Bab 2016
Sepertinya ini adalah pilihan yang
baik bagi Shawn untuk mengorbankan nyawanya demi menguras kekuatan Adair.
"Lukanya sembuh dengan cepat,
memang pasangan latihan yang sangat baik."
Adair menyipitkan matanya, lalu
tiba-tiba berkata, " Kalau kamu berlutut, aku akan mengampunimu."
Shawn terlihat sedikit pucat, tetapi
Teknik Nirwana itu memerlukan banyak esensi darah.
Namun saat itu, Shawn menatap
lawannya dengan tenang dan berkata, "Kamu bahkan nggak berani untuk
menerobos perbatasan kelima. Mau seberapa tinggi pun tingkatmu, kamu tetaplah
orang lemah dan nggak layak mengucapkan kata-kata ini."
"Cari mati!"
Adair berteriak marah sambil
mendekati Shawn, lalu mengangkat kaki untuk menyapunya. Shawn memblokirnya
dengan tombaknya dan hanya terdengar suara ledakan.
Shawn menggenggam tombaknya dengan
kuat, telapak tangannya retak dan tubuhnya terhempas kembali.
"Belum selesai!"
Adair membuat segel tangannya lagi,
lalu tiga Dewa Petir di belakangnya menerjang ke arah Shawn dan hampir
membunuhnya. Ada luka di sekujur tubuhnya, bahkan tulangnya juga terlihat.
"Sekarang kamu tahu kesenjangan
di antara kita, kan? Begitu aku melengkapi diriku, aku bisa menekanmu hanya
dengan mengangkat tangan! Hidup dan matimu ada di tanganku!"
Adair melangkah maju selangkah demi
selangkah sambil menatap Shawn dengan tatapan mengejek.
Namun pada saat itu, dia tiba-tiba
tertegun saat melihat kabut di perbatasan kelima yang perlahan -lahan mulai
menghilang.
Ekspresi Adair tiba-tiba berubah,
lalu dia berkata dengan bingung dan ragu, "Apa yang terjadi?"
"Perbatasan kelima akan
menghilang?" ucap Wafa dengan tidak percaya.
Saat ini, semua orang di berbagai
tempat sedang memandang ke arah perbatasan kelima dengan tatapan heran.
Guru Negara yang ditetapkan telah
menghilang, apa yang terjadi?
https://novel-terjemahan.myr.id/
"Apa karena guncangan hebat yang
terjadi di perbatasan kelima sebelumnya, sehingga menyebabkan kekuatan
perbatasan kelima habis lebih awal?" Adair tidak bisa menyembunyikan rasa
terkejutnya. Lalu, dia menoleh ke arah Shawn dan berkata sambil mengernyit,
"Hanya dengan kemampuanmu, bisa membuat perbatasan kelima menghabiskan
begitu banyak kekuatan untuk mengujimu?"
Shawn awalnya merasa bingung saat
melihat kabut di perbatasan kelima itu. Namun, setelah mendengar kata-kata ini,
dia sedikit terkejut.
Kemudian, dia perlahan-lahan paham
dan berkata dengan pelan, "Ternyata, aku bisa melewati ini dengan mudah,
itu karena kamu
"Apa yang kamu katakan?"
tanya Adair dengan ekspresi bingung.
Shawn tidak menghiraukannya. Dia
hanya menatap ke arah perbatasan kelima yang akan segera lenyap dan seketika
tersadar.
Dia akan datang
Saking terkejutnya mendengar
kata-kata itu, Wafa ternganga dan berkata, "Sebentar, maksudmu, kamu bukan
orang yang mengacau di perbatasan kelima?"
Adair langsung tertegun, kalau bukan
dia, berarti
Segera setelah itu, mereka hanya
melihat suara langkah kaki yang datang dari kabut yang makin memudar di
perbatasan kelima.
Kemudian, sebuah sosok menerobos
kabut dan melangkah keluar. Tubuhnya tinggi dan tegap, matanya cerah. Dia
menatap pemandangan di depannya dengan agak terkesiap, kemudian tersenyum dan
berkata, "Apa aku datang terlambat? 11
Suasana di lokasi terasa agak hening.
"Saka?" Ucapan Wafa yang
terkejut memecah keheningan. "Kamu, kamu... perbatasan kelima itu,
ternyata kamu..."
Dia merasa sangat terkejut.
Bukan hanya dia, saat ini,
orang-orang di berbagai tempat juga tampak tidak percaya.
"Dia juga sudah melewati
perbatasan kelima?"
Julio melihat ke puncak gunung dengan
kaget.
Kabut perlahan-lahan menghilang,
memperlihatkan sosok Saka.
Novea tiba-tiba tertegun, lalu
berseru kaget, "
Bukan hanya melewatinya, dia muncul
dan menghilang di perbatasan kelima, dan pengacau di perbatasan kelima adalah
... "
Saat ini, di puncak gunung, tatapan
tiap orang sangat berbeda.
"Shawn, kamu juga mengalami hari
di mana kamu dihajar seperti ini?"
Saka tersenyum, lalu melangkah pergi.
Di belakangnya, kabut yang perlahan menghilang tiba-tiba bergejolak, kemudian
masuk ke dalam tubuh Saka!
Secara perlahan, tatapan Saka makin
dalam, seolah-olah ada badai awan putih yang bergejolak di dalamnya. Dia
melewati Shawn, lalu menerjang ke arah Adair sambil tersenyum lembut.
"Kamu istirahatlah, sekarang,
aku yang akan memberinya pelajaran."
No comments: