Membakar Langit ~ Bab 2114

 

Bab 2114

 

Kehilangan pencapaian besar ini, Saka tidak memiliki apa-apa di Negara Elang!

 

Saka terus-menerus menatap Jayub, lalu bertanya, " Apa yang kamu katakan, orang tua?"

 

Jayub perlahan-lahan tersenyum sinis dan menjawab, "Saka, aku tiba-tiba menyadari satu hal!”

 

"Semua orang hanya melihat kamu berjalan di Jalan Kejayaan. Hanya orang-orang yang ada di sini yang tahu bahwa kamu telah berkontribusi besar."

 

"Selain Shawn, mereka semua adalah orang-orang tujuh keluarga besar dan keluarga kerajaan, nggak ada orang yang bisa membuktikan kontribusimu ... "

 

"Aku sarankan kamu patuh dan menyerahkan prestasi dengan sukarela. Dengan begitu, semuanya akan menjadi lebih mudah... " ujar Jayub.

 

Langkah Jayub semakin mendekat, matanya melirik sekeliling dan mengisyaratkan mereka untuk memberikan kesaksian palsu!

 

Saka perlahan-lahan mengepalkan tangan dan tidak dapat menahan emosinya lagi. Niat membunuh yang belum pernah ada sebelumnya muncul di matanya!

 

Dirinya sudah mengalah, tetapi Jayub malah makin berbuat semena-mena!

 

Adair berkata dengan tenang, "Aku bisa bersaksi. Meskipun Saka terluka dalam pertempuran ini, sebagian besar prestasi adalah milik Dahlia, dia hanya melakukan sedikit perlawanan saja!"

 

Novea agak ragu dan tidak berbicara.

 

Ekspresi Shawn menjadi dingin dan berkata, " Faktanya nggak seperti itu. Dia telah menyelamatkan nyawaku, aku nggak akan berpartisipasi dalam hal ini."

 

Jayub tidak terkejut terhadap perlawanannya, dia hanya tersenyum dan berkata, "Shawn, nggak ada gunanya kamu seorang yang menentang. Karena kamu bukan orang dari tujuh keluarga besar, perkataanmu nggak cukup berpengaruh dan nggak akan ada yang memercayaimu."

 

Namun saat ini, sebuah suara marah tiba-tiba terdengar, "Bagaimana kalau ditambah dengan aku?

 

Julio melangkah maju dengan wajah marah, dia menatap Jayub dan bertanya dengan marah, "Aku sebagai pewaris keluarga Dinata akan menjadi saksi untuk Saka. Apakah itu cukup?"

 

Melihat Julio melangkah maju, semua orang langsung tertegun dan tidak percaya.

 

"Julio, apa maksudmu?" tanya Jayub dengan marah.

 

"Apa maksudku?"

 

Julio tertawa, lalu berkata tanpa pikir panjang, " Negara Elang dengan susah payah baru muncul seorang genius, kamu malah menjebaknya! Aku benar-benar nggak bisa menahan diri!"

 

"Jayub, kalau kamu punya nyali, bunuh saja aku. Nggak ada satu orang pun yang bisa merebut prestasi Saka selama aku masih hidup!" seru Julio.

 

Dia bahkan langsung menyebut nama Jayub.

 

Semua orang tercengang.

 

Bahkan Saka juga terkejut dan melihatnya dengan tatapan tidak percaya.

 

"Julio, kamu ingin ... memberontak! Aku akan mencari orang tuamu!" seru Jayub dengan marah.

 

"Memberontak, ya, memberontak saja!" teriak Julio. Selesai bicara, dia menoleh dan menatap Saka, lalu berkata, "Ikut denganku!"

 

Julio mendengus dingin. Setelah itu dia melihat Saka, menarik napas dalam-dalam dan berkata, " Tenang saja. Di dunia ini masih ada keadilan, setidaknya dalam seleksi Gunung Reribu kali ini. Dalam pengawasan semua orang, asalkan kita bisa menembus batas, Jayub tidak akan bisa memberikan penjelasan!"

 

"Aku tidak percaya bahwa sekelompok orang tua ini benar-benar bisa mengandalkan kekuasaan dan mengelabui publik!"

 

"Kita pergi ke Kota Sentana dan mengajukan gugatan!" ujar Julio.

 

Begitu ucapan ini terdengar, semua orang terkesiap. Jika benar-benar terjadi, maka masalahnya akan sangat besar.

 

Saka tergerak oleh semangatnya yang membara, menatapnya dengan penuh rasa terharu dan berkata dengan tatapan penuh kekaguman, "Hati yang penuh kebajikan, memang sesuai dengan rumor yang tersebar ... "

 

Tidak peduli di lapisan masyarakat mana pun, pasti ada orang baik. Dirinya terlalu meremehkan Julio ...

 

"Kamu nggak akan bisa melarikan diri!" seru Jayub.

 

Jayub langsung marah, seberkas aura yang kuat menyelimuti kedua orang itu dan niat membunuh dalam hati Jayub membara.

 

Saka hanya menatapnya dan berkata dengan tegas, " Kamu mau melabeli Enam Jalur Puncak Kematian terhadap kami atau langsung membunuh kami berdua?"

 

Jayub terlihat sangat tidak senang.

 

Dia benar-benar ingin langsung menuduh kedua orang ini sebagai Enam Jalur Puncak Kematian dan langsung membunuh mereka untuk menyelesaikan masalah. Namun, jika dia benar-benar melakukannya, keluarga Dinata pasti akan menyelidiki sampai tuntas!

 

Bagaimanapun, Julio dianggap sebagai satu-satunya pewaris oleh orang tua keluarga Dinata!

 

Nanti jika orang tua keluarga Dinata itu menyelidiki sesuatu, maka akan merepotkan ...

 

"Membunuh orang? Kalian terlalu merendahkan aku. Tapi, nasib manusia bisa berubah kapan saja. Jika kalian keluar dan tiba-tiba tertimpa meteor atau disambar petir sampai mati, itu nggak ada hubungannya denganku... " ucap Jayub dengan nada dingin. Ini bukan hanya ancaman, tetapi pernyataan sebuah fakta.

 

Membunuh, bukan hanya ada satu cara. Para pejabat tinggi sudah sangat mahir dalam hal ini.

 

Namun pada saat ini, sebuah suara marah terdengar. "Jayub, apakah kamu kira aku sudah mati?"

 

Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2114 Membakar Langit ~ Bab 2114 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 09, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.