Membakar Langit ~ Bab 1991

Bab 1991

 

"Tuan Muda!"

 

Ekspresi orang paruh baya itu sontak berubah, dia menatap Adair.

 

Setelah perbatasan ketiga, pemandangan yang ada hanya boleh dinikmati oleh tujuh keluarga besar dan keluarga kerajaan.

 

Mana mungkin orang biasa boleh melihatnya?

 

Itu sama saja ibarat menunjukkan makan enak di hadapan kaum orang miskin.

 

Tentu itu akan membuat orang lain berpikiran macam-macam.

 

"Kenapa harus takut?" tanya Adair sambil tersenyum. "Biarkan saja dia, lalu tunjukkan kehancurannya kepada semua orang sehingga semangat juang yang lain langsung lenyap."

 

Orang paruh baya itu tampak agak kaget, lalu menghela napas dan mengakui, "Visi Tuan Muda memang jauh sekali ke depan."

 

Sementara itu, Julio sudah memulai siaran langsungnya.

 

Di sekitar Pegunungan Tunaga, ada tempat istirahat yang sekaligus merupakan tempat penerimaan petunjuk.

 

"Saka berhasil melewati perbatasan ketiga dan akan lanjut ke perbatasan keempat? Dia cari mati, ya!"

 

"Iya, dia agak gila sepertinya. Apa dia mau membuat sejarah..."

 

"Sejarah itu ditentukan oleh orang lain, memangnya dia itu siapa sih," dumal salah seorang yang lain.

 

"Itu Saka, kalau itu... Adair!"

 

Sementara itu, di Sungai Causta yang terletak di luar.

 

Ekspresi semua orang sontak berubah saat melihat apa yang terjadi. Cecil, Wennie dan yang lainnya sedang rapat dan berdiskusi.

 

"Saka..." Wennie tampak agak kaget. Ekspresinya refleks berubah saat melihat siaran langsung.

 

Adair duduk dengan tenang di bawah pohon liur naga, sorot tatapannya tampak santai dan acuh tak acuh. Saka yang berdiri di depannya terlihat menantang.

 

"Tempat ini adalah perbatasan keempat Pegunungan Tunaga, hanya keluarga besar dan keluarga kerajaan yang boleh ke sini. Tapi, hari ini kalian semua bisa melihat tempat ini berkat keberuntungan Saka."

 

Suara tenang Adair terdengar dari siaran langsung.

 

"Level keempat pasti sangat berbahaya, ya?" tanya Wennie agak takut.

 

Ekspresi Cecil pun berubah menjadi agak tidak enak dilihat. "Aku bukan keturunan keluarga Dimasta, jadi aku nggak berhak tahu soal ada apa di perbatasan keempat. Tapi, katanya nggak ada orang luar yang berhasil selamat dari sana..."

 

"Apa?"

 

Wennie benar-benar terkejut.

 

"Tenang, kita lihat saja dulu baru kita bicarakan."

 

"Jangan lupa, dia 'kan punya ... itu!" timpal Leony.

 

Teknik Penerobos Surgawi!

 

Wennie jadi sedikit lebih tenang saat mengingat kembali betapa tidak terkalahkannya Adriel setiap kali menggunakan Teknik Penerobos Surgawi, tetapi tetap saja ekspresinya terlihat cemas. Dia menonton siaran langsung dengan saksana.

 

Di perbatasan keempat.

 

Adair menatap Saka sambil tersenyum kecil. "Sudah puas?"

 

"Memang yang berasal dari keluarga bangsawan itu pasti bisa menangani masalah dengan baik."

 

Saka balas tersenyum kecil sambil melirik semua orang dan berkata, "Mau serangan beruntun atau serentak?"

 

Dia sudah terbiasa.

 

Adair pun tersenyum. "Kamu pikir perbatasan keempat ini cuma hiasan? Lebih baik ke hadapanku dulu baru bicara."

 

Tiba-tiba, ada sebuah tangan yang terjulur keluar dari dalam tanah di bawah pohon liur naga!

 

Disusul oleh satu per satu tangan lainnya.

 

Sekujur tubuh mereka tertutup lumpur, wajah mereka sudah tidak terlihat lagi. Mereka berjalan lambat dengan tubuh yang sudah mengering, tetapi semuanya memancarkan aura yang sangat kuat.

 

Saka pun mengernyit.

 

Ada sinar keemasan yang samar - samar terpancar dari semua orang itu seolah-olah mereka sudah lama menyatu dengan pohon liur naga ini. Aura mereka terasa begitu misterius dan kuat.

 

Mereka adalah mumi yang berada di tingkat langit tahap kesembilan!

 

Dan ada enam orang di hadapannya!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1991 Membakar Langit ~ Bab 1991 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.