Bab 2200
Saka benar-benar tidak
menyangka bahwa suatu hari dia akan mengucapkan kata-kata ini.
"Siapa yang peduli
padamu? Kalau kamu nggak tertarik padaku, masih banyak yang mau denganku!”
Davina tampak kesal.
Wanita memang aneh. Dia
bisa tidak tertarik padamu, tetapi jika kamu tidak menunjukkan ketertarikan
padanya, dia akan marah.
Namun, Roni yang melihat
adegan ini tampak terkejut.
Bukti yang kuat ada di
depan mata!
Sepertinya, memang ada
sesuatu di antara mereka.
"Apakah kalian
berdua benar-benar saling tertarik?"
"Nggak!"
Keduanya menjawab
serentak.
Begitu kompak!
Seperti pasangan muda
yang sedang bertengkar!
"Nggak kusangka,
kamu punya cara seperti ini. Sejak dulu, bibi kecilku terkenal dengan sifatnya
yang sombong dan sulit didekati. Bagaimana kamu bisa menaklukkan hatinya?
Kalian baru saja saling mengenal, 'kan?" kata Roni dengan suara pelan pada
Saka.
Saka hanya memutar bola
matanya, tidak menjawab.
Roni terus menggumamkan
pujian, merasa bahwa dia mungkin telah meremehkan Saka. Ternyata, Saka bukan
hanya berbakat dalam hal seni bela diri, tetapi juga sangat berbakat dalam hal
merayu wanita.
Namun, melihat suasana
yang agak canggung di antara keduanya, dia tidak berani berkata lebih banyak.
Saat itu, mereka
akhirnya sampai di kediaman Guru Negara.
"Kalian tunggu
sebentar, aku akan masuk untuk melapor."
Roni mengatakan ini,
lalu segera pergi. Dia tidak ingin terjebak di antara dua orang yang tampaknya
sedang bertengkar.
"Percaya atau
nggak, Guru Negara nggak akan peduli padamu," ejek Davina dengan senyum
sinis.
Saka hanya memutar bola
matanya, tidak menanggapi perkataan Davina.
Dia berpikir dalam hati,
"Guru Negara masih berutang satu Batu Jiwa padaku. Entah kapan dia akan
memberikannya... "
Davina tetap terdiam,
masih menunjukkan senyum mengejek.
Tak lama kemudian, Roni
keluar dengan wajah bingung, memandang Saka sambil sedikit menggelengkan
kepala, lalu berkata, "Aku nggak bertemu dengan Guru Negara, hanya saja
pelayan Guru Negara berkata kalau dia nggak tertarik untuk membantumu..."
Roni juga merasa sangat
bingung. Seharusnya tidak seperti ini ...
Davina tampak seperti
sudah menyangka hal ini akan terjadi.
"Bibi kecil, apa
kamu tahu apa yang sedang terjadi?" tanya Roni dengan bingung.
"Nggak tahu. Aku
nggak tahu apa-apa," jawab Davina dengan nada santai.
Saka berpikir sejenak
sebelum berkata, "Kalau Guru Negara nggak mau membantu, kita coba saja
mencari Tetua Li ... "
Namun, pada saat itu
ponselnya berdering. Ternyata itu adalah telepon dari Liana.
Di ujung lain telepon,
Liana langsung berkata, " Eh... Kamu sedang mencari Tetua dari Sekte
Master Langit, 'kan?"
"Ya, awalnya aku
ingin meminta bantuan Guru Negara, tapi dia menolakku. Jadi, aku berniat
mencari bantuan darimu," jawab Saka.
"Hmm, tapi...
sepertinya aku nggak bisa membantumu di telepon. "Suara Liana terdengar
ragu-ragu
Saka sedikit
mengernyitkan kening dengan penuh kebingungan. "Ada masalah?"
"Ada masalah, tapi
juga nggak bisa dibilang seperti itu..."
Di sisi lain, di
kediaman Liana, dia sedang berbicara di telepon sambil melihat tiga surat di
sampingnya.
Satu surat datang dari
keluarga Atmaja, satu lagi dari Sekte Dokter Surgawi, sementara surat yang
terakhir tanpa nama pengirim.
Liana melirik surat dari
keluarga Atmaja dengan tatapan acuh tak acuh, hanya sekilas saja. Pandangannya
sedikit terhenti pada surat dari Sekte Dokter Surgawi
Pada akhirnya, matanya
tertuju pada surat terakhir yang memiliki tulisan indah. Di atasnya terdapat
sebuah Batu Jiwa dan sebotol darah naga yang berwarna merah pekat. Dia menatap
tulisan yang indah itu dengan penuh perhatian.
"Hmm, aku hanya
merasa ... kalau kamu bergabung dengan Sekte Tersembunyi sekarang, mungkin ada
hal-hal yang akan kamu lewatkan... "
Setelah mengatakan ini,
Liana berhenti sejenak, lalu menatap Batu Jiwa dan darah naga itu. Dia dengan
tegas berkata, "Tentu saja, bergabung dengan Sekte Tersembunyi juga bukan
hal yang buruk. Tapi kalau kamu tetap di dunia fana, langitmu akan jauh lebih
luas."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: