Bab 2018
Namun, saat ini tiba-tiba dia
merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan muncul perasaan tidak nyaman yang
tidak bisa dijelaskan dalam hatinya.
Dalam waktu bersamaan, liontin batu
alam di dadanya juga menjadi panas.
Dia sedikit tertegun dan segera
ekspresi wajahnya berubah drastis, dia langsung mundur. Kini liontin batu alam
di dadanya seperti terbakar dan membuatnya terbangun seketika.
Detik berikutnya, dia terkejut
melihat sebuah tinju sudah menghantam di depan matanya!
Di belakang tinju itu terdapat
sepasang mata misterius Saka yang seolah-olah dipenuhi kabut!
Dalam sekejap, dia memahami
segalanya!
Dia berteriak keras dan mengangkat
tangan untuk menahan.
Namun, dengan suara dentuman, pukulan
itu menyingkirkan lengannya dan satu pukulan menghantam wajahnya. Kini mulutnya
berdarah dan dirinya terlempar jauh ke belakang.
Dia segera mengubah posisi, mundur
dengan cepat dan menatap ke depan dengan marah!
Ternyata area yang diserang
sebelumnya masih utuh, tidak ada puncak gunung yang hancur sama sekali!
Sedangkan Saka berdiri tidak jauh di
depan matanya. Dia tidak terluka sedikit pun, bahkan rambutnya pun masih rapi.
"Teknik ilusi" ujar Adair
dengan bibir yang berdarah dan penuh emosi.
"Ya," jawab Saka.
Saka melihat ke arah Adair dan
tersenyum santai sambil berkata, "Hampir berhasil, sayang sekali... "
Teknik ilusi adalah hasil yang Saka
pelajari dari perbatasan kelima dan kini dia mencobanya pada Adair.
Meskipun belum mahir dan cukup
melelahkan saat menggunakannya, tetapi hasilnya cukup efektif dan hampir saja
berhasil.
Adair justru tiba-tiba tersadar pada
saat-saat penting seperti tadi.
"Bagaimana dengan kejutan
ini?" tanya Saka sambil tersenyum.
Adair menggenggam erat liontin batu
alam di tangannya, menarik napas dalam-dalam dan wajahnya tampak tidak baik.
Liontin batu alam ini adalah benda curang yang disiapkannya untuk melewati
ujian perbatasan kelima.
Secara khusus menahan teknik ilusi.
Namun, meskipun adanya liontin batu
alam pemecah teknik ilusi yang mengingatkan, dirinya tetap terserang oleh Saka.
Sungguh penghinaan besar!
"Apa dia memiliki penelitian
yang begitu dalam tentang teknik ilusi?" ujar Wafa.
Wafa menatap dengan aneh dan terkejut
dari jarak yang tidak jauh.
Tadi dalam tatapan mereka, Adair
masih sedang menyerang sambil berteriak penuh semangat seperti orang gila.
Sedangkan Saka sedang menunggunya
selesai menyerang, lalu membalasnya dengan sederhana dan langsung.
"Teknik ilusi yang kuat,"
ujar Julio dengan terkejut.
https://novel-terjemahan.myr.id/
"Apa itu berhubungan dengan
perbatasan kelima?" tanya Novea.
Novea teringat saat Saka keluar dari
perbatasan, sedikit kabut dari perbatasan kelima menyatu ke dalam tubuhnya.
Di medan perang, Saka masih merasa
sedikit menyesal, sayangnya teknik ilusi ini belum matang. Tampaknya sekarang
dia hanya bisa melakukan serangan di luar dugaan.
Namun, bagaimanapun juga, kini
dirinya juga bertambah sebuah senjata.
Adair menatap Saka dengan tajam dan
tatapannya dipenuhi dengan rasa malu dan energi jahat. "Aku sudah bersiap,
jadi teknik ilusimu sama dengan nggak berfungsi. Ingin bertarung dengan tingkat
kultivasi, dirimu masih kurang layak!" ujar Adair.
Setelah perkataan itu diucapkan, dia mengendalikan
tiga Dewa Petir untuk menyerang Saka dan seketika ketiga Dewa Petir bergerak
bersamaan, menggerakkan lautan petir yang menggelegar.
Ekspresi Wafa agak berubah. Tadinya
Saka menggunakan teknik ilusi untuk menyerangnya.
Kini adalah pertarungan nyata dengan
tingkatan kultivasi. Apakah Saka sanggup?
Saat ini, Wafa terkejut karena dia
melihat adanya kolam darah yang muncul secara aneh di bawah kakinya.
"Jangan bergerak dulu, tunggu
sebentar," ujar Wafa.
Wafa segera memperingatkan dengan
suara pelan. Dia memandang Saka dengan tatapan bingung dan berkata, "Orang
ini memiliki terlalu banyak teknik dan identitasnya sangat misterius. Mari kita
manfaatkan kesempatan ini untuk mengetahui latar belakangnya."
Saat ini, berbagai tatapan tertuju
dari seluruh Pegunungan Tunaga, sedang mengamati pertarungan ini dengan gugup!
Menghadapi tiga Dewa Petir itu, Saka
tidak menghindar sama sekali. Kini dia mengangkat tinju kanannya yang
memancarkan cahaya keemasan, lalu menyerang dengan kuat. Kini serangannya
bertabrakan dengan segel Dewa Petir.
Dengan suara ledakan, gelombang besar
mengguncang tempat itu. Lengan kedua orang itu bergetar hebat dan suara petir
menggema di sana.
Kekuatan itu menyebar jauh. Bahkan
orang-orang dengan kemampuan yang agak lemah akan merasa ketakutan.
Kini keduanya bertarung dengan cepat
dan terus -menerus bertabrakan. Memancarkan cahaya yang terang dan saat ini
langit telah tertutupi oleh warna emas dan perak.
Pertarungan ini sangat sengit, sehingga
membuat semua orang pucat dan menunjukkan ekspresi tak percaya.
Karena mereka melihat ternyata Saka
benar-benar menghalangi serangan Adair. Keduanya tampak seimbang!
Hanya dalam sekejap, mereka telah
bertarung ratusan bahkan ribuan kali, dengan kecepatan yang sulit dibayangkan.
Adair menatap dengan dingin dan
sedikit tidak percaya.
Dirinya sudah pulih ke puncak, bahkan
mungkin lebih dari itu, tetapi dirinya masih tidak bisa membunuh Saka!
No comments: