Membakar Langit ~ Bab 2230

 

Bab 2230

 

Ternyata ada satu lagi yang datang untuk mencoba peruntungan, ya, kali ini benar-benar mencoba peruntungan...

 

"Sebut saja harganya," ujar Saka sambil terkekeh.

 

Damar tersenyum puas, seolah merasa Saka sangat pengertian. Namun, saat hendak membuka mulut, matanya malah melirik ke arah Marina dan menyipitkan pandangannya, lalu berkata, "Berapa harga dari keluarga Minjana?"

 

Ekspresi Saka langsung berubah dingin, menatap lawannya dengan tajam, lalu berkata, "Empat buah Api Ilahi tingkat tujuh."

 

Begitu kalimat itu terucap, Damar langsung menarik napas dalam-dalam, wajahnya berubah serius seolah tengah memikirkan sesuatu.

 

Saka tetap memandangnya dengan tatapan tenang. Jika masalah ini bisa diselesaikan dengan Api Ilahi, dia tidak ingin menciptakan musuh baru. Namun, jika keluarga Dimasta tidak tahu diri dan meminta harga yang tidak masuk akal, maka ...

 

Setelah berpikir cukup lama, Damar akhirnya menarik napas panjang, menggertakkan gigi, dan berkata, "Dua buah."

 

Saka menatapnya dengan terkejut, lalu tersenyum dan berkata, "Bisa."

 

Ekspresi Marina pun terlihat lebih rileks. Setidaknya keluarga Dimasta tidak terlalu keterlaluan.

 

Namun, Damar tampak lega, bahkan tersenyum sambil berkata, "Nanti akan kuperintahkan seseorang untuk mengantarkan dua buah Api Ilahi tingkat tujuh kepadamu."

 

Saka terkejut.

 

Marina tercengang.

 

"Apa maksudmu?" tanya Saka dengan ragu. Dia merasa dirinya salah dengar.

 

"Kurang, ya?"

 

Damar menghela napas, lalu berkata dengan nada pasrah, "Keluarga Dimasta hanya memiliki dua buah Api Ilahi tingkat tujuh dan dua buah Api Ilahi tingkat enam. Itu pun untuk menarik perhatian para master ilahi ... Kalau memang kurang, keluarga kami bisa..."

 

Namun, sebelum dia selesai bicara, salah satu master ilahi tingkat dua yang berada di sisinya langsung berwajah masam dan berkata, "Pak Damar, apa maksudmu ini?"

 

"Untuk menarik aku yang seorang master ilahi tingkat dua, kamu hanya memberikan satu buah Api Ilahi tingkat tujuh. Tapi untuk Saka yang bahkan belum menjadi master ilahi, kamu berikan harga setinggi itu?"

 

"Dia bahkan bukan master ilahi!"

 

Meskipun kalimatnya bernada sindiran, Saka sama sekali tidak peduli. Bahkan, dia sendiri ingin menanyakan hal yang sama.

 

"Eril, jangan cemburu begitu..."

 

Damar sedikit mengernyit, merasa terganggu oleh ucapan Eril. Namun, karena statusnya, dia tetap berusaha sabar dan menjelaskan, "Saka memang belum menjadi master ilahi sekarang, tetapi bakatnya yang luar biasa sudah diakui oleh delapan sekte besar."

 

"Di masa depan, dia pasti akan mencapai puncak. Kalau saat itu kami baru ingin mengakhiri permusuhan, bagaimana mungkin dia mau menjadi sekutu keluarga Dimasta? Tentu saja, kami harus merekrut Saka sekarang dan menjadikannya menantu keluarga kami."

 

Saka hanya bisa menghela napas panjang. Ucapan Damar memang masuk akal, tetapi sulit dipercaya.

 

Setelah terlalu sering berurusan dengan orang-orang bodoh, tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang berpikir logis seperti ini membuat Saka merasa bingung harus berkata apa...

 

Eril melirik Saka dengan iri, lalu mendengus pelan, " Sebelum seorang genius mencapai puncaknya, mereka tetap rentan mati muda!"

 

Sudut bibir Damar sedikit berkedut. Día lalu berkata, "Saka, jangan pedulikan ucapannya. Eril memang memiliki kepribadian seperti itu..."

 

Saka tidak mau repot-repot menanggapi Eril. Sebaliknya, dia malah makin bingung dan bertanya kepada Damar, "Keluarga Dimasta nggak punya genius muda sendiri sampai-sampai harus merekrutku?"

 

"Ada, tentu saja. Tapi mereka semua sudah kamu habisi di Gunung Reribu," ujar Damar.

 

Meski itu fakta, mengapa Damar bisa mengatakannya dengan nada begitu santai?

 

"Kalian nggak dendam? Padahal Renan dari keluarga kalian dibunuh oleh... " tanya Marina dengan tidak percaya.

 

Ekspresi wajah Damar langsung berubah, dia buru-buru menjelaskan, "Jangan sebut namanya. Renan telah bergabung dengan kelompok Enam Jalur Puncak Kematian, dia seorang pengkhianat!"

 

"Saka membunuhnya itu sudah benar, dia bahkan membersihkan nama keluarga Dimasta! Lagi pula, kalau Renan nggak mati, bagaimana aku bisa menjadi pewaris keluarga?"

 

Saka benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

 

"Sudah, Api Ilahi nggak perlu diberikan kepadaku. Anggap saja kita sudah berdamai... " ujar Saka.

 

"Benaran? Kamu benar-benar nggak menginginkan Api Ilahi?" tanya Damar dengan tidak percaya.

 

Saka tersenyum kecil dan berkata, "Kalau kamu bisa membuat Cecil menikah denganku, simpan saja Api Ilahimu untuk menarik master ilahi."

 

Damar langsung tampak sangat bahagia, bahkan menggenggam tangan Saka dengan erat sambil mengguncangnya penuh semangat.

 

"Kalau begitu, aku bisa merekrut empat master ilahi lagi untuk keluarga Dimasta!" seru Damar.

 

Lalu, Damar berkata, "Oh ya, Saka, seni bela diri dari Eril juga kebetulan sangat cocok dengan jalanmu. Di masa depan, kamu bisa belajar banyak darinya. Semua sumber daya pelatihan keluarga Dimasta kini terbuka sepenuhnya untukmu!"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2230 Membakar Langit ~ Bab 2230 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 29, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.