Bab 2198
Ketika kata-kata itu
selesai diucapkan, terdengar suara ledakan yang menggelegar. Malam kelam yang
menyelimuti seketika pecah berkeping-keping.
Lorian terpaksa mundur
beberapa langkah karena tekanan luar biasa yang menyerangnya.
Dengan susah payah, dia
berhasil menstabilkan posisinya.
Bum!
Kegelapan malam hancur,
sementara cahaya terang kembali menyelimuti.
Di luar, Roni terkejut
ketika mendengar suara ledakan yang keras. Ketika dia mengangkat pandangannya,
dia melihat situasi yang menakjubkan. Malam yang kelam telah hancur, segala
sesuatu di medan pertempuran terpampang jelas di hadapannya.
Cahaya bulan merah yang
pekat menyinari wajah Roni yang penuh dengan keterkejutan.
Di langit, bulan darah
menggantung tinggi, sementara Davina maju dengan gagah berani sambil memegang
tombak panjangnya. Auranya mendominasi, penuh dengan kebengisan saat dia
melangkah mendekati Lorian.
"Bibi kecil? Apa
yang terjadi?"
Roni tampak kebingungan.
Tadi, Davina langsung
menerobos masuk ke dalam Wilayah Neraka itu. Roni bahkan tidak sempat melihat
keberadaan Davina dengan jelas.
"Bibi kecilmu datang
untuk melindungiku," ujar Saka sambil berjalan keluar dengan raut wajah
bingung.
"Melindungimu?
Kenapa dia melindungimu? Tadi kalian masih..." Roni makin tidak mengerti.
Pada saat ini, Lorian
yang akhirnya kembali stabil, menatap Davina dengan wajah muram, lalu berseru,
"Davina, apa kamu sudah cukup membuat keributan? Aku menghormatimu sebagai
Putri Tertua kerajaan. Aku nggak ingin menggunakan jurus mematikanku untuk
bertarung sampai mati denganmu. Jangan terlalu mendesakku!"
"Bertarung sampai
mati denganku? Apa kamu pantas?"
Davina mencemooh sambil
mengayunkan tombak panjangnya. Tekanan tombak itu begitu besar hingga Lorian
terpaksa mengerahkan kekuatannya lagi untuk bertahan.
Namun, Tubuh Bulan Darah
adalah fisik tingkat puncak. Makin lama Davina bertarung, makin besar
kekuatannya. Sementara itu, Lorian yang wilayah master ilahinya telah hancur,
ragu untuk menggunakan jurus mematikannya.
Bagaimanapun juga, jika
mereka benar-benar bertarung sampai mati, Lorian akan dianggap melanggar
aturan. Menyerang anggota keluarga kerajaan secara serius adalah pelanggaran
besar.
Setelah beberapa jurus,
terdengar suara keras, lalu Lorian terlempar ke belakang. Dia mundur beberapa
langkah dengan pakaian di dada dan perutnya terkoyak, hampir mengenai kulitnya.
Sebaliknya, Davina
berdiri dengan tombak di tangannya, matanya yang dihiasi bulan darah berputar
perlahan. Dengan suara dingin, dia berkata, "Kalau kamu bergerak lagi,
serangan tombakku berikutnya nggak hanya akan merobek bajumu."
"Ini ... "
Roni yang menyaksikan
semua ini, tampak sangat terkejut.
Lorian telah berlatih di
Sekte Tersembunyi selama sepuluh tahun, sementara Davina hanya berlatih di
dunia fana.
Bagaimana mungkin dia
bisa sekuat ini?
Lorian menatap Davina
dengan tatapan tajam sambil berkata, "Sepertinya kamu sudah mendapatkan
seorang guru yang hebat di dunia fana.
"Hehe, hanya
sedikit lebih baik daripada Sekte Tersembunyi itu."
Davina menjawab dengan
santai. Ucapannya tidak hanya untuk mengejek Lorian, tetapi juga untuk
memberikan pesan kepada Saka, menunjukkan kekuatannya sebagai cara untuk
menarik Saka ke pihaknya.
Dia bersiap untuk
mengajak Saka bergabung dengan Guru Negara.
"Aku hanya nggak
ingin menggunakan jurus mematikan dari sekteku!" teriak Lorian dengan
wajah muram.
"Aku juga menahan
kekuatanku. Kalau nggak percaya, cobalah lawan aku lagi!" jawab Davina
dengan tenang.
Sikap tidak pedulinya
membuat Lorian menjadi makin geram. Dia menatap Davina dengan tatapan tajam,
sementara aura di sekelilingnya tampak bergejolak.
Kemudian, Davina menoleh
ke arah Saka sambil tersenyum, lalu berujar, "Bagaimana menurutmu? Dia
sudah aku buat seperti ini. Cukup hebat, 'kan?"
Saka memandangnya dengan
ekspresi aneh, lalu menganggukkan kepala. "Ya, cukup hebat ... "
Davina tersenyum lebar.
"Mulai sekarang, ikutlah denganku. Aku, Putri Tertua kerajaan ini, akan
membawamu terbang tinggi! Bagaimana? Pikirkan itu."
Nada suaranya penuh
dengan bujukan lembut, tetapi Saka merasa sedikit tidak nyaman mendengarnya.
Nada ini... terdengar
seperti wanita tua aneh yang mencoba menculik anak kecil.
"Aku akan
memikirkannya," balas Saka.
"Apa lagi yang
perlu dipikirkan? Ayo ikutlah denganku!"
Davina langsung meraih
Saka, berniat membawanya pergi.
Lorian tampak panik,
mencoba menghalangi mereka. Namun, Davina berdiri seperti tembok yang kokoh di
depan Saka, membuatnya mustahil untuk dilewati.
Namun, pada saat itu,
terdengar suara langkah kaki yang ramai, diikuti oleh suara tawa lembut.
"Putri Tertua yang
telah menghilang selama sepuluh tahun, langsung membawa kemarahan sebesar ini
begitu muncul. Hehe, aku Jalu Atmaja, kepala keluarga Atmaja, datang untuk
membantu Putri Tertua meredakan amarahnya."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: