Bab 2082
"Kamu ingin kami... bergabung
dengan Enam Jalur Puncak Kematian?" tanya Adair dengan ekspresi muram.
Renan meletakkan tangannya di
belakang punggungnya, saling menatap dan berkata dengan nada dingin,
"Bukankah bagus kalau bergabung dengan Enam Jalur Puncak Kematian? Setelah
aku bergabung dengan Enam Jalur Puncak Kematian, aku baru menyadari kalau keajaiban
dalam organisasi itu nggak ada hentinya."
"Misalnya, aku naik tingkatan
dari tingkat langit tahap kesembilan menjadi master ilahi cuma dalam beberapa
hari. Jadi, aku akan memberi kalian kesempatan!"
Aura di tubuhnya sangat dingin
sehingga memberikan tekanan yang luar biasa pada semua orang.
Hati semua orang terasa gemetar. Di
hadapan Renan dan Formasi Pembantaian Kehidupan yang mengerikan, mereka
sepertinya tidak punya pilihan selain menyerah...
Renan tidak melanjutkan serangannya,
hanya menatap ke arah Ruvan seraya berkata dengan nada menghina, "Ruvan,
kamu yang paling sombong sebelumnya. Sekarang kamu bisa menjawabku, kamu mau
memilih untuk bergabung atau mati?"
Dulu, Ruvan sangat meremehkan Renan,
tetapi kini setelah Renan menunjukkan kemampuannya, ekspresi wajahnya menjadi
ragu-ragu beberapa lama saat dihadapkan dengan tekanan Renan.
"Ragu-ragu?"
Mata Renan menjadi dingin dan
tiba-tiba menampar Ruvan ke udara.
Dengan suara keras yang nyaring, tubuh
Ruvan ditampar dan terhempas dengan keras ke tanah. Ada bekas tamparan berwarna
merah dan bengkak di wajahnya. Ruvan langsung memuntahkan darah di mulutnya,
bercampur darah dari potongan organ dalamnya.
"Kali ini cuma peringatan, lain
kali nggak akan sesederhana cuma satu tamparan."
Renan meletakkan tangannya di
belakang punggung, kemudian bertanya dengan nada merendahkan, "Katakan
padaku, mau bergabung atau mati?"
Ruvan berjuang untuk bangun, wajahnya
berkerut, tetapi dia tiba-tiba menggertakkan gigi sambil berkata, "Aku ...
mau bergabung!"
"Ruvan, apa kamu nggak tahu
malu?" seru Julio berteriak dengan marah.
"Bergabung dengan Enam Jalur
Puncak Kematian. Kalau begitu, mulai sekarang kamu akan menjadi tikus jalanan.
Walaupun sekarang kamu mati, tugu peringatanmu akan ada di rumah keluarga
Romli!"
Beberapa orang berseru tidak percaya.
"Diam!"
Wajah Ruvan menjadi merah, dia
berteriak sambil menggertakkan gigi dan menyahut, "Kita sudah ditipu, jadi
kita harus mengaku kalah. Aku harus tetap hidup untuk mendapatkan segalanya...
"
Ruvan merasakan sakit di hatinya,
karena dia tahu bahwa dirinya memiliki kesempatan untuk mengungkap konspirasi
Enam Jalur Puncak Kematian. Asalkan mengikuti prosedur dan memberi Saka
kesempatan untuk menyelidiki secara perlahan ...
Namun, sayangnya apa pun yang
dikatakan sudah terlambat!
Setiap orang menunjukkan ekspresi
wajah yang berbeda, tetapi tidak ada yang berkata apa pun.
"Haha, Ruvan, aku sudah tahu
sejak lama kalau kamu adalah seorang pengecut yang ingin tetap hidup dan takut
mati."
Renan tertawa bangga, menatap Ruvan
dengan jijik, seolah sedang melihat seekor anjing.
Kemudian, dia melihat ke arah Feriza
beserta yang lainnya sambil berkata, "Kalian dari keluarga kerajaan,
bagaimana menurut pendapat kalian?"
Tatapan semua orang sedikit bergetar.
Jika keluarga kerajaan terlibat
dengan Enam Jalur Puncak Kematian, maka ...
Saat Feriza hendak berbicara, Dahlia
di sampingnya sudah mengambil langkah maju dan menyahut dengan nada dingin,
"Renan, keluarga kerajaan dipilih oleh Sekte Sulos untuk menjadi pelindung
Negara Elang. Selama bertahun-tahun, sudah berutang banyak pada rakyat."
"Tapi bagaimanapun juga, aku
nggak akan tunduk pada Enam Jalur Puncak Kematian seperti si anjing Ruvan
ini."
"Kamu!"
Wajah Ruvan terlihat jelek, tetapi
dia tidak bisa membantah apa-apa.
"Dahlia dan aku punya alasan
berbeda untuk menolak, tapi hasilnya serupa... "
Novea maju selangkah dan menyahut
dengan senyuman menghina, "Aku, Nóvea, nggak tertarik melindungi kehidupan
manusia, tapi aku adalah anggota keluarga kerajaan, terlahir sebagai bangsawan.
Tapi aku nggak serendah itu. Aku nggak mau menjadi anjing untuk Enam Jalur
Puncak Kematian kalian!"
Namun, Renan belum sempat menanggapi.
Feriza yang terluka parah tiba-tiba
berteriak dengan marah, "Diam!"
Karena tatapan ketidakpercayaan di
mata semua orang, Feriza menatap Renan seraya berkata dengan suara yang dalam, "Mulai
sekarang, aku akan menjadi orang Enam Jalur Puncak Kematian."
"Apa ... katamu?"
Mata Novea tiba-tiba melotot dan dia
berseru dengan marah, "Apa kamu sudah gila? Kita adalah keluarga kerajaan,
bagaimana mungkin kita mau menyerah pada sekelompok pemberontak? Berapa banyak
orang yang sudah mati di Negara Elang saat menyelamatkanmu dari Jalan Tangan
Iblis saat itu?"
"Itu salah mereka! Aku terlahir
sebagai bangsawan, menukar nyawa mereka dengan nyawaku adalah hal yang
layak!"
Feriza berkata dengan nada tegas,
"Aku punya masa depan cerah, aku nggak bisa mati di sini!"
Semua orang tercengang, Feriza
benar-benar sangat tidak tahu malu ....
"Hahaha..."
Menyaksikan debat sengit yang terjadi
antara kedua belah pihak, Renan sontak tertawa terbahak-bahak.
Bagi Renan, menyaksikan kedua belah
pihak terus berdebat, sensasinya jauh lebih menyenangkan daripada sikap tunduk
Feriza.
"Keluarga kerajaan... konyol
sekali."
Renan tiba-tiba menatap Julio dengan
tatapan main -main dan bertanya, "Julio, kamu selalu menjadi orang yang
cerdas. Bagaimana dengan pilihanmu?"
Julio terlalu malas untuk ikut serta
dalam perebutan kekuasaan dan dia sangat pandai melindungi dirinya sendiri.
Wajah Julio ternyata sangat tenang,
lalu dia menyahut dengan tenang, "Rencanamu untuk menghancurkan Enam Jalur
Puncak Kematian cukup bagus..."
"Pertama, setelah pertempuran di
Kota Sentana, Negara Elang mengalami kerugian besar. Sekarang mereka merencanakan
untuk menghancurkan generasi muda Negara Elang. Semua hubungannya saling
terkait dan itu memang perhitungan yang cukup bagus..."
"Kalau aku nggak salah, apa akan
ada rencana selanjutnya?"
"Benar sekali!"
Renan menyahut sambil tersenyum puas.
"Julio, kamu juga ..."
Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: