Bab 2060
"Ternyata Adair ... kalah?
Bagaimana mungkin? Bukankah dia master ilahi setengah langkah?"
"Saka menang dengan kecepatannya
yang aneh, teknik tubuh macam apa itu?"
Adegan ini membuat mereka tidak
percaya pada mata mereka sendiri.
"Adair, apa yang terjadi?"
Saat ini, Ruvan bertanya dengan penuh
ketidakpercayaan ketika melihat adegan ini.
Adair memuntahkan darah, dia baru
tersadar setelah beberapa saat. Dia tiba-tiba menunjuk Saka dan berseru dengan
marah, "Dia... dia pasti punya senjata yang dapat mempercepat kecepatan
dan bisa bekerja sama dengan teknik tubuh untuk meledakkan kecepatan yang
aneh!"
Di tengah keterkejutannya, Saka hanya
tersenyum, lalu melangkah mendekatinya, "Oh ya? Kalau begitu, pelajarilah
perlahan-lahan setelah kamu mati, senjata dan teknik tubuh apa yang aku
gunakan..."
"Cepat pergi!" teriak Ruvan
yang ekspresi wajahnya telah berubah saat ini.
Sekarang tidak ada yang bisa
dilakukan, Saka ditambah Dahlia, Ruvan mungkin juga akan kalah dalam menghadapi
mereka!
Adair menggertakkan gigi, lalu
tiba-tiba mengumpulkan energi sejati yang membentuk sepasang sayap, kemudian
dia terbang menuju kejauhan!
Harus melarikan diri lagi... dia
merasa sangat marah dan terhina, tetapi saat ini dia hanya bisa melarikan diri
untuk menyelamatkan nyawa!
Semua orang terkejut melihat adegan
ini.
Ridwan ketakutan hingga gemetar.
Ternyata Saka begitu kuat!
Kalau begitu, di akhir Jalan
Kejayaan, apakah akan ada satu tempat untuknya...
Saka malah tertawa sinis dan
bertanya, "Mau lari ke mana?"
Dia langsung menerjang ke arah Adair
setelah selesai bicara.
Namun saat ini, tiba-tiba terdengar
suara yang tua berkata, "Ya, Adair, kamu mau lari ke mana?"
Begitu suara itu terdengar, sebuah
aura yang sangat kuat turun dari langit dan menyelimuti seluruh tempat, sosok
Adair yang melarikan diri langsung terhenti!
Saat ini, Saka tertegun, Ruvan juga
terpaku dan Dahlia juga menatap ke arah suara dengan ragu.
Namun hanya terlihat, sebuah tangan
tua tiba-tiba meraih kerah Adair, kemudian muncul sayap energi sejati di
belakang seorang pria tua dan mendarat di tempat kejadian.
Dai tersenyum sambil mengangkat Adair
dan berkata, "Anak muda, bersikap baiklah, jangan melawan, ya."
Adair melihat sosok tua ini dengan
tatapan tidak percaya, "Kamu, kamu siapa?"
Saat ini, seluruh tempat hening.
Semua orang menatap sosok tua ini
dengan ekspresi tidak percaya.
Beberapa orang menatapnya karena
kultivasinya, tetapi sebagian besar menatapnya karena ... usianya!
Ada batasan usia untuk memasuki
Gunung Reribu!
Orang ini sudah sangat tua, bagaimana
dia bisa masuk ke tempat ini?
Sementara saat ini, Saka juga terus
menatap sosok yang tidak asing ini dan tiba-tiba merasakan firasat buruk.
Sesuai dugaan, pria tua tertawa dan
berkata, "Siapa aku? Kami telah menyusun rencana begitu lama, apakah
kalian nggak menyadari identitas kami? Haha, ternyata tujuh keluarga besar
nggak sehebat yang dikabarkan!"
"Baiklah, aku akan membiarkan
kalian mati dengan jelas!"
Sambil berbicara, dia mengibaskan
lengan bajunya. Tetapi, hanya terlihat gelombang kabut hitam yang tiba-tiba
muncul di udara!
Dalam sekejap, kabut hitam memadat
dan berubah menjadi sebuah pedang panjang yang dipenuhi dengan wajah-wajah
menyeramkan dan melintang di udara!
Memancarkan kekuatan yang penuh
dengan kepedihan dan dendam!
Bahkan lebih memancarkan kekuatan
yang menghancurkan kehidupan!
"Formasi Pembantaian
Kehidupan!"
"Enam Jalur Puncak
Kematian!"
Melihat adegan ini, semua orang
merasa tidak percaya, bahkan ada yang panik hingga berteriak.
"Kamu adalah ... Enam Jalur
Puncak Kematian ...."
Adair bergumam dengan wajah yang
sangat pucat, rasa takut yang kuat muncul di dalam hatinya.
"Ya, aku adalah salah satu dari
Enam Jalur Puncak Kematian. Kami menyusun rencana begitu lama, hanya untuk
membunuh pewaris tujuh keluarga besar seperti kalian!"
Pria tua itu tersenyum sambil
mengatakan hal ini, lalu dia tiba-tiba menoleh ke samping dan berbicara dengan
suara keras kepada Saka yang wajahnya terlihat suram, "Tuan Muda, apakah
kita juga akan memasukkan Adair ke dalam Formasi Pembantaian Kehidupan
ini?"
Begitu perkataannya terucap, seluruh
tempat menjadi sangat hening.
Semua orang menatap Saka yang membeku
di tempat dengan tatapan yang sulit dipercaya.
"Tuan Muda? Dia adalah... Enam
Jalur Puncak Kematian?"
Adair menatap Saka dengan ekspresi
tidak percaya.
Sementara itu, Wennie, Dahlia dan
Ruvan juga menatapnya dengan ekspresi tidak percaya.
Saat ini, di bawah tatapan semua
orang, wajah Saka terlihat sangat muram, dia perlahan-lahan mengepalkan
tinjunya dan menatap ke arah pria tua di udara.
Namun, pria tua itu hanya menyeringai
dan menatap Saka dengan tatapan yang agak licik.
Dia tersenyum sinis dan berkata,
"Sudah menebak sekian lama, tapi nggak bisa menebak rencana kalian,
benar-benar sial ... "
"Siasat yang bagus... "
kata Ruvan.
Link Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: