Bangkit dari Luka ~ Bab 107

 

Bab 107

 

Cakra merasa sedikit canggung saat melihat Nindi.

 

Cakra merapikan jubah mandinya, suaranya terdengar tenang, "Sudah bangun?"

 

"Hmm, cuma kepalaku agak pusing."

 

Cakra terdiam sejenak, kemudian memandang Nindi, "Masih ingat apa yang kamu lakukan semalam?"

 

Nindi berusaha mengingat, tetapi karena tidak ada sedikit pun memori di kepalanya, akhirnya dia menggelengkan kepala, "Nggak ingat. Apakah aku melakukan hal yang memalukan?"

 

Tidak mungkin!"

 

Cakra menatap Nindi dalam-dalam, ekspresinya seolah bisa membaca pikirannya, karena Nindi memang tidak bisa menyembunyikan apa yang ada di dalam pikirannya.

 

Dari ekspresinya, Cakra bisa memastikan bahwa dia benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam.

 

Semalam, Cakra tidak tidur karena hal ini.

 

Sekarang Cakra merasa mungkin dia terlalu khawatir.

 

Cakra menghela napas lega, "Gadis yang mabuk di malam hari itu berbahaya, lain kali jangan minum alkohol lagi."

 

Nindi merasa agak malu, dan dengan gugup berkata, "Semalam aku nggak sengaja mabuk, padahal aku cuma ingin minum sedikit."

 

Cakra menyipitkan matanya, "Alkohol bisa membuat otakmu tumpul, padahal otakmu saja sudah nggak terlalu tajam."

 

Nindi merasa sedikit tertekan.

 

Namun, dia melihat Cakra membawa secangkir air madu, dengan suara dingin berkata, "Minum ini."

 

"Terima kasih."

 

Nindi memegang cangkir itu dan meminum beberapa teguk, sambil diam-diam memandang Cakra, "Pak, aku rasa kamu sebenarnya cukup perhatian. Siapa pun yang jadi pacarmu pasti akan sangat bahagia."

 

Saat Cakra mendengar kalimat itu, tatapannya menjadi lebih dalam, "Saat ini, aku nggak berencana untuk itu."

 

"Jadi, kamu nggak berniat pacaran? Kenapa? Apa karena sibuk dengan pekerjaan?"

 

Nindi merasa sedikit penasaran, padahal dia sempat melihat Cakra bersama seorang gadis di restoran waktu itu.

 

Cakra menyadari dan sengaja menahan ekspresinya, "Karena kriteriaku sangat tinggi, jadi belum bertemu yang cocok."

 

Nindi diam-diam melirik Cakra, "Lalu, apa saja kriteriamu?"

 

"Anak kecil, kenapa banyak tanya? Nanti waktu kamu kuliah, ketemu pria yang cocok, kamu akan ngerti. Setiap orang punya kriteria yang berbeda."

 

"Oh, ya sudahlah."

 

Nindi menundukkan pandangannya. Apa kata-kata Cakra ini berarti dia tidak tertarik padanya?

 

Memang benar, Cakra tampan, pekerjaannya juga bagus, pasti banyak gadis yang suka padanya.

 

Nindi yang tadinya sedikit berharap, sekarang merasa kecewa berat.

 

Dia tidak punya apa-apa sekarang, mungkin tidak cukup dalam kriteria apa pun!

 

Cakra melirik Nindi yang menunduk, lalu berkata, " Aku ada urusan sebentar."

 

"Baiklah, kalau begitu, pergi saja."

 

Nindi menatap punggung Cakra yang pergi, lalu akhirnya meringkuk di sofa seorang diri. Sungguh mengganggu.

 

Nindi sebenarnya sudah lama menduga, bahwa Cakra dan dia tidak mungkin bisa bersama.

 

Bukan cuma karena perbedaan usia, mereka juga tidak banyak berinteraksi. Nindi pun belum pernah pacaran, jadi tidak tahu bagaimana memulai hubungan.

 

Nindi merasa sedikit jengkel.

 

Sore harinya, Nindi login ke dalam permainan dan melihat kalau pengikut di komunitasnya meningkat pesat.

 

Dia juga melihat berita utama di komunitas, "

 

Identitas asli sang streamer terkenal, Nindi: Ternyata dia adalah Nona Lesmana!"

 

Nindi tahu setelah ikut acara, identitasnya pasti akan terbongkar.

 

Dia tidak berniat menyembunyikan apa pun.

 

Lebih baik terbongkar, daripada rumor tentang dia punya sponsor yang tidak bisa dibersihkan.

 

Nindi mengundang Luna untuk bermain bersama.

 

"Sania itu gadis lemah yang sok suci, dia malah menyebarkan kebohongan tentangmu di live stream, keterlaluan!" ujar Luna.

 

Nindi membuka video yang dikirimkan Luna.

 

Sania tampil seperti gadis lemah yang terbungkus perban di tangan dan kepala, dengan plester di tubuhnya.

 

Sania menangis di depan kamera, "Kak Nindi, meskipun kamu nggak angkat telepon dan nggak balas pesanku, bahkan sampai memutus hubungan keluarga dengan kami, aku tetap ingin memberitahumu, kakak-kakakku sangat khawatir padamu. Kejadian di pesta itu cuma kecelakaan, semoga kamu nggak marah dan pulang!"

 

Beberapa penggemar meninggalkan komentar, " Sania, jangan menangis, aku jadi sakit hati."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 107 Bangkit dari Luka ~ Bab 107 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 24, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.