Bab 2202
Saka mengangguk pelan,
lalu berbalik dan pergi tanpa berkata apa-apa.
Setelah dia pergi, hanya
tersisa Galeno dan Roni di tempat itu. Galeno terdiam sejenak sebelum akhirnya
berbicara dengan suara pelan, "Yang Mulia, aku sangat mengagumi
Saka."
"Dia berani
melanggar aturan, berani menantang norma yang ada. Biasanya, orang seperti dia
adalah penggerak perubahan di era baru."
Roni memandangnya dengan
tenang, mengetahui apa yang akan dia katakan selanjutnya, sebuah "
tetapi."
"Tapi," Galeno
menatapnya tajam, "Yang Mulia, kami, tujuh keluarga besar, justru adalah
representasi dari era lama. Kami adalah simbol aturan dan norma yang ada."
"Ketika dia
menantang aturan, itu berarti dia juga sedang menantang kami."
Roni mengerutkan alisnya
sedikit dan membalas, " Yang dia tantang hanyalah keluarga Atmaja.
Keluarga Atmaja nggak bisa mewakili semua aturan.
"Melihat langit
mendung, tahu hujan akan turun "balas Galeno, menatapnya dalam-dalam, lalu
melanjutkan, "Dia ingin langsung melapor ke Tetua, melangkahi kami. Kamu
pasti tahu, akar sebenarnya dari kekuatan tujuh keluarga besar adalah hubungan
kami dengan Sekte Tersembunyi."
"Hal ini bahkan
dihormati oleh Yang Mulia Kaisar sendiri."
"Tapi dia, bahkan
sebelum resmi bergabung dengan Sekte Tersembunyi, sudah mencoba melangkahi
kami. Ini adalah pertanda buruk yang nggak boleh dibiarkan," ujarnya
tegas.
Galeno berhenti sejenak,
lalu melanjutkan dengan suara lebih berat, "Mengelola kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan itu mudah. Cukup dengan empat kata, yaitu menipu atasan,
membohongi bawahan."
"Begitu semua orang
memiliki akses informasi yang setara, maka hak istimewa kami akan tergerus.
Banyak tindakan kecil kami pun akan sulit dilakukan."
Roni semakin
mengernyitkan alisnya.
Galeno menatapnya tajam
dan melanjutkan, "Tujuh keluarga besar memang bersaing satu sama lain,
tapi ada kesepakatan tak tertulis yang selalu kami jaga, kami nggak akan pernah
menghancurkan kepentingan bersama."
"Selama
bertahun-tahun, kami, tujuh keluarga besar, diam-diam melakukan banyak hal di
luar aturan. Dengan menggunakan nama Sekte Tersembunyi, kami telah mengamankan
banyak keuntungan untuk diri kami sendiri."
"Namun, karena
hanya kami yang menguasai jalur informasi, segalanya tetap tenang dan
terkendali. Aku nggak peduli apa tujuan Saka ingin bicara dengan Tetua, tapi
satu hal yang pasti, kami nggak bisa membiarkannya membuka celah ini."
Roni terdiam beberapa
saat, lalu bertanya, "Bahkan jika dia memiliki potensi besar di masa
depan?"
Galeno tersenyum ringan.
"Potensi besar seperti apa? Bisakah dia melampaui Lima Genius yang telah
kami kirimkan ke Sekte Tersembunyi?"
Lima Genius itu adalah
lima individu paling berbakat yang dikirim oleh Negara Elang ke Sekte
Tersembunyi, simbol puncak prestasi.
Mereka bukan berasal
dari angkatan yang sama. Lima Genius ini adalah para pemenang sejati, muncul
dari generasi ke generasi, masing-masing telah membuat nama besar di Sekte
Tersembunyi.
Salah satunya berasal
dari keluarga Syahrir, satu lagi dari keluarga Romli, dua dari keluarga
kerajaan, sementara satu lainnya memiliki latar belakang misterius, tidak
terafiliasi dengan keluarga mana pun. Orang ini, seperti Shawn dan Saka,
berhasil bangkit dari bawah dengan perjuangan keras.
Justru karena keluarga
Atmaja tidak memiliki wakil dalam Lima Genius, mereka kehilangan pengaruh dan
penerus yang menonjol.
Kelima orang ini pernah
mendominasi generasi mereka masing-masing. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa
Saka mampu menyamai mereka.
Melihat Roni terdiam,
Galeno melanjutkan, " Pangeran Keempat, tolong jangan membuatku berada
dalam posisi sulit."
"Maaf sudah
mengganggu," ujar Roni sambil mengangguk ringan, lalu berbalik pergi.
Namun, suara Galeno yang
penuh nasihat tiba-tiba terdengar dari belakangnya. "Pangeran Keempat,
kamu ingin bersaing memperebutkan takhta dan ingin melatih bakat-bakat, itu aku
pahami. Tapi membantu Saka akan membuat para petinggi merasa nggak senang
padamu."
"Apakah kamu
benar-benar yakin dia layak untuk investasimu?" tanyanya.
Roni berhenti melangkah,
lalu tersenyum kecil. " Jujur saja, aku nggak yakin," balasnya.
"Oh?" Galeno
tampak terkejut sejenak.
"Namun, Ayahanda
pernah berkata, nggak ada yang tahu jalan mana yang benar. Yang perlu kamu
lakukan hanyalah memilih satu jalan yang menurutmu benar dan terus maju. Kalau
kamu menemukan bahwa jalan itu salah, jangan pernah berhenti di tengah
jalan," jelas Roni.
"Bahkan jalan yang
salah sekali pun tetaplah sebuah jalan," lanjutnya. "Teruslah
melangkah tanpa ragu, karena mungkin saja di ujung jalan itu kamu akan
menemukan keindahan yang tak terduga."
Selesai mengatakan itu,
Roni melangkah pergi tanpa ragu.
Galeno mendengar
kata-kata itu dan tersenyum kecil, lalu berkata pelan, "Yang Mulia,
keluarga Dinata nggak akan mendukung Saka, tapi kami mendukungmu."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: