Bab 2206
Lorian merasa
seolah-olah dihantam petir. Matanya membelalak, wajahnya tidak percaya.
Apa ini sungguh terjadi?
Gideon tersenyum tipis,
lalu menambahkan, "Tentu saja, jika di masa depan dia nggak menunjukkan
hasil yang memuaskan, aku nggak akan segan-segan mencabut semuanya."
Dia melanjutkan dengan
nada santai, "Pergilah, beri kabar kepadanya. Katakan bahwa aku menyetujui
persyaratannya."
Lorian membuka mulutnya
seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar.
Akhirnya, dia hanya mengangguk kaku, menerima perintah itu.
Namun, Jayub yang
berdiri di samping akhirnya menghela napas panjang, lalu berbicara dengan hati
-hati. "Tetua, sebenarnya, cucuku Lorian juga cukup berbakat. Jika kamu
memberinya kesempatan, dia nggak akan kalah dibandingkan Sa..."
"Ha!" Gideon
langsung menyela dengan tawa dingin. Tatapannya dipenuhi dengan ejekan saat dia
menatap Jayub. "Kamu sudah mengatakan itu lebih dari sekali. Tapi katakan
padaku, kenapa Lorian bisa menjadi murid sejati sekteku? Kamu pikir aku nggak
tahu?" ujarnya.
Gideon melanjutkan
dengan nada sarkastik, " Bukankah itu semua karena kamu menggunakan koneksi
dan menjilat sana-sini? Kalau nggak, menurutmu kenapa aku baru memberinya
status murid sejati sebulan yang lalu? Kalau memang dia berbakat, aku pasti
sudah menerimanya sejak lama!"
Jayub terdiam, wajahnya
memucat. Gideon tidak berhenti di situ. Dengan suara keras, dia melanjutkan,
"Dan kamu ingin membandingkan dia dengan Saka? Apa cucumu bisa
menghancurkan rencana jebakan Enam Jalur Puncak Kematian seperti Saka?"
"Apa cucumu bisa
bertarung melampaui batasnya seperti Saka?"
"Apa cucumu bisa
mencuri Teknik Penerobos Surgawi dari tangan Liana seperti Saka?"
Pertanyaan-pertanyaan
itu menghantam Jayub tanpa ampun, membuat wajahnya semakin pucat.
Selama sepuluh tahun,
Lorian gagal mendapatkan status murid sejati. Jayub harus menggunakan segala
cara, termasuk hubungan pribadi, untuk memastikan cucunya mendapatkan tempat.
Melihat kakeknya
dipermalukan, Lorian menggertakkan giginya dengan amarah yang meluap-luap.
Tangannya terkepal erat, wajahnya memerah karena menahan emosi.
Dia merasa marah dan
malu. Dia membenci dirinya sendiri karena membuat kakeknya dihina. Dia membenci
Gideon karena meremehkan keluarganya. Dan yang paling dia benci adalah Saka,
karena semua ini terjadi gara-gara dia!
"Kalau kamu hanya
mengandalkan koneksi, tetaplah berjalan di jalur itu. Kalau kamu pandai bicara,
jadilah politisi saja. Jangan membandingkan diri dengan bakat murni, itu
seperti cari penyakit," kata Gideon dengan nada dingin, tatapannya penuh
penghinaan.
Dia melambaikan
tangannya, mengakhiri diskusi. " Pergilah, lakukan tugasmu dengan baik.
Kalau kamu berhasil, aku akan memberimu penghargaan. Lagipula, di masa depan,
Saka pasti akan ingat karnu sebagai orang yang memperkenalkannya ke
sekte," tambahnya.
"Ketika dia sukses
nanti, dia mungkin akan membantu keluargamu sedikit. Itu saja sudah cukup untuk
membuat keluargamu makmur."
Setelah menyelesaikan
ucapannya, wajah Gideon yang penuh ejekan perlahan menghilang bersama cahaya
batu komunikasi.
Lorian tidak lagi bisa
menahan amarahnya. Matanya memerah, dan dia berteriak penuh kemarahan, "
Kakek! Aku ingin Saka mati! Aku bersumpah, aku akan membuatnya mati!"
"Aku akan sukses!
Aku akan melampaui Gideon, dan aku akan membuat dia berlutut di depanku untuk
meminta maaf!"
Jayub menatap cucunya
dengan ekspresi penuh kelelahan. Dia perlahan menggelengkan kepala, menghela
napas, dan berkata dengan tenang, " Jangan bicara yang muluk-muluk. Gideon
jelas nggak suka soal kita menggunakan koneksi. Jangan biarkan dirimu
terus-menerus direndahkan olehnya.
"Setelah beberapa
tahun, kamu akan kembali sebagai pengawas Sekte Master Langit. Semua jaringan
ini akan kuserahkan padamu untuk dilanjutkan."
"Ini salahku,
Kakek... Aku gagal memenuhi harapanmu," ujar Lorian dengan suara penuh
duka.
Kembali menjadi pengawas
berarti dia tidak lagi punya kesempatan untuk naik ke posisi lebih tinggi di
sekte. Baginya, ini adalah akhir dari ambisinya di Sekte Master Langit, dan dia
merasa telah mengecewakan Jayub yang selama ini mendukungnya.
"Jangan terlalu
keras pada dirimu sendiri. Kamu sudah bekerja keras. Namun, orang-orang seperti
Lima Genius itu adalah anugerah langka. Mereka nggak bisa diupayakan, hanya
bisa ditemukan," ujar Jayub dengan nada melankolis, kepedihan samar
terlihat di wajahnya.
Dia menghela napas
panjang, lalu melanjutkan," Karena itulah aku sudah mengatur pernikahan
antara Kelly dan Adair. Kita harus bergantung pada keluarga Syahrir di masa
depan."
Bagaimanapun, salah satu
dari Lima Genius berasal dari keluarga Syahrir.
Mereka adalah jaminan
bagi kemakmuran dan keberlanjutan keluarga di masa depan.
"Jika keluarga
Atmaja ingin mempertahankan posisinya, kita harus memanfaatkan kekuatan
keluarga Syahrir. Kamu harus memahami ini," lanjut Jayub dengan nada penuh
tekanan.
"Ya... Aku
mengerti," jawab Lorian dengan suara pelan, menundukkan kepalanya
dalam-dalam.
Namun, Jayub melanjutkan
dengan nada lebih lembut, "Hanya saja, Kelly sangat menentang pernikahan
ini. Aku nggak mengerti jalan pikiran kalian anak muda. Sebagai kakaknya, kamu
harus membujuknya."
Dia berhenti sejenak,
menatap Lorian dengan tatapan penuh arti, lalu berkata dingin, "Setelah
itu ... cari waktu saat nggak ada yang melihat. Bawa kepala Saka kembali
padaku."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: