Membakar Langit ~ Bab 2111

 

Bab 2111

 

Şaka awalnya sudah merasa marah, hanya saja dia berusaha menahan diri. Namun, saat mendengar ucapan ini, nada bicaranya menjadi makin tidak segan.

 

Selain itu, hari ini dia telah berkontribusi besar, jadi orang lain tidak dapat merebutnya. Jayub juga tidak bisa berbuat apa-apa padanya.

 

"Kamu ... " guman Jayub.

 

Mendengar Saka yang begitu tidak sopan, Jayub berteriak marah, "Beraninya kamu! Hanya karena telah berkontribusi, apa kamu boleh semarah ini? Beraninya kamu nggak sopan terhadapku! Apa kamu nggak terima dengan beberapa pertanyaanku?”

 

Saka berbicara dengan nada dingin dan penuh sindiran, "Apa kamu layak mempertanyakan itu? Kamu ada di mana saat konspirasi Enam Jalur Puncak Kematian? Kamu ada di mana saat Dahlia mati? Sekarang kamu malah mempertanyakan aku? Jika aku menyerah saat itu, bisakah aku hidup sampai sekarang?"

 

Seketika, bukan hanya Jayub, bahkan Adair dan yang lainnya pun terdiam.

 

Jika Saka menyerah saat itu, tidak akan ada proses interogasi, mungkin dia sudah langsung mati saat itu...

 

Hanya saja Jayub juga sedang marah, dia belum pernah dilawan seperti ini oleh generasi muda. Itu membuat kemarahan dalam hatinya makin membara dan aura menindas dalam dirinya menyebar.

 

Di bawah tekanan yang kuat itu, Saka bertatapan dengan Jayub, lalu Saka berbicara dengan nada dingin, "Jika kamu memang mampu, pergi hadapi Enam Jalur Puncak Kematian! Jangan melampiaskan kemarahanmu padaku, aku nggak akan terpengaruh dengan cara itu!"

 

Kedua orang itu saling berhadapan, suasana tegang dan semua orang tidak berani banyak bicara.

 

Jayub mendengus dingin dan berkata, "Aku selalu adil dalam memberi penghargaan dan hukuman, aku nggak mungkin akan memaksa generasi muda sepertimu!"

 

Selesai berbicara, tekanan yang dia berikan menghilang dan dia mendarat ke tanah.

 

Saat ini, Adair berkata, "Pak Jayub, sebenarnya Jaykel bisa ditangkap hidup-hidup, tapi dia dibunuh oleh Saka ... "

 

"Pak Jayub, bagaimanapun Saka telah berkontribusi besar..." kata Julio segera, dia secara samar mengingatkan bahwa tidak boleh menggunakan kekuasaan untuk menindas Saka, dia bisa membuktikan kontribusi Saka.

 

Ekspresi wajah Jayub makin muram, tetapi ini justru membuatnya kehilangan seorang tawanan yang berharga begitu saja.

 

Namun, Saka memang berkontribusi besar dan dirinya juga memiliki tanggung jawab atas pengawasan yang tidak memadai, jadi dia tidak bisa bertindak sembarangan.

 

Dia tiba-tiba melihat ke arah Feriza yang tidak sadarkan diri dan berkata, "Adair, kamu telah berkorban banyak dalam pertempuran ini. Kamu berhasil menangkap Feriza adalah kontribusi yang sangat besar. Kamu awasi orang ini dan bawa dia kembali ke Kota Sentana untuk bertemu dengan Yang Mulia setelah masalah ini selesai!"

 

Semua orang agak tertegun.

 

Feriza termasuk ditangkap oleh Saka dan Dahlia, tetapi Jayub malah mengatakan bahwa itu adalah kontribusi Adair dan juga mengatakan bahwa pengorbanannya sangat besar.

 

Ini adalah pencurian prestasi secara terang-terangan!

 

Semua orang berpikir bahwa Jayub sedang berusaha mengurangi sedikit tanggung jawabnya atas pengawasan yang kurang baik, sekaligus memberikan beberapa keuntungan kepada calon menantunya.

 

"Baik!" sahut Adair.

 

Adair merasa sangat senang dan segera menyahutnya. Dia tahu bahwa Jayub memberikan sedikit prestasi padanya secara paksa.

 

"Pak Jayub, Adair memang sedikit berkorban. Tapi, jika berbicara tentang kontribusi besar, maka Saka dan Dahlia adalah yang paling berprestasi !" ucap Julio merasa tidak adil.

 

"Bocah keluarga Dinata, aku sudah cukup segan terhadapmu. Apa maksudmu mengingatkanku berulang kali? Apakah keluargamu nggak mengajarkanmu untuk menghormati yang lebih tua? "tanya Jayub dengan nada dingin.

 

"Kak Julio, berhati-hatilah dalam berbicara," ucap Adair dengan nada yang agak dingin.

 

Ekspresi Julio terlihat suram, keluarga Atmaja dan keluarga Syahrir bersekongkol, meskipun dia adalah anggota keluarga Dinata, dia tetap tidak berdaya untuk melawan.

 

Seandainya itu di masa lalu, dia akan mundur. Dia bukan tipe orang yang akan melawan kekuasaan.

 

Namun, setelah mengalami situasi hidup dan mati barusan, dia menggertakkan gigi dan bertekad untuk membela Saka dan berusaha mendapatkan keuntungan untuknya!

 

Namun saat ini, Saka malah menggelengkan kepala dan berkata dengan tenang, "Nggak masalah. Aku nggak tertarik dengan prestasi semacam ini."

 

Prestasi itu tidak lebih dari sekadar mendapatkan jabatan dan gelar, dia tidak ingin terlibat dalam dunia perpolitikan.

 

Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2111 Membakar Langit ~ Bab 2111 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 09, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.