Bangkit dari Luka ~ Bab 106

Bab 106

 

Nindi mengulurkan tangan untuk menarik sabuk pengaman, tetapi sabuk itu tersendat.

 

Cakra merasa tidak tahan melihatnya, lalu membungkuk untuk mengikatkan sabuk pengaman padanya.

 

Saat ini, posisi tubuh mereka sangat dekat.

 

Nindi bisa mencium bau bir dari tubuhnya.

 

Dia juga bisa melihat bulu mata lentik pria itu.

 

Nindi menahan napas dan kepalanya terasa panas, tiba-tiba dia memeluk lengan Cakra.

 

Tangan Cakra terhenti, dia menoleh dan melihat mata almondnya yang hitam dan jernih.

 

Tenggorokannya sedikit bergetar saat berbicara, " Bagaimana...?"

 

Nindi mendekat dan langsung menciumnya, setelah melakukan gerakan itu, dia merasa sangat tegang.

 

2

 

Cakra tetap diam, lampu jalan di luar mobil membuat wajahnya buram. Sulit untuk melihat ekspresinya saat itu.

 

Nindi berkata dengan terbata-bata, "Pak, kalau kamu nggak punya pacar, bagaimana pendapatmu tentang aku?"

 

Pupil Cakra menyempit dengan tajam.

 

Dia seolah-olah tersengat listrik, lalu dengan cepat menarik kembali tubuhnya.

 

Tangannya langsung diletakkan di atas kemudi," Kamu mabuk."

 

Setelah mengatakan itu, Cakra menyalakan mobil dan mengarahkannya ke apartemen.

 

Sepanjang perjalanan, mereka tidak berbicara.

 

Setelah beberapa saat, Cakra baru merasa tenang, dan mobil berhenti di depan lampu merah.

 

Dia berpikir sejenak dan membuka mulut, "Kamu masih muda, belum mengerti bagaimana perasaan itu."

 

Setelah selesai berbicara, suasana di dalam mobil pun hening.

 

Cakra menoleh ke kursi penumpang depan, dan mendapati kalau Nindi sudah tertidur.

 

Dia memandangi gadis yang sedang tidur itu dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

 

Sudah bertahun-tahun dirinya hidup, tetapi belum pernah dihadapkan pada situasi semacam itu, dan ternyata dalang utamanya tertidur pulas.

 

Semoga saat Nindi bangun besok pagi, dia tidak ingat apa yang terjadi sekarang.

 

Cakra mengemudikan mobil kembali ke apartemen.

 

Dia menepuk dahi Nindi sambil berkata, "Bangun."

 

Nindi menepuk tangannya, berbalik dan melanjutkan tidurnya.

 

Cakra tidak punya pilihan, akhirnya dia menggendong Nindi kembali ke apartemen.

 

Dia menatap Nindi yang terbaring di tempat tidur, membantunya melepas sepatu hak tingginya, dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

 

Dia berdiri di tepi tempat tidur dan memandang wanita itu sejenak, matanya penuh dengan ekspresi yang kompleks dan dalam.

 

Cakra berbalik untuk pergi, tak lama dari belakang terdengar suara, "Ibu, aku ingin minum air."

 

Langkah Cakra terhenti, ketika dia mendengar suara lembut memanggil "Ibu", dadanya terasa sesak, seolah-olah tidak bisa bernapas.

 

Cakra pergi untuk menuangkan segelas air dan membawa air itu ke dekatnya.

 

Cakra duduk di tepi tempat tidur dan membantunya duduk untuk minum.

 

Setelah selesai minum, Nindi langsung memeluknya, "Ibu, aku sangat merindukanmu. Hanya kamu yang terbaik untukku."

 

Tangan Cakra menggenggam erat gelasnya.

 

Saat itu, dia merasa seolah-olah berada di dasar lautan, lalu perlahan tenggelam, dan tidak akan pernah bisa bangkit lagi.

 

Di tengah malam, cahaya lampu dari luar menerangi ruangan.

 

Cakra menatap gadis yang sedang tertidur itu, dia merasakan dengan samar ada sesuatu yang telah berubah.

 

Keesokan paginya.

 

Nindi terbangun dengan kepala yang sangat sakit, dia meremas-remas kepalanya yang terasa pusing.

 

Apa dia minum terlalu banyak semalam?

 

Pada awalnya, dia diam-diam minum sedikit saat Cakra tidak ada, dan setelah itu dia tidak ingat apa yang terjadi.

 

Nindi menyadari bahwa dia masih mengenakan gaun yang sama seperti kemarin, terasa agak sesak dan tidak nyaman.

 

Dia segera pergi mandi, setelah itu dia merasa sedikit lebih baik.

 

Nindi masih tidak bisa mengingat apa yang sebenarnya terjadi setelah dia mabuk semalam.

 

Dia berpikir-pikir dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke apartemen sebelah. Sesampainya di sana, dia langsung memasukkan kode sandi dan masuk.

 

Ternyata, justru dia melihat Cakra keluar dengan mengenakan jubah mandi longgar, sepertinya baru saja selesai mandi.

 

Nindi langsung melihat otot perutnya.

 

Tatapan Nindi beralih sejenak, dan suhu di wajahnya langsung naik dengan cepat!

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 106 Bangkit dari Luka ~ Bab 106 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 24, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.