Bab 2136
Begitu Adair selesai
berbicara, tiba-tiba terdengar suara tamparan keras! Wajahnya hampir
terpelintir akibat tamparan itu!
Dia hendak marah besar,
tetapi saat melihat siapa yang menamparnya, dia langsung terdiam. Orang itu
adalah Liana.
Wajahnya yang cantik
memancarkan aura dingin. “Jadi, aku ini suka ikut campur urusan orang,
ya?"
"Li... Bu
Liana..."
Melihat kehadiran Liana,
ekspresi Adair sedikit berubah, lalu dia buru-buru berkata, "Bu Liana,
bukan itu maksudku. Hanya saja, kabinet sudah menjatuhkan hukuman!"
Sebagai junior, tentu
saja Adair tidak berani menyinggung Liana. Namun, dia berpikir bahwa meskipun
Liana datang, apa yang bisa dia lakukan?
Dia tidak akan mampu
mengubah situasi ini!
Liana meliriknya
sekilas, lalu berkata dengan nada acuh tak acuh, "Bukankah ini sidang tiga
pihak? Putusan kabinet saja nggak bisa dianggap sah. Dua pihak lainnya belum
memberikan suara."
Adair tertegun
mendengarnya. Tamparan yang dia terima barusan terasa begitu tidak adil. Dengan
menarik napas dalam-dalam, dia mencoba menekan emosinya, lalu menjelaskan,
"Tapi dua pihak lainnya adalah Tetua Agung dan Guru Negara. Ini..."
Tetua Agung mewakili
kaum bangsawan tua. Jelas akan berpihak kepadanya.
Sedangkan Guru Negara?
Dia bahkan tidak pernah peduli dengan urusan dunia!
Apa yang sebenarnya
direncanakan Liana?
"Aku bertanya,
apakah tujuh keluarga besar kalian melupakan dua hal?"
Setelah kata-kata itu
terdengar, Adair langsung terdiam.
Liana tetap terlihat
tenang, seolah berbicara dengan Adair, tetapi matanya melirik ke arah kendaraan
milik Jayub. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum dingin, "Pertama, aku
berasal dari Sekte Dokter Surgawi. Kedua, Tetua Agung sudah tua. Orang tua
pasti punya banyak sekali penyakit…”
Dua kalimat itu ...
Seketika, wajah Adair
berubah drastis!
Sementara itu, Jayub
yang berada di dalam kendaraan, tiba-tiba membuka matanya. Kilatan tajam
melintas di matanya, wajahnya perlahan menjadi muram!
Saka mulai menyadari
sesuatu. Dia mengangkat alisnya sedikit sambil berpikir, "Jadi, selama ini
Guru Liana pergi untuk mengurus hal ini... "
Liana berbicara dengan
nada tenang, lalu mengeluarkan sebuah perintah tertulis dan menamparkannya ke
wajah Adair. "Apa kamu bisa membaca tulisan ini?"
Adair menerima perintah
itu, wajahnya berubah makin muram.
Itu adalah surat
perintah yang ditandatangani langsung oleh Tetua Agung. Dia menyatakan Saka
tidak bersalah, harus segera dibebaskan!
"Kamu...
Ini..."
Ini namanya suap!
Mata Adair memerah saat
dia berbicara dengan nada serak.
Jelas sekali bahwa pihak
Liana sudah memanfaatkan kemampuan medisnya untuk menyembuhkan Tetua Agung yang
sudah tua dan sakit-sakitan, demi mendapatkan surat perintah ini!
Namun, sebelum Adair
sempat menyelesaikan kalimatnya, Liana sudah tersenyum dingin, lalu berkata,
"Ayo, teruskan! Katakan sampai selesai. Aku ingin lihat apakah kamu berani
mengucapkan kata itu!"
Wajah Adair tampak
pucat. Dia menelan kembali kata-kata itu. Bagaimana mungkin dia berani menuduh
Tetua Agung menerima suap?
Jika dia berani
melakukannya, balas dendam Tetua Agung pasti akan menghancurkannya seketika!
"Hanya Tetua Agung
saja. Itu baru seimbang. Tapi bagaimana dengan Guru Negara? Apa kamu punya
surat perintah dari Guru Negara?"
Wajah Adair tampak
muram. Guru Negara tidak pernah ikut campur dalam urüsan politik seperti ini!
"Oh, nggak
ada," jawab Liana dengan santai.
Adair merasa sedikit
lega. Namun, tiba-tiba Liana tersenyum sinis sembari berkata, "Tapi coba
lihat, siapa itu?"
Adair menoleh, wajahnya
langsung menjadi tegang. Tidak hanya dia, tetapi semua orang di sekitarnya juga
tampak tegang.
Di kejauhan, seorang
wanita berpakaian hitam berdiri dengan tenang. Wajahnya cantik, tetapi
memancarkan aura pembunuh yang dingin.
Dia melangkah perlahan dengan langkah anggun, mendekat ke arah mereka.
Makin dekat wanita itu,
makin kuat tekanan yang dirasakan semua orang di sekitarnya. Mereka mundur
tanpa sadar, membuka jalan baginya, seperti gelombang surut di hadapan badai.
"Apa kamu kenal siapa aku?"
Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: