Membakar Langit ~ Bab 2199

  

Bab 2199

 

Seorang pria paruh baya berwajah tegas tampak berjalan mendekat, diiringi oleh sekelompok orang. Pria itu memancarkan aura kepemimpinan yang telah lama terbentuk karena berada di posisi yang tinggi.

 

Dia adalah Jalu, kepala keluarga Atmaja!

 

"Pak Jalu!" Lorian tampak agak terkejut, tidak menyangka bahwa Jalu akan turun tangan secara langsung.

 

"Kenapa? Kamu tahu kalau nggak bisa menang, jadi kamu memanggil bala bantuan?"

 

Davina menyipitkan matanya. Sepasang pupilnya yang dihiasi bulan merah menatap tajam ke arah Jalu. Dia tertawa dingin, lalu berkata, "Nggak peduli berapa banyak orang yang datang, aku akan menghadapi mereka semua!"

 

Roni juga melangkah maju, berkata dengan nada santai, "Pak Jalu datang tepat waktu. Lorian tadi menyerang bibi kecilku. Bagaimana kamu akan menjelaskan hal ini?"

 

Menyerang anggota keluarga kerajaan tanpa alasan adalah pelanggaran serius yang dapat membahayakan keluarga Atmaja.

 

Namun, Jalu hanya tersenyum simpul sembari berkata, "Menyerang anggota keluarga kerajaan? Apakah Yang Mulia Putri Tertua terluka? Hehe, menurutku tadi hanyalah perselisihan anak muda, semacam duel biasa. Nggak bisa dikaitkan dengan pelanggaran berat. Lorian, kenapa kamu malah bertarung dengan Yang Mulia Putri Tertua? Itu nggak pantas. Cepat minta maaf padanya!"

 

Lorian segera memahami maksud Jalu. Meskipun Jalu terlihat tenang dan sederhana, dia adalah seorang yang sangat berpengalaman di dunia politik.

 

Dengan beberapa kata santai darinya, dia berhasil mengubah situasi ini menjadi sekadar perselisihan anak muda, menghilangkan dampak serius dari tindakan yang diambil Lorian hari ini.

 

Dengan menarik napas dalam, Lorian berkata, " Putri Tertua, aku minta maaf. Tadi aku sudah bertindak ceroboh. Itu adalah kesalahanku!"

 

"Dasar licik... "

 

Davina meliriknya dengan tatapan dingin, tetapi dia merasa malas untuk berdebat lebih jauh. Dia hanya berkata, "Hari ini aku malas membuang waktu dengan kalian. Lain kali aku akan mencari masalah dengan kalian. Sekarang, aku ingin pergi. Apakah ada yang berani menghentikanku?"

 

"Putri Tertua, siapa yang berani menghentikanmu di Kota Sentana? Silakan saja," jawab Jalu dengan nada tenang.

 

Kemudian, dia menoleh ke arah Saka sambil tersenyum, lalu berujar, "Aku nggak menyangka kalau ada begitu banyak orang yang melindungimu. Masa depanmu pasti akan sangat cerah."

 

Lorian yang tampak terkejut berkata, "Pak Jalu!"

 

Dia tidak ingin Saka dibawa pergi.

 

Namun, Jalu mengangkat tangannya, menghentikan Lorian, lalu memerintahkan bawahannya untuk membuka jalan. Dengan senyum simpul, dia berkata kepada Davina, "Silakan."

 

Davina mengangkat alisnya, agak terkejut bahwa Jalu tidak melanjutkan konflik. Tanpa banyak bicara, dia membawa Saka pergi.

 

Roni masih merasa bingung, ingin tahu mengapa bibi kecilnya ini datang membantu Saka.

 

Namun, saat dia akan bertanya lebih lanjut, terdengar teriakan Lorian dari belakang, "Davina! Apakah pantas kamu melakukan ini hanya demi seorang kekasih berwajah tampan? Mulai sekarang, aku adalah musuhmu!"

 

Langkah Roni terhenti sejenak ketika mendengar itu. Dia mempercepat langkahnya mengikuti Davina dan Saka.

 

Setelah mereka pergi, Lorian berkata dengan cemas, "Pak Jalu, kenapa kita membiarkan mereka pergi begitu saja?"

 

Jalu menatapnya, tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Kamu ini! Dalam hal bakat bertarung, aku memang nggak sebaik dirimu, tapi keluarga Atmaja bisa bertahan sejauh ini bukan hanya karena kekuatan bertarung saja.'

 

"Apa maksudnya?" tanya Lorian dengan sedikit bingung.

 

Jalu tersenyum simpul, lalu berujar, "Sebentar lagi kamu akan mengerti."

 

Setelah berkata demikian, dia berbalik, pergi tanpa tergesa-gesa.

 

Sementara itu, di sisi lain.

 

Ketiganya hampir tiba di gerbang kediaman Guru Negara. Davina tampak tidak asing dengan tempat itu. Sambil berjalan, dia terus melirik Saka dengan pandangan yang membuat Saka merasa tidak nyaman.

 

Saka mulai berjaga-jaga, merasa pandangan Davina seperti seorang penguntit yang mengincar gadis muda, membuatnya merinding.

 

Di sisi lain, Roni tidak henti-hentinya menatap mereka dengan tatapan penuh kecurigaan.

 

"Aku ingin bertanya... " Roni akhirnya tak bisa menahannya lagi. Dia berkata, "Bibi kecil, kenapa kamu membantu Saka?"

 

Davina menatapnya sekilas dengan santai, lalu balik bertanya, "Apa maksudmu?"

 

"Ketika kita akan pergi tadi, Lorian mengatakan sesuatu tentang kekasih berwajah tampan ... " kata Roni dengan ragu.

 

"Oh, itu ... " Davina tertawa kecil, hendak menjelaskan.

 

Namun, Saka langsung memotong dengan wajah muram, "Itu tuduhan yang nggak berdasar! Aku nggak tertarik menjadi kekasih siapa pun, aku juga nggak tertarik menjadi pamanmu!"

 

Davina yang awalnya ingin menjelaskan, menjadi marah ketika mendengar itu. Sebagai Putri Tertua di kerajaan ini, bagaimana bisa dia diremehkan seperti ini?

 

"Kamu sudah mengalahkanku dalam hal bakat, tapi kenapa kamu juga nggak menghargai diriku?" batin Davina.

 

"Kenapa? Apa menurutmu seorang putri nggak cukup layak untukmu?" tanya Davina sambil tertawa kesal.

 

"Ini bukan soal layak atau nggak layak. Lagi pula, kita bukan sedang membicara perkawinan hewan..."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2199 Membakar Langit ~ Bab 2199 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 22, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.