Bab 2095
Serangan yang mempertaruhkan nyawa
itu ternyata tidak perlu dihadapi oleh Renan. Ruvan maju selangkah, menepuknya
dengan santai dan bisa mengatasinya dengan mudah.
"Saka sudah kalah. Kamu masih
saja keras kepala!"
Ruvan mendengus dingin. Dia
mengangkat penggarisnya untuk memukulkannya ke arah semua orang.
Namun, pada titik ini, Shawn
tiba-tiba mengadang di depan penggaris itu.
Mengambil kesempatan saat Saka tengah
bertarung, Shawn mengaktifkan teknik nirwananya dan sedikit menekan luka yang
disebabkan oleh racun iblis. Lalu, sedikit kekuatan yang dikumpulkan Shawn itu
langsung meledak.
Namun, hanya terdengar suara ledakan.
Shawn tetap terhuyung-huyung mundur belasan langkah. Tubuhnya gemetar dan
wajahnya juga tampak pucat.
Sebelumnya, Shawn bisa mengalahkan
Ruvan dengan satu serangan. Namun, sekarang racun iblis telah masuk ke dalam
tubuhnya, sehingga membuat kekuatan tempurnya menjadi sangat berkurang.
"Kamu begitu ingin untuk mati,
ya?"
Renan tersenyum sinis.
Shawn sedikit mengerutkan kening dan
berkata, " Kamu nggak layak untuk mengatakan itu..."
Shawn sudah berkali-kali menantang
batas, bagaimana mungkin dia takut mati? Hanya saja, sungguh sangat disayangkan
dia mati di tangan Renan.
"Mereka yang berhasil akan
memiliki kuasa dan nggak ada yang berani melawan. Tapi, mereka yang gagal, akan
sulit untuk membela diri. Kalau prinsip ini saja nggak kalian pahami, kurasa
kalian nggak layak mati di tanganku..."
Berbicara mengenai hal ini, Renan
tiba-tiba tersenyum tipis dan berkata, "Ruvan, Feriza, bunuh mereka
sebagai tanda pengakuan kalian untuk bergabung dengan Enam Jalur Puncak
Kematian!"
Tangannya sudah berlumuran darah
keturunan tujuh keluarga besar. Dia tidak bisa mundur lagi.
Tatapan mata Ruvan sedikit berubah.
Namun, tanpa ragu-ragu, dia langsung menerjang ke arah orang-orang dan energi
sejatinya bergolak dengan hebatnya.
Feriza sebelumnya terluka dalam
pertarungan melawan Shawn. Namun, saat ini dia tetap memaksakan diri untuk
berdiri, membangkitkan energi sejatinya dan tanpa ragu menerjang ke arah
mereka.
Mata Adair dan yang lainnya langsung
melotot Dalam hal kekuatan, mereka jauh lebih unggul dibanding lawan. Namun,
setelah terpapar racun iblis, mereka berubah menjadi sekumpulan domba yang siap
disembelih.
"Sungguh memalukan kami dulunya
disandingkan bersama anjing-anjing seperti kalian ini. Kalian harus mati!"
Julio mendesis keras.
"Aku sendiri nggak tahu
bagaimana aku akan mati nantinya. Tapi, aku tahu bagaimana kalian akan mati."
Ruvan maju dan mengayunkan
penggarisnya.
Di belakangnya, Feriza juga bergegas
menyusulnya.
Tepat ketika semua orang merasa putus
asa, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang keras, yang menggema di seluruh
tempat tersebut.
Namun, yang mereka lihat hanyalah
ular hitam yang awalnya mencerna Saka dengan tenang itu, tiba -tiba
mengeluarkan suara jeritan kesakitan. Tubuhnya terus berputar di udara dan
begitu kesakitan.
Ular hitam itu terbanting ke tanah
dan memancarkan kekuatan yang dahsyat, yang membuat Ruvan dan rekannya
terkejut, sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak mundur ke belakang.
"Apa yang terjadi?" tanya
Revan dengan tidak percaya.
"Itu, itu Saka!"
Adair tiba-tiba berseru dengan penuh
kegembiraan. Dia belum pernah merindukan kehadiran Saka seperti sekarang ini.
"Sialan, ini nggak mungkin...
" kata Ruvan dengan terkejut.
Pada titik ini, di tengah kabut hitam
yang tebal di langit, lelaki tua itu tiba-tiba berkata dengan terkejut,
"Apa anak ini akan berhasil meloloskan diri dari perangkap?"
"Seperti yang sudah diduga, dia
muncul."
Wafa tidak panik. Sebaliknya, dia
menunjukkan ekspresi gembira dan menatap lekat-lekat ke arah ular hitam yang
terus menggeliat itu.
Sekarang, waktunya Saka mengeluarkan
kartu As-nya.
Wafa memperhatikan dengan saksama,
taktik apa yang akan digunakan Saka selanjutnya.
Namun, detik berikutnya, mata Wafa
tiba-tiba terpaku. Dia melihat semburan cahaya keemasan yang menyilaukan keluar
dari ular hitam itu dan menembus tubuh ular hitam tersebut.
Itu adalah ...
Wafa sedikit terkejut. Namun,
tiba-tiba dari cahaya emas itu, dia merasakan gelombang aura yang familier.
Perlahan-lahan, Wafa mulai melihat sesuatu.
"Mustahil, ini nggak
mungkin,"
Wafa tiba-tiba berteriak tidak
percaya.
"Ada apa Tuan Muda?"
Orang tua itu sedikit terkejut dan
bertanya dengan bingung.
Namun, Wafa hanya diam. Dia hanya
menatap cahaya keemasan itu. Kengerian di dalam hatinya tidak dapat diungkapkan
dengan kata-kata.
Itu karena Wafa benar-benar merasakan
jejak-jejak aura Bayangan Leluhur Lavali dari aura yang menyebar itu.
Hanya saja, aura tersebut menghilang
dalam sekejap, sehingga membuat Wafa mengira semua itu hanyalah ilusi.
Namun, rasa terkejut yang
ditimbulkannya sulit untuk diungkapkan. Pada titik ini, Wafa tenggelam dalam
rasa terkejut yang mendalam dan menatap lekat-lekat aura tersebut.
Selain Wafa, Shawn juga tiba-tiba
mengangkat matanya. Dia menatap ular hitam itu dengan ekspresi terkejut.
Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: