Bab 2203
Galeno tidak menoleh,
hanya melambaikan tangan sebagai isyarat. Setelah Roni pergi, Julio perlahan
muncul dari balik pintu, wajahnya muram. Dengan nada tidak puas, dia berkata,
"Ayah, menurutku keputusanmu salah. Kita seharusnya membantu dia!
Galeno menatap putranya
dengan tenang dan berkata, "Kamu nggak suka terlibat dalam perebutan
kekuasaan, dan kamu juga nggak tertarik dengan posisi kepala keluarga. Tapi
ingat, hanya dengan memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga, kamu baru
bisa memiliki hak untuk membuat keputusan."
Julio mengepalkan tinjunya
dengan erat, tatapannya berubah tajam. Dalam diam, pikirannya mulai bergeser,
perlahan menerima kenyataan bahwa tanggung jawab besar mungkin tidak bisa dia
hindari.
Di sisi lain, Roni
mendekati Saka dengan senyuman kecil. "Sudahlah, tetap tinggal di dunia
fana ini juga nggak buruk," ujarnya.
Saka hanya tersenyum
tipis, tidak menunjukkan tanda-tanda kecewa, lalu mengangguk ringan.
"Sepertinya tidak
ada gunanya menemui keluarga lain," gumam Roni sambil mendesah pelan.
Namun tiba-tiba,
ekspresinya berubah dingin. Dengan nada marah, dia berkata, "Mereka semua
benar benar nggak punya mata untuk melihat potensi Suatu hari nanti, mereka
akan menyesal karena nggak membantumu hari inil"
Saka tersenyum kecil,
lalu berkata, "Betul juga."
Roni tertegun sejenak,
lalu mengerutkan alis. "Aku cuma berusaha menghiburmu, tahu... "
balasnya.
"Tapi kamu nggak
sengaja mengatakan kebenaran," jawab Saka sambil tersenyum lebih lebar.
Setelah berpikir sejenak, dia menambahkan, "Beri aku waktu enam bulan.
Dalam enam bulan, aku akan membuat mereka semua menyesal."
Sejak dia mulai dikenal
hingga sekarang, waktu yang dihabiskannya bahkan belum mencapai setahun penuh.
Namun sekarang, dia sudah hampir mencapai master ilahi setengah langkah.
Setengah tahun lagi,
jika dia mencapai raja ilahi setengah langkah, itu bisa diterima, 'kan?
Roni hanya bisa menghela
napas panjang, sudut bibirnya berkedut. "Hebat sekali ambisimu. Aku bisa
menyediakan sumber daya untuk membantumu berlatih ... " ujarnya.
Namun dalam hati, dia
merasa kasihan. Saka telah melewatkan kesempatan besar untuk masuk ke Sekte
Tersembunyi. Sumber daya yang dimilikinya jelas tidak bisa dibandingkan dengan
apa yang dimiliki oleh tujuh keluarga besar.
Saka mengingat sebuah
token kayu wangi yang dapat menyediakan energi sejati tak terbatas. Dengan
santai, dia menggelengkan kepala dan berkata, "Nggak perlu. Kamu hanya
perlu mencarikan aku batu jiwa."
Dia berhenti sejenak,
kemudian bertanya dengan nada bingung, "Bukankah Guru Negara bilang akan
memberikan batu jiwa itu padaku? Kenapa belum ada kabar sampai sekarang?"
Roni tersentak kaget,
tatapannya langsung terpaku pada Saka. Dalam hatinya, dia tidak bisa menahan
kekaguman.
"Jadi benar-benar
kamu, bocah ini! Guru Negara ternyata sangat memanjakanmu !" pikirnya
dalam hati.
"Kenapa kamu lihat
aku seperti itu?" tanya Saka bingung.
"Nggak, nggak ada
apa-apa... " jawab Roni sambil menelan ludah, berusaha menenangkan diri.
Tiba-tiba, Saka
mengerutkan alisnya. Tubuhnya terasa aneh, energi hangat di dalam tubuhnya
mulai bergolak tak terkendali.
Apa ini efek Pil Surya
dari Lorian? Apakah pil itu akan segera bereaksi?
"Antar aku
pulang," ujar Saka dengan nada mendesak.
"Hah? Kenapa
buru-buru sekali?" Roni terkejut, tidak menyangka permintaan itu.
Namun, sebelum Roni bisa
berbuat apa-apa, sebuah mobil tiba-tiba berhenti tepat di depan Saka. Di balik
kemudi, tampak Kelly dengan wajah penuh kecemasan. "Aku dengar Lorian
pergi mencarimu untuk bikin masalah. Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan
nada khawatir.
"Kelly, itu urusan
kapan? Baru sekarang kamu dengar?" pikir Saka dalam hati, dia hanya bisa
menghela napas dalam hati, sedikit kesal.
"Nggak ada
masalah," jawabnya sambil melirik Kelly. "Tapi kalau nggak ada urusan
penting, jangan muncul lagi di hadapanku."
Nada Saka terdengar
tegas dan penuh ketergesaan. Dia tidak punya waktu untuk berbasa-basi, tubuhnya
sudah mulai merasa tidak nyaman. Dia hanya ingin pulang sebelum sesuatu yang
tidak diinginkan terjadi.
Niat Saka sebenarnya
baik. Dia takut racun dalam tubuhnya akan bereaksi sewaktu-waktu, dan tanpa
sengaja dia malah akan membahayakan Kelly.
Namun, Kelly salah
paham. Dia mengira Saka sedang berusaha menjauh darinya. Dengan nada penuh
penyesalan, dia berkata, "Maaf, aku nggak menyangka kakakku akan bertindak
sekejam itu ... Tapi aku punya cara untuk menyelesaikan masalah kalian."
Saat menyebutkan
"cara," Kelly menggigit bibirnya, raut wajahnya tampak rumit.
"Aku nggak mau
tahu! Aku ingin pulang sekarang!" ujar Saka, hampir kehilangan kesabaran.
Melihat reaksi Saka, Kelly
menarik napas panjang. Ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi tegas. "Naik
mobil. Aku akan mengantarmu," ujarnya.
Tanpa berpikir panjang,
Saka melambaikan tangan kepada Roni sebagai tanda perpisahan dan langsung masuk
ke mobil.
Namun, saat Kelly menginjak
gas, arah mobil itu justru menuju sebuah vila asing yang belum pernah dilihat
Saka sebelumnya.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: