Bab 2130
Berita itu tersebar dan
mengguncang ibu kota!
Saat ini, jalan besar di
depan Departemen Kehakiman sudah dipenuhi oleh orang-orang, berbagai pihak
datang berbondong-bondong!
"Saka! Kenapa kamu
harus merendahkan pahlawan negara yang telah berjuang, apa maksudmu ini!"
teriak Adair. Saat ini, dia melangkah maju dengan ekspresi wajah yang suram.
Saka meliriknya sejenak
dan berkata dengan tenang, "Pergilah, kalau nggak, nanti aku juga akan
menggugatmu!"
"Kamu!"
Adair menyemburkan api
kemarahan di matanya, urat di dahinya membesar, tetapi dia menahan emosinya dan
dengan suara rendah berkata, "Ada masalah kita bisa bicarakan. Kamu ingin
keadilan, kami bisa memberikannya, nggak perlu membuat ini terlihat begitu
memalukan."
Saka dalam hati berkata,
"Aku lebih percaya bahwa seekor babi tua bisa memanjat pohon daripada
memercayai kata-katamu! Jika aku nggak membuat keributan besar, apa kalian akan
merendahkan diri kalian? Keadilan apa yang akan kalian berikan? Aku sendiri
yang akan memperjuangkannya!"
Saka berkata dengan
suara tegas, menatap orang banyak dan berseru keras, "Mulai hari ini,
kalian semua bisa melihat, bangsawan dan keluarga kerajaan yang melanggar hukum
akan dihukum setara dengan rakyat biasa!"
"Tujuh keluarga
besar nggak menakutkan, mereka hanyalah pelayan bagi kita. Selama ini, selubung
misterius mereka yang tinggi di atas sana nggak ada yang berani buka, aku akan
membuka selubung itu!"
Warga di sekitar
wajahnya berubah, saling bertatapan, dan mereka bisa melihat kebingungannya
serta ketidakpercayaan di mata satu sama lain.
Apakah benar bahwa
bangsawan yang melanggar hukum harus dihukum sama seperti mereka, rakyat biasa?
"Pak Adair, nggak
perlu berbicara lebih banyak dengan orang seperti ini! Keluarga Atmaja nggak
akan bernegosiasi dengannya!"
Seorang pria tua yang
gemetar tiba-tiba berlutut di tanah, membuka bajunya, dan menunjukkan tubuhnya
yang dipenuhi dengan puluhan luka!
Dia berseru dengan suara
penuh air mata, "Aku hanya anggota kecil keluarga Atmaja, dulu aku pernah
ikut berperang untuk negara bersama leluhur kami, keluarga Atmaja telah
berkorban begitu besar, bagaimana bisa kami dipermalukan seperti ini!"
"Kalau ingin
mencari kebenaran, silakan, tapi nggak boleh mengadili leluhur keluarga kami di
depan umum!"
"Saka ini sedang
merusak tatanan Negara Elang!" teriak pria tua itu dengan penuh air mata.
Menurutnya, mengadili
Jayub di depan banyak orang adalah sesuatu yang tak bisa diterima.
Jika itu terjadi, Negara
Elang akan kacau!
Setelah semua dilakukan
di depan umum, para pejabat tinggi akan kehilangan martabat, hak istimewa, dari
misteri mereka!
Lalu, datanglah beberapa
pria tua lagi, berlutut dan memamerkan prestasi mereka!
Mereka menatap Saka
dengan penuh kebencian.
Kali ini, Saka telah
menyentuh batas mereka!
Mereka tidak boleh membiarkan
rakyat mengetahui bahwa ternyata bangsawan juga bisa dibunuh, juga bisa
diadili, bahkan... bisa digulingkan!
Ini adalah sesuatu yang
tidak bisa diterima!
Orang-orang berteriak
keras, suasana tampak sangat dramatis dan penuh amarah.
Rakyat terdiam sejenak
dan penuh kebingungan dan keraguan di wajah mereka.
Apakah mungkin... Jayub
benar-benar difitnah?
Sekarang, Andios juga
mengernyit sedikit, berkata kepada Saka, "Jumlah mereka terlalu banyak.
Lagi pula mereka semua pernah memiliki prestasi besar, nggak bisa semua
ditangkap, sepertinya aku nggak bisa membantumu."
Di hadapan para pria tua
yang berlutut itu, Saka sepertinya terpojok.
Namun, Saka tetap tenang
menatap orang-orang, dan perlahan mengencangkan tinjunya, lalu berkata,
"Apa yang kamu lihat?"
"Jalan buntu?"
tanya Andios.
"Bukan ... "
Saka sedikit menggelengkan kepala dan berkata, "Aku melihat sebuah
kelompok besar. Setiap orang di sekitar mereka seenggaknya memiliki empat atau
lima orang muda!"
"Kalau mereka
digabungkan, berapa banyak orang itu? Berapa banyak di antara mereka yang kaya
karena kemampuan mereka sendiri?"
"Berapa banyak
kesempatan yang telah mereka rampas dari orang-orang di kalangan bawah?"
Kata-kata Saka yang
berat membuat Andios mengernyitkan kening, tetapi tidak bisa membantah.
"Setiap pria tua
ini, mungkin dulunya adalah pahlawan."
Saka melihat mereka
semua dengan pelan berkata, " Tapi, damai yang telah berlangsung selama
bertahun -tahun telah merusak tulang mereka. Para pahlawan berubah menjadi
penindas seperti masa lalu. Mereka terlihat seperti orang yang penuh
penderitaan ketika berlutut, tetapi di bawah lutut mereka, ada leher rakyat
biasa yang mereka tindas!"
Andios mendengar hal itu
dengan berat di hatinya, dan sedikit bingung bertanya, "Lalu, bagaimana kamu
akan mengakhirinya?"
Saka menatap ke arah
istana dan suaranya dingin saat berkata, "Tunggu! Tunggu kesempatan
datang!"
Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: