Membakar Langit ~ Bab 2146

 

Bab 2146

 

"Selain itu, ada semua jenis bahan obat yang kamu minta, serta nadi naga, bahan untuk pemurnian senjata. Oh dan sebuah vila di Kota Sentana ... "

 

Liana menunjukkan ekspresi puas, mengeluarkan tas penyimpanan sambil berkata, "Beberapa di dalamnya adalah hadiah dari negara, ada juga yang sponsor pribadi dariku. Intinya, besok tunjukkan yang terbaik untukku. Mengerti!"

 

Semua barang ini bernilai sangat besar, bahkan rumahnya juga sudah disiapkan. Bisa dibilang bahwa Liana sangat perhatian.

 

Saka merasakan kehangatan di hatinya, lalu menyahut, "Terima kasih, Bu Liana!"

 

"Nggak perlu berterima kasih. Saat melihatmu, aku langsung teringat pada Adriel."

 

Liana melambaikan tangannya, lalu berkata seolah tak peduli, "Omong-omong, Cecil dan Marina kelihatannya sangat khawatir dengan keadaanmu dan mereka sedang menunggumu di vilamu."

 

"Tapi setelah berakhirnya Gunung Reribu, Wennie menemukan Elin. Sekarang dia, Leony, Elin, membawa Gary padaku. Aku akan melihat, apa aku bisa menyembuhkan Gary."

 

"Tentang Yunna... "

 

"Aku akan pergi mengantar nadi naga padanya!"

 

Saka langsung menyela dengan suara yang dalam.

 

Saat ini, Yunna masih berada di Pegunungan Tunaga. Tidak ada cara lain selain energi keberuntungan naga yang tersisa di sana, yang dapat membuatnya tetap hidup.

 

Terlebih lagi, setetes nadi naga saja tidak cukup untuk menyelamatkan Yunna sepenuhnya dari bahaya.

 

Saat Saka mengantarkan nadi naga, dia bisa menemani Yunna...

 

Liana tertegun sejenak, tetapi tiba-tiba menyahut, " Yunna adalah wanita Adriel ... sebaiknya kamu nggak punya niat buruk padanya. Selain itu, mulai sekarang, Wennie, Elin dan Leony nggak akan pergi ke sisimu lagi... "

 

Mengapa kamu mengingatkanku tentang hal ini?

 

Memangnya aku bergantung padamu demi melindungi siapa?

 

"Aku tahu... " sahut Saka dengan ekspresinya yang berubah menjadi muram.

 

"Hei, Nak. Berhati-hatilah ke depannya. Bagaimanapun juga, Wennie adalah janda dari Adriel. Kamu punya hubungan yang baik dengannya. Untunglah kamu bersedia menjaga janda dari Adriel. Tapi, kamu nggak boleh punya pikiran untuk membawanya ke tempat tidur... "

 

"Adriel meninggal secara tragis. Kalau kamu mengincar jandanya, memangnya kamu masih bisa dianggap manusia?" ujar Liana dengan nada serius dan penuh perhatian.

 

Jelas sekali bahwa Liana melihat beberapa kekurangan Saka dari Cecil dan Marina.

 

"Aku tahu."

 

Saka tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya, lalu bertanya dengan nada bingung, " Selain itu, kenapa kamu bilang kalau di dalam Batu Delapan Sekte mengandung garis darah khusus?"

 

Saka sudah membawa kembali Batu Delapan Sekte, tetapi masih belum punya waktu untuk mempelajarinya.

 

"Apa kamu nggak mendapatkan garis darah khusus?”

 

Liana juga tercengang. Dia bergumam dalam kebingungan, "Nggak mungkin, secara logika pasti ada sesuatu di dalamnya... Apakah pria tua itu sudah berbohong padaku? Nggak, nggak mungkin. Dia nggak akan membuat lelucon seperti itu... "

 

Siapa pria tua yang dimaksud?

 

Guru?

 

Saka bingung, tetapi dia tidak bisa menggunakan teknik membaca pikirannya, karena tingkatan Liana terlalu tinggi.

 

Liana tidak mengatakan apa-apa dan Saka juga tidak bertanya. Dia hanya melihat Liana sedang berpikir keras dengan wajah serius, menunggu wanita itu memberinya petunjuk.

 

Setelah beberapa saat, Liana agak ragu bertanya kepada Saka, "Bagaimana kalau kamu coba ambil saja?"

 

"Ambil siapa?" tanya Saka tanpa sadar.

 

"Apa maksudmu ambil siapa? Aku menyuruhmu mengambil Batu Delapan Sekte! Mungkin ada sesuatu yang tersembunyi di dalamnya!" seru Liana.

 

"Oh... " Saka tampak agak kecewa.

 

"Pokoknya, coba saja. Sementara ini, nggak ada cara lain. Cuma Batu Delapan Sekte itu adalah sesuatu yang dikorbankan bersama oleh delapan sekte. Nggak mudah untuk memecahkannya juga... " kata Liana sambil menggaruk kepalanya pelan.

 

"Kalau begitu kamu harus menggunakan sesuatu yang lebih keras dan menggalinya perlahan. Yang paling penting adalah Batu Delapan Sekte nggak akan melawan, cepat atau lambat ... "

 

Saka memiliki hak untuk bicara mengenai hal ini.

 

"Cukup, cuma itu yang perlu aku jelaskan. Satu hal terakhir, kalau kamu punya kesempatan untuk dekat dengan Guru Negara suatu hari nanti, terus dekati dia sebanyak yang kamu bisa."

 

"Lagi pula, berdasarkan kemampuanmu, kamu nggak memenuhi syarat untuk mendapatkan Batu Jiwa. Kamu benar-benar sudah diperlakukan dengan baik!"

 

Setelah Liana selesai berbicara, dia berkata dengan serius.

 

"Aku tahu," jawab Saka tersenyum. Setelah berkata beberapa kata lagi, dia berdiri dan segera pergi.

 

Saat ini, saatnya kembali dan berlatih keras untuk mempersiapkan rapat pemilihan besok.

 

Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2146 Membakar Langit ~ Bab 2146 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 14, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.