Membakar Langit ~ Bab 2134

 

Bab 2134

 

Ucapan itu membuat wajah Adair seketika menjadi muram. Dia menatap Julio dengan tatapan tajam.

 

Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Julio akan mempertaruhkan nyawanya demi mendukung Saka. Ini sama saja dengan memutus hubungan dengan tujuh keluarga besar!

 

"Tuan Muda, apakah kamu sudah nggak peduli dengan keluarga Dinata lagi?"

 

Pria tua di sisi Julio memohon dengan penuh kepedihan, berharap Julio akan berubah pikiran.

 

Namun, Julio membentak dengan suara lantang," Keluarga Dinata nggak hanya harus membalaskan dendam, tapi kebaikan juga harus dibalas!"

 

Kemudian, dia menatap semua orang dengan wajah teguh sambil berseru, "Dengarkan baik-baik! Di Gunung Reribu, kami menganggap Saka berasal dari wilayah selatan, sehingga kami terus mengincarnya. Bahkan dengan dorongan dari Enam Jalur Puncak Kematian, kami menuduhnya sebagai bagian dari kelompok itu! Pada saat itu, Saka dikejar oleh seluruh penghuni Gunung Reribu!"

 

"Tapi Enam Jalur Puncak Kematian merancang jebakan bagi kami di Jalan Kejayaan. Mereka merekrut Renan ke pihak mereka, memasang Formasi Pembantaian Kehidupan, hingga akhirnya memanggil Ketua Aula Naga Perang dengan Teknik Pemanggil Roh! Saat itu, Ruvan dan Feriza pun menyerah terlebih dulu. Kemudian, mereka akan menjadi bagian dari lingkaran tinggi Negera Elang, menjadi mata-mata Enam Jalur Puncak Kematian! Kami berada di ambang kehancuran, hampir mati!. Tapi di saat yang genting itu, Saka yang telah difitnah dan dikejar-kejar, memilih untuk berpihak kepada kami!" lanjut Julio.

 

Ketika mendengar ini, wajah Adair tampak makin muram. Dia tahu bahwa pengorbanan Saka ini tidak boleh diketahui orang lain. Kebenaran ini harus ditutupi, agar sinar kejayaan tujuh keluarga besar tidak tertutupi.

 

Beberapa orang tua yang mulai marah tampak hendak bergerak menghentikan Julio.

 

"Kesaksian sedang berlangsung, siapa pun yang berani bertindak adalah musuh kabinet!" seru Novea dengan suara tegas, menatap semua orang dengan tatapan tajam, menghentikan tindakan mereka.

 

Di antara tatapan beragam dari kerumunan, Julio berdiri tegak, mengenang pengalaman dari masa lalu. Darahnya terasa mendidih saat mengingat peristiwa di ambang kehancuran itu. "Sejak masuk ke Gunung Reribu, Saka telah menjadi sasaran tujuh keluarga besar! Bahkan aku pun awalnya nggak akur dengannya! Bisa dikatakan, kami semua telah berbuat dosa padanya! Kalau aku berada di posisi Saka, aku pasti akan melawan setelah mendapat semua penghinaan ini! Biarkan saja orang-orang dari tujuh keluarga besar mati. Makin parah kematian mereka, akan makin puas hatiku! Tapi Saka tetap datang! Dia mengabaikan dendam masa lalu, memilih membantu kami!"

 

Kerumunan menarik napas tajam.

 

Mana mungkin orang-orang biasa yang hadir di sana bisa mengetahui kebenaran ini?

 

Ketika mendengar fakta tersebut, hati mereka dipenuhi rasa kagum serta tertekan.

 

Meskipun Saka berada di ujung tanduk, menjadi sasaran pemerintahan yang diwakili oleh tujuh keluarga besar, dia tidak memilih untuk berkhianat. Dia tidak berkata, "Aku nggak mau melayani kalian lagi!"

 

Dia memilih untuk menelan penghinaan, tetap bertindak untuk membantu mereka!

 

Awalnya, kerumunan mengira Saka hanyalah seseorang yang menggunakan opini publik untuk menekan pemerintahan, mencemarkan nama baik para pahlawan.

 

Namun, kini tatapan mereka kepada Saka berubah, penuh keheranan sekaligus kebingungan.

 

"Kenapa dia memilih untuk bertindak?" Seseorang tak bisa menahan diri untuk bertanya.

 

Jika orang biasa mengalami penghinaan seperti itu, tidak mungkin dia mau membantu, 'kan?

 

"Kenapa dia bertindak? Pertanyaan bagus! Awalnya aku juga nggak mengerti, tapi Saka memberiku jawabannya!"

 

Julio mengingat peristiwa kemarin. Dengan suara yang bersemangat, dia berbicara dengan penuh gairah, "Di mana pun ada ratapan dan darah, keputusannya hanyalah satu ... yaitu menyelamatkan rakyat! Dia nggak melakukannya untuk menyelamatkan kami, tapi untuk menghentikan rencana Enam Jalur Puncak Kematian. Dia ... berjuang demi rakyat!"

 

Kata-kata penuh semangat itu seperti api yang menyala, membakar semangat banyak orang!

 

Bahkan Novea pun menggenggam erat tinjunya, tatapannya kepada Saka sedikit basah, penuh dengan berbagai emosi.

 

Sebagai seseorang yang telah lama bergelut dalam dunia politik, dia hampir tidak percaya lagi pada semangat murni seperti itu. Namun, pengorbanan Saka yang begitu terang, tak mungkin membuatnya tidak tergerak!

 

Banyak orang biasa memandang Saka dengan tatapan tercengang serta tidak percaya.

 

Apakah benar ada ahli di dunia ini yang bersedia membela mereka?

 

Mereka hanyalah rakyat biasa yang tak lebih dari sekadar rumput liar, bukan? Namun, Saka ... rela mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi mereka?

 

Sebaliknya, wajah Adair tampak makin muram. Dengan gigi terkatup, dia memandang Julio dengan tatapan penuh kebencian!

 

"Singkatnya, aku berada di pihak Saka! Aku akan menggunakan nyawaku untuk menjamin dirinya!"

 

Julio menarik napas dalam, mengungkapkan isi hatinya yang telah lama terpendam. Rasanya lega sekali.

 

Dia menoleh kepada pria tua di sampingnya, tersenyum lega, lalu berkata, "Katakan pada ayahku, aku adalah anak yang nggak berbakti. Aku nggak akan menyeret keluarga ini, aku akan keluar dari keluarga."

 

"Tuan Muda ... "

 

Pria tua itu meneteskan air mata. "Aku telah melihatmu tumbuh besar, aku bersedia mengikutimu..."

 

Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2134 Membakar Langit ~ Bab 2134 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 14, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.