Bab 512
Nindi menatap Sania. "Lakukan
saja pekerjaanmu dengan baik. Jangan mempermalukan dirimu lagi. Apa kamu pikir
Kak Darren akan mentolerirmu untuk kedua kalinya?"
Sania mendengus dingin. "Kamu
cuma iri karena Kak Darren baik padaku, makanya kamu menargetkanku dan sengaja
kembali ke keluarga Lesmana untuk merebut barang-barangku."
"Barang-barangmu?"
Ekspresi Nindi tampak muram.
"Semua yang kamu dapatkan adalah milikku. Aku adalah putri kandung
keluarga Lesmana dan kamu cuma pantas memungut sisanya."
Sania langsung naik pitam.
"Lihat saja nanti, suatu hari kamu pasti menyesal!"
"Kalau begitu akan kutunggu.
Lagi pula, setelah kembali ke keluarga Lesmana kali ini, aku nggak akan
membiarkanmu menindasku seperti dulu. Aku akan mengambil kembali semua yang menjadi
milikku dan mengusirmu dari keluarga Lesmana!"
Nada suara Nindi rendah dan dingin.
Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi.
Sania menggertakkan gigi karena
marah. Dia tahu kalau kali ini Nindi kembali ke keluarga Lesmana pasti karena
ingin mengusirnya.
Sania melihat Audy benar-benar datang
ke acara amal. Dia langsung senang dan menghampiri Audy. Tante Audy, aku nggak
menyangka Tante akan datang."
Audy mengenakan pakaian sederhana dan
membawa tas bermerek, terlihat sangat sederhana.
Audy berkata dengan dingin.
"Panggil aku Nyonya Audy, kita nggak seakrab itu."
Jika bukan karena keluarga Ciptadi,
dia tidak akan datang.
Sania tidak tersinggung. Dia malah
mengikuti Audy dengan penuh perhatian.
Nindi sedikit terkejut melihat Audy
datang. Dia pasti datang karena keluarga Ciptadi.
Dia tidak menghampiri wanita itu,
tetapi memeriksa persiapan di area makanan.
Saat itu, dia melihat seorang wanita
berpakaian mewah tampak kurang nyaman. Nindi segera mendekat. "Apa Anda
baik-baik saja? Perlu saya panggilkan dokter?"
"Saya baik-baik saja."
Begitu Nindi melihat ibu-ibu
sosialita itu, dia baru sadar jika mereka sebelumnya pernah bertemu sekali di
rumah sakit pribadi keluarga Julian. Waktu itu mereka juga bergandengan tangan
menaiki lift.
Riska tersenyum saat mendapati bahwa
gadis itu adalah Nindi. "Eh, kamu. Kenapa kamu ada di sini?"
Awalnya dia diundang untuk
berpartisipasi dalam penjualan amal, tetapi dia tidak menyangka jika acara ini
diadakan oleh keluarga yang mengalami kecelakaan mobil waktu itu.
Riska ingat wajah Darren, jadi dia
langsung ingat saat melihat Nindi.
"Aku di sini untuk
membantu."
Nindi membantu Riska duduk di
dekatnya dan membawakannya segelas limun.
Riska langsung merasa lebih baik
setelah minum air. Dia pun melirik Nindi sambil bertanya, "Apa kamu
bekerja paruh waktu di sini?"
Saat itu, Sania dengan angkuh
menghampiri Nindi sambil berkata, "Bagaimana sih kamu mengaturnya? Kamu
menyingkirkan makanan penutup mewah yang khusus aku siapkan. Sekarang tamu
penting ingin makan, tapi nggak ada makanan. Sungguh memalukan!"
Nindi menatap Sania. "Siapa yang
ingin makan?"
"Tentu saja ibu Yanuar yang
ingin makan. Dia itu tamu paling terhormat yang datang hari ini. Apa kamu
sanggup menyinggung perasaannya? Cepat suruh orang sajikan makanan
penutupnya."
Nindi mengerutkan kening. "Ambil
saja sendiri. Aku harus menemani tamu ini, dia sedang nggak enak badan."
"Nindi, apa kepalamu terbentur?
Ibu Yanuar itu tamu paling penting. Tamu lain nggak ada apa-apanya. Kalau
sakit, pergi saja ke rumah sakit. Kenapa kamu harus menemaninya?"
Riska tidak ingin Nindi kesulitan.
"Pergilah bekerja."
Putri keluarga Lesmana ini sangat
sombong, berani-beraninya dia menyulitkan karyawan paruh waktu?
Sania memutar matanya ke arah Riska,
lalu melanjutkan, "Nindi, Kak Darren mempercayakan acara hari ini padamu.
Kalau kamu menyinggung Nyonya Audy, lihat saja bagaimana kamu akan
menjelaskannya pada Kak Darren."
Setelah mendengar ini, wajah Riska
menjadi semakin pucat.
Riska meraih tangan Nindi dan berkata
dengan panik. "A... apa kamu anggota keluarga Lesmana?"
Benar, gadis ini punya nama belakang
Lesmana.
Kupikir nama belakang yang sama itu
cuma kebetulan, nggak kusangka kalau dia orangnya.'
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: