjadi aksi besar - besaran seperti ini. Akan tetapi, kedua keluarga tersebut bersatu dan menjadi begitu kuat, sehingga mereka tidak berani ikut terlibat.

 

Namun, pada saat yang bersamaan, pihak keluarga Janita mendapat kabar jika orang-orang yang mereka tempatkan di Gunung Timbaran berselisih dengan keluarga Maswa dan keluarga Dumin, sehingga terjadi bentrokan.

 

Semua orang menjadi terkejut.

 

Pemilihan gubernur baru saja akan dimulai. Namun, sekarang ketiga keluarga ini sudah tidak sabar untuk memulai perang besar demi membagi ulang kekuasaan di Kota Srijaya?

 

"Apa yang terjadi? Apa Kota Srijaya akan menjadi kacau sekarang?"

 

Legan juga menerima berita tersebut dan berkata dengan terkejut. Kemudian, dia segera mengirim orang untuk mencari tahu.

 

"Pergi!"

 

Namun, orang-orang keluarga Dumin dari keluarga Maswa bersikap kasar dan sama sekali tidak menghormati keluarga Buana. Banyak dari mereka yang pergi ke tempat di mana Adriel berada untuk membunuhnya.

 

Namun, detik berikutnya, mereka menjadi agak terkejut.

 

Mereka melihat Adriel tidak melarikan diri, melainkan hanya duduk di tempat, di tengah genangan darah. Adriel sedang mengatur pernapasannya, seakan dia tengah menunggu ajalnya.

 

"Adriel, kamu mau mati sendiri atau ikut bersama kami?"

 

Pemimpinnya ternyata adalah seorang pria paruh baya yang gagah perkasa dari keluarga Maswa. Tatapan matanya dingin dan niat membunuhnya terlihat jelas.

 

"Siapa lagi kamu?"

 

Adriel membuka matanya. Cahaya suci terlihat jelas di matanya.

 

Mengamati lawannya dengan saksama, keluarga Dumin dan keluarga Maswa mengikuti aturan, dengan hanya mengirimkan orang-orang yang berada di bawah tingkat langit tahap kedua.

 

Hanya saja, orang-orang ini memiliki aura ganas di tubuh mereka. Jelas, mereka merupakan orang- orang yang pernah ditempa dalam medan perang.

 

Pada saat yang bersamaan, orang-orang keluarga Janita juga tiba di tempat kejadian. Mereka menatap keluarga Dumin dan keluarga Maswa dengan penuh kewaspadaan. Beberapa dari mereka bahkan memiliki napas yang panjang.

 

Situasinya menjadi benar-benar kacau

 

"Apa? Kamu mau aku menyebutkan namaku agar Nyonya Freya bisa membalas dendam?"

 

Pria paruh baya yang gagah berani itu melihat ke arah orang-orang keluarga Janita dan mencibir dengan penuh penghinaan. "Aku Caesar Maswa. Kalau keluarga Janita berani, mereka bisa datang untuk membalas dendam sesukanya. Tapi, aku ragu apakah Nyonya Freya berani melakukannya atau tidak."

 

Tatapannya nyalang dan penuh ejekan.

 

Jelas, peta kekuatan di Kota Srijaya akan mengalami perubahan besar-besaran. Cepat atau lambat, keluarga Dumin, keluarga Maswa, dan keluarga Janita pasti akan bentrok secara langsung. Dengan munculnya pewaris Sekte Dokter Surgawi, Caesar merasa jika pihaknya sudah pasti akan menang.

 

Hal ini langsung membuat Harriet menjadi marah besar. "Meski keluarga Janita merupakan keluarga nomor satu, kami selalu berperilaku adil dan baik. Kapan kami pernah menindas kalian? Apa kalian hanya akan mengambil keuntungan saat kami sedang terpuruk?"

 

"Yang menang akan berkuasa, yang kalah nggak mampu membela diri. Membicarakan kebaikan dan keadilan sewaktu ingin merebut kekuasaan, benar- benar menggelikan."

 

Caesar mencibir, mengejek kepolosan Harriet.

 

"Keluarga Janita belum runtuh, kalian sudah ingin memberontak? Benar-benar terlalu nggak sabaran

 

Adriel menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian, dia berdiri dengan tangan di punggungnya dan berkata kepada orang-orang anggota keluarga Janita di belakangnya. "Jangan ambil tindakan. Aku sendiri yang akan membunuh mereka semua."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1581 Membakar Langit ~ Bab 1581 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 10, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.