Membakar Langit ~ Bab 2118

  

Bab 2118

 

Saka turun dari gunung dan melihat bahwa kerumunan yang tadinya berkumpul di kaki gunung telah dibubarkan.

 

Hanya Adair dan anggota dari tujuh keluarga besar yang tetap berdiri di sana dengan ekspresi dingin.

 

Namun, sosok Jayub tidak terlihat. Sebagai gantinya, Tetua Garen keluarga Atmaja berdiri dengan tangan di belakang punggung, menatap Saka dengan pandangan dingin lalu berkata dengan penuh ejekan, "Kamu benar-benar berani muncul. Aku harus akui, kamu cukup punya nyali."

 

Ekspresi Saka sedikit berubah. Dia bertanya, " Kenapa kamu di sini? Di mana Jayub?"

 

"Hal kecil seperti ini nggak perlu merepotkan leluhur kami. Dia sedang mengurus Novea dan Julio. Heh, terima kasih juga padamu karena telah menyerahkan Julio. Kalau nggak, ini akan lebih sulit, " jawab tetua itu dengan seringai dingin.

 

Mata Saka menyipit, menyadari apa yang terjadi.

 

Jayub tidak bisa menangani Julio dan Novea secara langsung, tetapi dia mampu berbicara dengan pihak -pihak yang lebih tinggi.

 

Selama mereka mencapai kesepakatan, Julio dan Novea tidak akan bisa berbuat banyak.

 

Dia harus bertindak sebelum kesepakatan itu selesai.

 

Tetua Garen itu melanjutkan, "Saka, Dokter Dewi Sakti, Marina, sekarang sudah di tangan kita. Tapi, aku nggak ingin membuat semuanya jadi terlalu buruk. Menyerahlah. Bagaimanapun, kamu pernah menyelamatkan nyawaku. Kalau kamu menyerah, aku nggak akan membunuhmu. Bahkan, aku akan memberimu kedudukan tinggi... "

 

Adair menimpali, setengah serius dan setengah bercanda, "Jujur saja, aku belum pernah melihat orang seteguh dirimu. Di lubuk hati, aku sebenarnya ingin berteman denganmu."

 

Tetua Garen keluarga Atmaja tersenyum sinis lalu berkata, "Anak muda, buat keputusan cepat. Kalau leluhur kami selesai berbicara dengan semua pihak dan berhasil menekan dua anak itu, Novea dan Julio, bahkan jika kami memberimu cap sebagai Enam Jalur Puncak Kematian dan membunuhmu, nggak ada yang akan membelamu!"

 

Keduanya mencoba membujuk dan mengancam secara bersamaan.

 

Tatapan dingin muncul di mata Saka. Dia berkata dengan pelan, "Aku tahu kalian licik dan nggak tahu malu. Tapi aku nggak menyangka kalian akan memperlakukan penyelamat nyawa kalian seperti ini."

 

"Kalaupun begitu, kamu bisa apa?" tanya Adair dengan nada tidak sabar.

 

Apa yang bisa dilakukan?

 

Saka menyipitkan matanya lalu berujar, "Kalian tampaknya nggak menyebutkan Leony. Kenapa kalian nggak menangkapnya ? Takut pada campur tangan Sekte Dokter Surgawi?"

 

Ucapan itu membuat ekspresi Adair dan lainnya sedikit berubah.

 

Leony dan yang lainnya bisa bertahan hidup hingga sekarang karena perlindungan dari Liana. Meski banyak pihak membenci mereka, tidak ada yang berani menantang Liana.

 

"Apa yang perlu ditakutkan? Cepat atau lambat, Liana akan meninggalkan dunia fana ini. Negara Elang tetap akan menjadi milik kami. Dia itu hanya seorang tamu sementara!" ujar Adair. Meskipun merasa takut, Adair tidak menunjukkan rasa hormat dan tetap berbicara dengan dingin.

 

"Oh, begitu?"

 

Saka tersenyum tipis, memandang jauh ke depan lalu bertanya, "Kalau Liana datang untuk melindungiku, kalian berani menyentuhku?"

 

"Dia akan melindungimu? Kamu pikir siapa dirimu? Bahkan kalau dia datang, itu bukan untukmu!" balas tetua Garen keluarga Atmaja.

 

Sekte Tersembunyi yang menetap di dunia fana itu memiliki status yang luar biasa. Kemampuan mereka untuk menjaga Leony dan lainnya hanyalah karena menghormati Adriel.

 

"Benarkah? Berani bilang begitu di depannya?" tanya Saka dengan nada main-main.

 

"Di depannya, aku mungkin nggak akan berani bicara begitu. Tapi kalau di belakangnya, kenapa nggak? Dia itu hanya seorang ahli master ilahi tingkat delapan. Nggak lama lagi, aku bisa menggantikannya. Lagi pula, kamu pikir bisa pergi mengadu?" ujar Adair sambil tertawa kecil.

 

Saka tersenyum tipis, melangkah mundur dan berkata, "Aku nggak perlu mengadu."

 

"Hah?"

 

Adair tertegun. Tiba-tiba, mereka merasakan tepukan di pundak mereka.

 

Sebuah tangan putih halus menyentuh bahu mereka, diikuti suara perempuan yang dingin dan tenang dari belakang. "Kalian tadi bilang siapa nggak akan datang?"

 

Tubuh Adair dan Tetua Garen dari keluarga Atmaja membeku. Dengan ekspresi tidak percaya, mereka perlahan menoleh.

 

Di belakang mereka, berdiri seorang perempuan anggun dengan sorot mata dingin. Dengan satu tangan, dia menahan masing-masing bahu mereka.

 

"Li-Lia... "

 

Wajah Adair tampak terkejut dan penuh ketakutan. Dengan susah payah, dia mencoba menyebutkan nama itu. Namun, baru menyebutkan, suaranya langsung terhenti! Hatinya dipenuhi dengan ketidakpercayaan!

 

Liana benar-benar datang!

 

"Kalian nggak senang aku datang?" tanya Liana.

 

"T-Tentu saja bukan!"

 

Adair langsung berkeringat dingin dan berkata, " Kami sangat senang. Hanya saja, kami nggak tahu kapan kamu tiba, jadi kami belum sempat menyambutmu."

 

Liana menatapnya sekilas dan melanjutkan, "Sejak kamu berkata aku akan segera meninggalkan dunia fana ini, dan Negara Elang tetap akan menjadi milik kalian."

 

Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2118 Membakar Langit ~ Bab 2118 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 09, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.