Bab 2169
Wanita berpakaian ungu
tidak memberikan jawaban pasti, hanya tersenyum tipis dan melanjutkan, "
Tapi kalau kamu membasmi mereka semua, pada akhirnya seseorang harus
menggantikan posisi mereka. Mungkin orang-orang terdekatmu sendiri yang akan
menjadi penguasa baru."
"Manusia membenci
kekuasaan yang korup, tetapi ketika mereka sendiri mendapatkan hak istimewa
itu, mereka justru menikmatinya."
"Dunia ini nggak
akan berubah. Kamu juga nggak akan bisa mengubah dunia ini. Mungkin generasi
pertama akan bertindak adil, tapi generasi berikutnya akan kembali mengulang
kebiasaan lama. Ketika itu terjadi, apa yang akan kamu lakukan? Terus membasmi
mereka?"
Saka terdiam lama
sebelum berkata dengan serius, " Kamu memberikan pertanyaan yang sangat
sulit."
Dia tahu masalah ini
telah menjadi dilema sejak zaman dahulu, dan bahkan para cendekiawan terkemuka
pun gagal menemukan solusinya. Pertanyaan yang diajukan terlalu berat untuk
diselesaikan oleh seorang individu biasa.
Wanita berpakaian ungu
tampaknya tidak berharap Saka memberi jawaban yang baik, hanya tersenyum dan
berkata, "Aku juga nggak ingin bertanya, tapi ini adalah tugas yang
diberikan Tuanku. Kamu hanya perlu memberikan jawabanmu saja."
Saka terdiam lama, dan
wanita berpakaian ungu hanya tersenyum tipis menatapnya. Tiba-tiba, Saka
mengangkat wajahnya, menatap mata lawannya dengan serius dan berkata,
"Nggak ada solusi."
Wanita itu tampak
terkejut. "Apa maksudmu?"
Saka menjelaskan dengan tenang,
"Masalah ini nggak memiliki solusi. Bahkan kalau kita mengganti orang,
penindasan tetap akan ada. Ini adalah hukum alam yang tidak bisa diubah oleh
kehendak pribadi."
Saka melanjutkan,
"Ambil contoh Genderang Pengaduan. Aku yakin pendirinya berniat baik untuk
memberikan keadilan terakhir bagi rakyat, tetapi akhirnya, seperti yang kita
tahu, kasusnya hanya berakhir dengan hukuman ringan."
"Apa pun yang
diubah, apa pun yang dilakukan, penindasan nggak akan pernah bisa sepenuhnya
dihapus. Itu adalah keputusan alam, bukan soal aku. Bahkan kalau yang datang
adalah seorang dewa atau raja surgawi, hasilnya tetap sama."
Saka berkata dengan
serius, "Aku nggak bisa menghapusnya, tapi aku bisa meringankannya."
"Oh?"
Wanita berpakaian ungu
menunjukkan ekspresi berpikir dan bertanya, "Bagaimana cara
meringankannya?"
"Sederhana
saja."
Saka berkata dengan
serius, "Selama ada orang bijak yang bersedia mewariskan ilmu mereka,
menyebarkannya ke rakyat biasa, mereka akan secara alami melawan golongan
berkuasa. Seenggaknya, itu akan membuat golongan berkuasa berpikir dua kali dan
nggak berani menindas rakyat terlalu keras..."
Saka berpikir sambil
menggabungkan pemikirannya sendiri, juga mendapat inspirasi dari Tabib Agung.
Bukankah gurunya juga
melakukan hal seperti ini?
Di dunia ini, banyak
sekali orang berbakat, tetapi sebelum meninggal, Tabib Agung justru pergi ke
tempat yang sangat terpencil, seperti Kota Silas yang tidak layak huni untuk
mewariskan ilmunya kepada Saka...
Bagi Saka, apa yang
dilakukan Tabib Agung sebagian juga bertujuan untuk menciptakan keadilan.
Namun, wanita berpakaian
ungu terdiam dan melihat Saka dengan tatapan bingung, sepertinya dia menemukan
sesuatu yang luar biasa
"Siapa yang
mengatakan ini padamu?" tanya wanita berbaju ungu itu.
Saka mengerutkan kening
dan menjawab, "Aku memikirkannya sendiri."
Wanita berpakaian ungu
mengerutkan kening, memandang Saka dengan bingung. Tiba-tiba, dia menarik napas
panjang, dan suaranya berubah lebih dingin, "Memikirkan sendiri? Kamu
telah melewati ujian ini, kamu boleh pergi sekarang."
"Kamu ..."
Saka juga menyadari
perubahan nada suara lawan, merasa bingung di dalam hati, apakah dia telah
mengatakan sesuatu yang salah?
Sepertinya sikapnya
berubah...
"Pintu ada di sana,
segera pergi."
Wanita berpakaian ungu
menunjuk ke pintu.
Kenapa begitu?
Bukannya katanya boleh
berkata bebas.
Meskipun merasa bingung,
Saka memilih tidak memperpanjang masalah. Dia bangkit dan pergi.
Setelah Saka
meninggalkan ruangan, wanita berbaju ungu tampak cemas. Dia menoleh ke arah
bayangan samar di balik kabut dan membungkuk hormat lalu berkata dengan hormat,
"Tuanku, aku sudah menyelesaikan pertanyaannya."
Dari balik kabut,
terdengar suara lembut tetapi penuh wibawa. "Hukum alam selalu mengurangi
kelebihan untuk melengkapi yang kurang. Dia memahami prinsip ini, itu melampaui
dugaanku."
Wanita berbaju ungu
berkata ragu, "Tuanku. Bagaimana mungkin dia mengetahui prinsip ini? Apa
seseorang mencoba membongkar identitasmu dan menipumu untuk mendapatkan
warisanmu ?"
Meskipun orang lain
tidak tahu, dia tahu bahwa prinsip yang dijelaskan Saka sangat mirip dengan
ajaran dari wanita berpakaian putih, bahkan bisa dibilang persis sama!
Itu membuatnya berpikir
lebih jauh. Apakah Saka mengetahui identitas asli Guru Negara dan berpura-pura
menyesuaikan diri untuk mendapatkan kepercayaan dan warisan Guru Negara.
Namun, suara dari kabut
putih terdengar lembut, " Mungkin ada orang yang bisa menipu aku, tapi
orang seperti itu nggak akan ada di dunia ini."
"Lalu, ... "
ujar wanita berpakaian ungu dengan ragu.
"Aku telah
melewatkan Adriel, aku nggak bisa melewatkan Saka,"
Kata-kata yang datang
dari kabut putih membuat wanita berbaju ungu terkejut dan terdiam sejenak. Guru
Negara berkata dengan suara lembut, "Aku sudah bosan dengan dunia ini,
saatnya mencari penerus."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: