Bab 2003
Wanita itu menatap Saka dengan tenang
dan berkata, "Anggur merahnya habis. Teh pucuk, bagaimana?"
Saat itu.
Di luar, Julio dan yang lainnya masih
sibuk mencerna efek buah liur naga yang baru mereka konsumsi. Namun tiba-tiba,
gemuruh besar mengguncang tanah di bawah mereka.
"Apa yang terjadi? Gempa
bumi?!" seru Novea dengan wajah terkejut.
Gempa di Pegunungan Tunaga bukanlah
gempa biasa. Jika terjadi, itu hanya berarti satu hal, nadi naga telah
sepenuhnya terbangun!
"Tidak, ini bukan gempa biasa!
Ini berasal dari perbatasan kelima!" ujar Julio, yang kini bahkan
melupakan buah liur naga yang tengah dia cerna.
Dengan tubuh tegang, dia berdiri
dengan cepat, matanya menatap ke arah perbatasan kelima dengan penuh
keterkejutan.
Dari kejauhan, mereka bisa melihat
kabut di sekitar perbatasan kelima yang bergolak liar. Suara gemuruh terus
terdengar dari dalam, seperti ada makhluk yang begitu luar biasa kuatnya sedang
mengamuk di sana, membuat perbatasan itu seolah tidak mampu menahannya. Getaran
itu bahkan menjalar ke tanah di sekitar mereka.
"Bagaimana mungkin? Perbatasan
kelima, berdasarkan desainnya, nggak mungkin bisa dihancurkan secara
paksa!" teriak Novea, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Ini ada yang nggak benar! Sial,
ini... ini benar-benar di luar dugaan!" ujar Julio, merasa jantungnya
berdegup kencang, sudut matanya berkedut tajam.
Selama bertahun-tahun, tidak
terhitung jumlahnya para genius yang luar biasa berbakat telah mencoba melewati
perbatasan kelima. Mereka membawa pusaka keluarga yang paling berharga,
menggunakan segala cara licik untuk mencurangi aturan. Namun, tidak ada yang
pernah membuat keributan sebesar ini.
Perbatasan kelima juga belum pernah
dihancurkan secara paksa sebelumnya. Bahkan keberhasilan Saka dan dua rekannya
mencapai perbatasan kelima sudah dianggap sebagai sejarah besar. Namun, ini?
Apa yang terjadi sekarang jauh lebih mencengangkan!
"Apa yang sebenarnya memengaruhi
perbatasan kelima ini?" tanya Novea dengan penuh kekhawatiran, wajahnya
serius.
Dia mencoba memikirkan berbagai
kemungkinan. Namun faktanya, hanya ada Saka dan dua orang lainnya yang baru
saja masuk ke dalam perbatasan kelima.
Mereka adalah satu-satunya variabel
yang berbeda dari biasanya.
"Mereka? Mana mungkin! Mereka nggak
cukup kuat untuk membuat perbatasan kelima bergolak seperti ini!" ujar
Julio dengan wajah masam. "Mungkin kita harus bertanya langsung kepada
pengelola di luar sana untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi..."
Saat itu, di luar perbatasan kelima.
Tanpa perlu menunggu pertanyaan
mereka, Jayub sudah berdiri dengan cepat.
Matanya dipenuhi keterkejutan yang
mendalam, terpaku pada layar pemantauan di depannya. Layar itu menampilkan
kekacauan yang terjadi di dalam perbatasan kelima.
Wajah Tetua Garen tampak pucat dan
panik. Dia tergagap, tidak tahu harus berkata apa. "Leluhur, ini... apa
yang sebenarnya terjadi?" ujarnya dengan susah payah.
Pada layar, kabut di perbatasan
kelima semakin bergolak, semakin liar. Seolah-olah ada kekuatan luar biasa yang
mengacaukan segala sesuatunya di sana.
Namun, di hati Jayub, gelombang
kejutannya jauh lebih dahsyat daripada yang terlihat di wajahnya. Dia menatap
layar itu dengan tajam, tidak berkata sepatah kata pun.
"Apakah mungkin nadi naga akan
benar-benar terbangun?" ujar Tetua Garen sambil menelan ludahnya dengan
susah payah, suaranya penuh ketakutan.
Jayub perlahan menggelengkan kepala.
Suaranya terdengar berat, penuh keyakinan saat berkata, " Nggak, ini bukan
karena itu."
Dia tidak menjelaskan alasannya,
tetapi nada bicaranya begitu tegas, tak terbantahkan. Namun, hanya sesaat
kemudian, ekspresinya menjadi lebih serius. Dengan suara berat, dia berkata,
"Ada kekuatan yang jauh melampaui batas yang bisa ditanggung oleh
perbatasan kelima. Itu sebabnya, perbatasan ini hampir meledak karena tidak
mampu menahannya!
Dia berhenti sejenak, lalu
menambahkan dengan nada mendalam, "Aku curiga, ada sosok luar biasa yang
telah masuk ke dalam perbatasan ini!"
"A-apa? Itu ... Nggak mungkin!
Bagaimana mungkin? Bukankah perbatasan ini dirancang langsung oleh Guru Negara?
Siapa yang bisa menghancurkannya dengan paksa?" seru Tetua Garen dengan
suara tak percaya.
Guru Negara adalah salah satu
kekuatan tertinggi di Negara Elang!
Perbatasan yang dirancang secara
pribadi oleh Guru Negara kini tidak mampu menahan kekuatan seseorang?
Siapa orang ini sebenarnya?
No comments: