Bab 2126
Saat itu, Royzen berkata
dengan nada dingin, "Aku sarankan kamu jangan melawan lagi. Harga ini
sudah cukup tinggi. Jujur saja, kematian Dahlia benar-benar bodoh. Kalau saja
Dahlia sebagai murid Guru Kaisar itu, masih hidup, leluhur keluargaku mungkin
nggak akan berani mengambil jasamu.
Tapi sekarang? Kamu
nggak akan mampu mengubah keadaan ini... "
"Aku sarankan kamu
berhenti bermimpi. Dengan latar belakang dan kekuatanmu yang seperti ini, kamu
benar-benar..."
Belum selesai dia
berbicara, Saka tiba-tiba melangkah maju. Tatapannya tajam, penuh dengan aura
membunuh, dan dia memaki, "Dasar kurang ajar!"
Dahlia telah
mengorbankan nyawanya demi menyelamatkannya. Bagaimana mungkin dia bisa
menerima penghinaan seperti itu terhadap Dahlia?
Royzen tertegun sejenak.
Dia bahkan sempat berpikir apakah dia salah dengar. Namun, beberapa saat
kemudian, wajahnya berubah menjadi suram. Dia memandang Saka dengan dingin dan
bertanya, " Apa yang barusan kamu katakan?"
Saka menatapnya tajam
dan mengulangi kata-katanya dengan tegas, "Aku bilang, kamu kurang ajar,
dasar nggak tahu malu!"
"Lancang
sekali!"
Royzen marah besar dan
hendak memerintahkan bawahannya untuk bertindak.
Namun, pada saat itu,
Saka tiba-tiba mengeluarkan sebuah gugatan dan menunjukkannya pada Royzen
sambil berkata, "Apa kamu berani menerima pengaduan ini?"
Royzen tertegun sejenak.
Lalu, ida tertawa sinis dan berkata, "Kalau aku nggak menerimanya, lalu
apa yang bisa kamu lakukan?"
"Tiga kali...
"
Saka menatapnya sambil
tersenyum dingin, lalu berbalik dan berjalan pergi.
"Pak, dia pergi
..."
Seorang petugas penerima
gugatan berkata dengan hati-hati.
"Kalau nggak pergi,
apa yang bisa dia lakukan? Apa dia pikir bisa menghancurkan Departemen
Kehakiman ini?" ujar Royzen.
"Anak itu memang
bodoh. Kalau saja dia mermanfaatkan waktu ini untuk pergi ke lawan keluargaku,
mungkin dia masih punya sedikit peluang." sindir Royzen.
"Dia malah datang
ke Departemen Kehakiman. Benar-benar picik... Apa dia nggak pernah mendengar
cerita tentang 'Siapa di bawah hukum, berani menuntut hakim?' Benar-benar
bodoh!"
"Sudahlah, aku akan
memberi tahu leluhurku bahwa dia bertindak sendiri saat ini... "
Saka sekarang sedang
sendirian, mungkin dia akan mulai merasa menyesal dengan tindakannya...
Namun, tepat saat Royzen
merasa bahwa semuanya terkendali, tiba-tiba ada yang berseru, "Tunggu! Dia
itu sedang menuju ke mana?"
Royzen tertegun sejenak.
Dia mengangkat pandangannya dan melihat Saka berjalan menuju pintu utama
Departemen Kehakiman yang megah dan menuju Gendang Pengaduan!
Seketika itu juga, wajah
Royzen berubah drastis. Dia berteriak dengan suara parau yang penuh ketakutan,
"Nggak! Gendang Pengaduan! Dia menuju Gendang Pengaduan! Hentikan
dia!"
Semua orang di
sekitarnya terkejut dan menunjukkan ekspresi tak percaya.
Gendang Pengaduan!
Itu adalah garis
pertahanan terakhir rakyat jelata.
Beberapa dekade yang
lalu, suara gendang itu pernah bergema tanpa henti. Namun, karena berbagai
alasan, gendang itu tidak pernah lagi dipukul selama puluhan tahun.
Apakah hari ini gendang
itu akan berbunyi lagi?
"Dasar gila!
Hentikan dia sekarang juga!" teriak Royzen dengan suara penuh amarah.
Dia mengerahkan seluruh
kekuatannya untuk mencoba menghentikan Saka.
Gendang Pengaduan telah
terlalu lama tidak dipukul, begitu lama hingga mereka telah memperhitungkan
segala tindakan yang mungkin diambil oleh Saka, tetapi justru melupakan
keberadaan Gendang Pengaduan itu sendiri!
Namun, jika gendang itu
berbunyi hari ini, seluruh Negara Elang akan gempar. Bahkan negara-negara lain
akan ikut memperhatikan!
Itu akan menjadi bencana
bagi leluhurnya ...
Wajahnya makin pucat.
Saat dia hampir mencapai Saka, tiba-tiba Saka sudah mengangkat pemukul gendang
yang telah lama berdebu dan memukul permukaan gendang dengan keras!
"Pada hari ini,
langit dan bumi menjadi saksi! Semua rakyat dengarkan! Aku, rakyat jelata
bernama Saka memiliki pengaduan terhadap leluhur keluarga Atmaja, Jayub atas
perbuatannya yang melanggar hukum!"
Suara penuh keteguhan
dan amarah menggema, menyatu dengan dentuman berat seperti halilintar dari
Gendang Pengaduan. Suara itu terasa menusuk hingga ke tulang, memancarkan aura
yang luar biasa. Sebagai senjata unik, dentuman gendang itu menyebar dengan cepat
seperti gelombang, menjalar ke segala arah dalam sekejap! Dentuman itu meledak
di telinga setiap orang!
Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: