Bab 1985
Mungkin nanti Saka bisa melemparkan
tuduhan kepada Kelly setelah membunuh Adair.
Kelly tetap diam dan tak bereaksi.
Saka mulai merasa tidak senang, dia
menegur, Kamu ini agak nggak sopan, ya. Aku juga bukan ingin merampas kehormatanmu...
"
Sambil berbicara, Saka berjalan ke
belakang Kelly. Dia merasakan ada yang tidak beres, lalu tiba-tiba berseru
terkejut, "Astaga! Apa kamu benar-benar bisa tahan?"
Yang terlihat adalah Kelly sedang
duduk bersila di sana. Matanya tertutup rapat, bulu matanya tertutup lapisan
tipis es. Napasnya sangat lemah, sepertinya dia sedang di ambang kematian.
Kelly telah lama menahan diri.
Sebelum dia membuat pilihan, dia sudah hampir mati kedinginan.
Saka mengerutkan alisnya dan mulai
berpikir cara menyelamatkannya.
Jika Saka memaksa untuk menyatukan
tubuh mereka sekarang, itu sudah tidak berguna. Tubuh Kelly terlalu lemah,
sementara tubuhnya terlalu kuat.
Kelly bisa-bisa mati di sini...
"Hubungan antara keluarga
Syahrir dengan keluarga Atmaja terkait dengan pernikahan mereka. Kalau dia mati
di sini, kamu nggak akan bisa lepas tanggung jawab, Jayub ada di luar, dia bisa
merusak aturan secara diam-diam dan menyerangmu," ucap Marina dengan dingin.
"Jadi maksudmu apa?" tanya
Saka sambil melirik Marina.
"Itu sangat mudah, aku Aku bisa
membantumu," jawab Marina. "Aku akan mengambil tanggung jawab atas
kematiannya. Tapi kamu harus melepaskan Renan," lanjutnya dengan dingin.
Saka memutar matanya dan berkata,
"Renan sudah memperlakukanmu dengan buruk. Kamu masih mau mengorbankan
nyawamu untuknya?"
Jika orang sepenting Kelly meninggal,
Marina mungkin juga harus membayar dengan nyawa.
"Aku... berutang padanya!"
ucap Marina sambil menggertakkan giginya.
"Dia ini suka disiksa, ya?"
pikir Saka.
Saka tertawa sinis dan berkata,
"Kamu milikku. Tanpa persetujuanku, kamu nggak bisa mengorbankan hidupmu
untuk orang lain."
Marina sedikit terkejut.
"Aku milikmu?" pikirnya.
Kata-kata ini membuat Marina merasa
aneh. Ada rasa penolakan, marah, dan perasaan aneh yang tidak bisa dia jelaskan
di hatinya..
Marina mengerutkan keningnya dan
berkata, "Dulu ketika Adriel dikepung oleh para leluhur tujuh keluarga
besar, hanya satu orang yang selamat, yaitu Jayub. Itu menunjukkan betapa
kuatnya dia. Apa kamu benar-benar ingin menghadapi Jayub setelah perjalanan di
Gunung Reribu selesai?"
"Kuat apanya?" ucap Saka
dengan nada meremehkan.
Dia memutar matanya dan mencemooh.
Dulu Jayub jelas-jelas adalah orang pertama yang kabur waktu itu. Jika dia
bertahan, Saka sudah membunuhnya dengan sisik emas.
Namun, sekarang Saka tidak punya
sisik emas. Dia harus mencari cara lain untuk menyelamatkan Kelly.
Setelah berpikir sejenak, dia
mengeluarkan pil obat terakhir miliknya.
Dulu Wennie menggunakan banyak bahan
obat langka untuk membuat banyak obat pil. Saka dan orang-orang lainnya juga
banyak menggunakannya dan ini adalah pil terakhirnya.
Akan tetapi, pil ini hanya bisa
mempertahankan nyawa Kelly sementara.
"Semoga investasiku ini ada
hasilnya," gumam Saka.
Dia mencoba memasukkan pil itu ke
mulut Kelly, tetapi rahangnya terkunci rapat, membeku oleh dingin.
Saka tidak bisa berbuat apa, dia
berkata. "Baiklah, aku izirıkan kamu mengambil keuntungan dariku
sekali..."
Saka memasukkan pil itu ke mulutnya
sendiri, lalu membungkuk ke bawah.
Di bawah tatapan sinis Marina, Saka
membungkuk dan mencium bibir Kelly. Dia mentransfer pil dan energi hangat ke
tubuh Kelly, sekaligus mencairkan lapisan es di bibirnya.
Aroma harum seperti bunga plum di
tengah salju menyentuh hidungnya.
"Benar-benar klise," pikir
Saka sambil tersenyum kecil. Dia perlahan-lahan memberikan obat itu ke mulut
Kelly.
Baru saja obat itu masuk ke mulut,
kekuatan obat dan energi hangat mulai menyebar perlahan. Ketika obat
benar-benar larut, kelopak mata Kelly bergetar beberapa kali, kemudian dengan
susah payah dia membuka mata dan bertatapan dengan mata Saka.
Mata Kelly awalnya tampak kosong,
lalu berubah menjadi ketakutan.
"Pergi sana!" teriaknya.
No comments: