Membakar Langit ~ Bab 2168

 

Bab 2168

 

Namun, pemandangan yang baru saja terjadi membuat semua orang terdiam.

 

"Apa yang dilakukan Saka?"

 

"Itu wilayah siapa?"

 

"Nggak tahu... Tunggu, apa mungkin itu Liana? Kalau dia bersedia membayar harga tertentu, mungkin dia bisa menjadi salah satu hakim."

 

Orang-orang mulai berbisik dan saling menebak. Setelah dipikir-pikir, sepertinya hanya Liana yang memiliki kemampuan untuk memaksa mengatur sebuah tempat. Namun, itu pasti dibayar dengan harga ...

 

"Sepertinya benar-benar Senior Liana 11

 

Marina pun menghela napas lega.

 

Hanya saja, Pangeran Keempat, Roni tampak terkejut sekaligus bersemangat. Ekspresinya berubah penuh antusiasme. Dia bergumam, "Itu ... Bagaimana dia tahu pilihan itu adalah yang tepat?"

 

Saat itu, Saka telah mendorong pintu masuk, menutup suara bisikan di luar.

 

Begitu memasuki ruangan, Saka terpana sejenak. Di depannya, hanya ada kabut putih yang melayang layang sehingga membuat pemandangan sekitar tak jelas terlihat. Suasana terasa memukau, seolah-olah dia sedang berada di dunia khayalan.

 

"Ada orang di sini?" tanya Saka.

 

Begitu suaranya terdengar, kabut perlahan memudar. Sosok seorang wanita berbaju ungu muncul, duduk bersila di atas sebuah tikar meditasi. Tatapannya jernih dan penuh rasa ingin tahu saat mengamati Saka.

 

Melihat wanita itu, Saka sedikit kecewa.

 

Dia berharap bisa bertemu dengan orang yang memberinya papan kayu harum itu. Namun, ternyata, bukan dia...

 

Wanita di depannya memiliki wajah lembut dan manis, dengan senyum ramah yang membuatnya tampak mudah didekati. Dia tersenyum dan bertanya, "Kamu tampak kecewa?"

 

"Nggak."

 

Saka menggeleng pelan, lalu mengeluarkan papan kayu harum itu dan berkata, "Hanya saja aku sedikit bingung. Papan kayu ini mengarahkanku ke tempat ini. Kukira... "

 

Wanita berbaju ungu itu melirik papan kayu tersebut dengan ekspresi penasaran, lalu tersenyum. "Pertemuanmu dengannya sebelumnya terjadi karena kamu melakukan sesuatu yang menyentuh hatinya," ujar wanita berbaju ungu.

 

"Namun, kalau setelah ini kamu hanya menjadi orang biasa, maka meskipun kamu memiliki kekuatan yang lebih tinggi, kamu nggak akan pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi."

 

Menyentuh hatinya?

 

Sepertinya Saka juga tidak melakukan apa-apa.

 

Saka berpikir sejenak dan bertanya, "Karena aku menantang kaum bangsawan?"

 

Wanita berbaju ungu itu tidak memberikan jawaban pasti. Dia mengangkat tangannya dan menunjuk tikar meditasi di depannya dan berkata, "Duduklah."

 

Setelah Saka duduk, wanita berbaju ungu itu tersenyum lembut dan berkata, "Jangan tegang. Aku hanya bawahan dari orang itu. Saat ini, kamu belum cukup layak untuk bertemu dengannya. Jadi, aku akan mewakilinya untuk menanyakan satu hal padamu."

 

"Apa ini semacam ujian visi?" tanya Saka.

 

Wanita itu tersenyum kecil lalu menjawab, "Bisa dibilang begitu."

 

"Silakan tanyakan."

 

Saka duduk tegak dengan sikap penuh hormat.

 

Wanita berbaju ungu itu berdeham pelan, lalu dengan serius bertanya, "Misalkan suatu hari kamu memiliki kemampuan untuk memimpin seluruh Negara Elang, apa yang akan kamu lakukan?"

 

Memimpin Negara Elang?

 

Saka sedikit terkejut.

 

Bukankah itu tugas seorang kaisar? Pertanyaan wanita ini terdengar sedikit berani dan tidak sopan...

 

Pemikirannya yang sebenarnya tentu saja ingin menertibkan kaum bangsawan dan keluarga kerajaan. Namun, apakah itu boleh diucapkan?

 

Apa maksud pertanyaan ini sebenarnya?

 

Dia mencoba menggunakan teknik membaca pikiran untuk memahami isi kepala wanita itu, tetapi merasa pusing saat menyadari ada penghalang yang melindungi pikiran wanita tersebut.

 

"Tenang saja. Apa pun yang kamu katakan di sini, hanya langit, bumi, aku, dan kamu yang tahu. Nggak ada orang lain yang akan mengetahuinya," ujar wanita berbaju ungu itu sambil tersenyum ringan.

 

Saka berpikir sejenak, lalu menjawab, "Baiklah. Beri aku waktu untuk memikirkannya."

 

Wanita berbaju ungu itu tetap tersenyum dan menunggu dengan sabar.

 

Setelah beberapa saat, Saka perlahan berkata, "Aku tentu ingin membasmi semua orang yang melanggar hukum di dunia ini."

 

"Yang kamu maksud dengan pelanggar hukum, kebanyakan dari mereka adalah kaum bangsawan, bahkan termasuk keluarga kerajaan."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2168 Membakar Langit ~ Bab 2168 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 16, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.