Bab 2158
"Yang Mulia
Pangeran Keempat, Putri Mifa, ada urusan apa kalian berdua datang ke Kantor
Inspeksi-ku?" tanya Efren sambil melangkah maju.
Seorang pangeran yang
dipercaya oleh Káisar datang secara pribadi langsung disambut oleh Efren.
"Kalian baru saja
menangkap Saka, sepertinya ada ketidakadilan di dalamnya, aku datang untuk
membawanya!"
Roni langsung berbicara
ke intinya. Dia terburu-buru dan tidak ada waktu untuk menjelaskan lebih banyak
kepada Efren dan langsung meminta agar orang itu dibebaskan.
Saka?
Efren agak terkejut, dia
juga mengetahui beberapa perbuatan Saka ...
Saka ternyata begitu
cepat kembali melanggar hukum dan ditangkap?
Kenapa setiap kali ada
masalah selalu ada dia?
Namun, dia juga tidak
peduli. Dia tersenyum lebar sembarj berkata, "Kukira ada masalah apa,
ternyata masalah kecil. Kenapa Pangeran Keempat nggak utus orang untuk memberi
kabar saja? Kenapa harus datang sendiri?"
Kantor Inspeksi memiliki
status yang istimewa, bahkan orang-orang berkuasa pun tidak bisa sembarangan
mencampuri urusan ini...
Namun, apakah Roni
adalah orang biasa yang berkuasa?
Semua Kantor Inspeksi
adalah milik keluarganya...
Saat ini, Roni menoleh
untuk melihat orang-orang di belakangnya, lalu berkata dengan nada tenang,
" Siapa yang menangkap Saka?"
Seketika, beberapa
anggota Kantor Inspeksi di belakangnya saling memandang, dan akhirnya tatapan
mereka tertuju pada petugas muda itu.
Petugas muda itu
lahgsung terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa.
Efren meliriknya dengan
tatapan dingin dan berkata, "Kamu menangkap orang-orang Pangeran
Keempat?"
Petugas muda itu seperti
terjatuh ke dalam gua es, wajahnya pucat. Dia buru-buru mendekat dan berkata,
"Pak, Saka sudah menyerang anggota keluarga kerajaan. Aku menangkapnya
sesuai hukum dan seluruh prosesnya masuk akal. Aku sama sekali nggak melakukan
tindakan sewenang -wenang!"
Sambil berkata, dia
mengeluarkan sebuah laporan.
Efren mengangkat alis,
seolah ingin berpura-pura menegur, apalagi ini adalah keluarga Atmaja.
Cukup pancing orangnya
saja, tidak perlu terlalu mempersulit anggota keluarga Atmaja.
Dia memperkirakan bahwa
Pangeran Keempat juga tidak ingin memperkeruh hubungan dengan keluarga Atmaja.
Namun, sebelum dia
membuka mulut, Roni berjalan ke depan petugas muda itu dan mengambil laporan
penegakan hukum yang dipegangnya.
Petugas muda itu
bersikap hormat, tetapi hatinya penuh dengan dan kebingungan. Dia tidak
menyangka bahwa Pangeran Keempat benar-benar mengambil tindakan. Sepertinya
Saka hanya bisa dilepaskan. Dia kehilangan kesempatan untuk berkontribusi bagi
keluarganya.
Roni membolak-balik
laporan dan berkata, "
Memang sangat masuk
akal."
"Terima kasih atas
pujian Pangeran Keempat," ujar petugas muda itu sambil mengangguk dan
membungkuk.
Namun, sesaat kemudian,
di tengah keterkejutan semua orang, Roni langsung merobek laporan itu menjadi
dua bagian.
Lalu, dia melirik
petugas muda itu dan berkata, " Kemampuanmu hebat juga, sayang kalau hanya
menjadi ketua di Kantor Inspeksi."
"Mulai hari ini,
aku akan memindahkanmu ke dataran tinggi perbatasan. Jaga perbatasan itu selama
50 tahun. Kamu nggak boleh kembali ke ibu kota tanpa perintah. Kalau kamu
berani kembali ke ibu kota, kamu akan mati!"
Wajah petugas muda itu
langsung pucat, tatapannya kosong.
Efren agak terkejut,
tetapi dia dengan tenang melirik petugas muda ini, lalu menelan ludahnya dan
berkata, "Yang Mulia sudah mengeluarkan perintah. Apa kalian semua nggak
dengar? Cepat, segera kirim dia ke wilayah perbatasan untuk bertugas!"
Dia ruang interogasi.
Lionel telah membalut
lukanya dan duduk di kursi dengan pedangnya. Dia memandang Saka yang
terbelenggu di seberangnya dengan tatapan puas.
Di sampingnya, Wilson
berdiri sambil menatap Saka dengan tatapan tajam.
Lionel memegang sebuah
belati sambil merapikan kukunya, meniup kukunya, dan dengan tenang melihat Saka
sambil berkata, "Saka, kesabaranku ada baťasnya. Apa kamu sudah memikirkan
dengan baik, kapan kamu akan mengaku bersalah?"
Saka bahkan tidak
melihat laporan pengakuan itu. Dia menatap Lionel dan berkata dengan nada
tenang, "Nggak mengaku bersalah, apakah itu berarti harus dipaksa untuk
mengaku?"
Lionel tersenyum sinis
dan berkata, "Dipaksa mengaku? Kamu terlalu meremehkanku."
Sambil berbicara, dia
menusukkan belati yang dipegangnya ke meja sambil menatap Saka dengan tatapan
penuh kebencian dan berkata dengan nada tegas, "Aku akan mempermainkan
wanitamu di depanmu. Cecil, 'kan? Sebentar lagi, dia akan mengerang lembut di
bawahku... "
Di sampingnya, Wilson tersenyum
dengan penuh kasih dan berkata, "Cara balas dendam ini bagus, Tuan sangat
cerdas,"
Saka menatap Wilson
dengan tatapan dingin. Marina dan Cecil tidak akan mengalami nasib buruk
seperti ini, Liana akan melindungi mereka.
Hanya karena Lionel
mengucapkan kata-kata ini... benar-benar membuat niat membunuhnya muncul.
Sebagai pewaris Tabib
Agung, dia memiliki banyak cara untuk membuat seseorang yang memiliki kemampuan
rendah mati secara tidak wajar.
"Sebenarnya, aku
hanya ingin melukaimu karena kamu adalah kakaknya Dahlia, tapi sayangnya kamu
yang menciptakan malapetaka ini, nggak bisa hidup lagi... " gumam Saka
sambil memikirkan racun mana yang lebih baik.
Hmm, racun iblis
sepertinya bagus. Saat pertempuran di Jalan Kejayaan, dia mengumpulkan sedikit racun
iblis.
Langsung melempar potnya
ke Enam Jalur Puncak Kematian.
Melihat tatapan Saka
makin dingin, Lionel makin senang. Dia memang suka dengan keadaan di mana orang
lain membencinya, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Link Lengkap Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: