Bab 2177
Namun, Davina hanya
memberikan komentar ringan sambil mengangkat tangannya. Dengan santai, dia
mengumpulkan energi sejatinya menjadi sebuah tombak panjang energi yang tajam,
lalu menebas ke arah pedang milik Saka!
Terdengar suara ledakan
keras saat pedang bertemu dengan tombak energi. Davina merasakan tangannya
sedikit mati rasa, karena kekuatan lawannya melampaui dugaannya.
Sementara itu, Saka juga
merasakan lengan kanannya bergetar, memaksanya mundur beberapa langkah.
Davina terkejut.
Bagaimana mungkin dirinya gagal melukai Saka?
Dalam pikirannya,
meskipun tingkat kekuatan mereka sama, dia seharusnya dapat dengan mudah
melukai dan membuat Saka mundur.
Bukan karena
kesombongan, melainkan rasa percaya dirinya. Davina selalu yakin pada
kemampuannya. Dalam pertarungan sesama tingkat, hampir tak pernah dia kalah,
apalagi dengan pengalaman bertarung yang jauh lebih kaya dibanding Saka.
Namun, Davina tidak tahu
bahwa Saka memiliki perasaan yang sama. Dia juga terkejut. Selama ini, dalam
pertarungan di tingkat yang sama, dia belum pernah takut pada siapa pun. Kali
ini, dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi lawannya tetap tidak
terluka.
"Dia bisa menahan
beberapa serangan dari Putri Citra..."
Adair mengangkat alisnya
sedikit, tampak cukup terkejut.
"Nggak heran dia
bisa mencetak prestasi di Jalan Kejayaan. Memang ada kemampuan."
"Jangan-jangan
Putri Citra hanya bermain-main dengannya dan sengaja mempermainkannya?"
Kerumunan mulai
berbisik-bisik.
"Orang bodoh!
Berani-beraninya kalian bicara tentang Saka? Dia sudah setara dengan aku di
masa muda!"
Mendengar komentar
mereka, Davina mendengus dalam hati dengan penuh penghinaan. Lalu, dia menatap
Saka, perlahan muncul semangat bertarung di matanya. Tak heran jika Saka
menarik perhatian sang Guru Negara. Mernang ada yang istimewa darinya.
Namun, jika ingin
menjadi tuannya, dia masih belum layak!
"Ayo! Tunjukkan
padaku batas kemampuanmu !" seru Davina sambil mengangkat tombak energi
dan menunjuk Saka.
Saka tidak berkata
apa-apa. Dia langsung melesat dengan pedang di tangan kanannya dan
mengayunkannya dengan kekuatan penuh.
Dentuman keras disertai
suara gemuruh seperti petir menggema saat pedang itu menyapu. Ayunan itu penuh
dengan energi yang ganas dan liar.
"Clang!"
Davina mengangkat
senjatanya dan menahannya, terjadilah benturan sekali lagi.
Terdengar ledakan keras
yang membuat telinga para penonton berdengung. Energi sejati mereka yang saling
berbenturan sehingga menggetarkan arena hingga retak.
Ini adalah arena yang
mampu menampung pertempuran antara para master ilahi setengah langkah, tetapi
kini kedua belah pihak mulai serius bertarung. Kekuatan mereka langsung
melampaui kekuatan master ilahi setengah langkah biasa, sehingga arena ini pun
hancur berkeping -keping!
Luar biasa!
Semua orang menatap Saka
dengan takjub. Dia benar -benar mampu bertarung seimbang dengan Davina.
Terlihat kedua belah
pihak tidak mengucapkan sepatah kata pun. Di atas arena, energi sejati mereka
tersebar, bayangan mereka saling berpapasan dan sudah saling bertabrakan
puluhan kali dalam pertarungan!
Setiap serangan
dilakukan tanpa ampun, langsung menuju titik lemah lawan!
Saka sama sekali tidak
ragu menyerang titik-titik vital Davina, meskipun lawannya seorang perempuan.
Serangan itu adalah bagian dari ilmu bela diri yang diwarisi dari leluhur
Lavali, di mana setiap gerakan ditujukan untuk membunuh, tanpa peduli apakah
itu dianggap licik atau tidak.
"Pengalaman
bertarungmu ... bagaimana bisa begitu bagus? Sudah berapa lama kamu terjun ke
dunia ini? "tanya Davina sedikit terkejut dengan kemampuan Saka yang
sebanding dengannya.
Davina tidak keberatan
jika lawannya menyerang ke titik-titik lemahnya. Namun, dalam hatinya, dia
makin terkejut dengan pengalaman bertarung lawannya yang ternyata sebanding
dengan dirinya!
"Belum terlalu
lama. Ini semua karena kemurahan hati kalian, para bangsawan yang terus
memburuku tanpa henti!" jawab Saka dingin, sambil mengayunkan pedangnya ke
arah dada Davina.
"Bagus! Sekarang
kamu pantas menjadi lawanku!" ujar Davina sambil tertawa keras.
Dia tidak memedulikan
serangan itu dan justru membalas dengan tebasan tombak yang mengarah ke titik
vital Saka.
Para penonton terkejut
mendengar ucapan itu. Saka... diakui oleh Davina?
Lionel yang berdiri di
antara penonton, mencibir, " Kenapa terkejut? Putri Citra hanya
bermain-main dengannya. Kalau serius, dia bisa menghabisinya dalam beberapa
jurus!"
"Bodoh..."
Adair mengutuk Lionel dalam
hati. Dia memandang arena dengan tatapan penuh pertimbangan.
Meski dia tampak
menghina Saka, sebenarnya dia lebih waspada dibanding siapa pun. Kekuatan lawan
makin hari makin menakutkan, benar-benar tidak bisa menunggu lagi...
Dia tidak boleh dibiarkan
tumbuh dan berkembang. Tidak boleh melakukan kebodohan seperti memelihara
harimau yang bisa mendatangkan bahaya!
"Tunggu sampai dia
kalah nanti. Aku harus menemukan cara untuk menyelamatkannya..." ujar Roni
dengan wajah cemas, sambil terus memantau jalannya pertarungan.
Setiap serangan dari
kedua belah pihak begitu berbahaya hingga membuat para penonton menahan napas.
Mereka seperti mesin pembunuh yang bergerak. Sedikit saja salah langkah, mereka
bisa kehilangan nyawa atau setidaknya menjadi cacat. Marina dan para penonton
lainnya melihat pertarungan itu dengan hati yang berdebar, tak mampu berpaling
dari arena yang kini porak-poranda.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: