Bab 2254
Cepat atau lambat,
pertemuan dengan orang-orang Pangeran Ketiga memang tak terhindarkan. Namun,
siapa sangka, itu terjadi di rumah keluarga Dimasta.
Orang-orang Pangeran
Ketiga jelas datang dengan persiapan matang. Sayangnya bagi mereka, sebelum
sempat melancarkan rencana apa pun, tempat ini sudah dikuasai sepenuhnya oleh
Saka.
Di aula perjamuan, para
tokoh penting keluarga Dimasta telah berkumpul. Belasan meja besar. disusun
dengan megah untuk menyambut Saka, tamu kehormatan mereka.
Suasana di ruangan itu
penuh dengan rasa penasaran. Semua orang memperbincangkan nama Saka.
Dia benar-benar luar
biasa. Baru saja tiba di Kota Sentana, langsung menggugat Jayub, mengalahkan
Davina, bahkan berani menolak delapan sekte besar dan mendapat perhatian
Pangeran Keempat.
Dan belum lama ini, dia
langsung naik menjadi seorang master ilahi tingkat satu! Orang seperti ini,
benar-benar seorang legenda!
Di salah satu meja,
duduk keluarga Cecil.
Clea, dengan wajahnya
yang babak belur, berbicara dengan suara pelan dan penuh rasa kesal,
"Yofi, kamu harus membereskan masalah ini hari ini! Aku nggak bisa masuk
ke Aula Penegak Hukum!"
Yofi, pria berusia empat
puluhan dengan wajah tenang, mengerutkan alisnya sedikit. "Kamu tahu, Tuan
Muda adalah orang yang masuk akal. Nanti karnu minta maaf dengan tulus, itu
sudah cukup. Kalau perlu, kita kembalikan uang yang diselewengkan,"
balasnya.
Yofi dikenal sebagai
pria yang jujur, meskipun sering dianggap lemah karena terlalu menurut pada
istrinya.
Namun, Clea memandangnya
dengan wajah marah, lalu berbisik keras, "Kamu gila? Kenapa harus
mengembalikan uangnya? Banyak orang di keluarga Dimasta yang juga melakukan
korupsi. Kenapa dia hanya menargetkan kita? Ini jelas dia ingin menggunakanmu
sebagai contoh untuk menakut -nakuti orang lain!"
Kalau kita kembalikan
uang itu, kita akan jadi bahan tertawaan. Korupsi adalah tanda kemampuan di
keluarga ini! Mengembalikannya adalah bukti kelemahan!
Yofi hanya bisa menghela
napas panjang. Dia tahu bahwa argumen dengan istrinya hanya akan berakhir
sia-sia.
Akhirnya, dia menoleh ke
arah Cecil, yang duduk di sebelah mereka, dan berkata dengan nada memohon,
"Cecil, kamu harus bicara dengan Saka. Kita semua ini keluarga. Apa pun
masalahnya, ini hanya persoalan internal."
Kamu nggak mungkin
membiarkan Bibi Clea masuk ke Aula Penegak Hukum, 'kan? lanjutnya.
Bagi Yofi, ini hanyalah
masalah keluarga yang biasa terjadi. Sudah beberapa kali hal serupa terjadi,
dan biasanya bisa diselesaikan dengan pembicaraan sederhana.
Dia juga yakin bahwa
Cecil, yang dikenal bijaksana dan memikirkan kepentingan keluarga besar, tidak
akan membiarkan keluarganya sendiri dipermalukan.
Clea, di sisi lain,
hanya mendengus dingin. Matanya memandang ke arah Saka dengan penuh
ketidaksenangan, seolah menantangnya.
Namun, Cecil terdiam
sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan suara datar, "Ayah, Bibi Clea
telah menghina ibuku ... "
Yofi mengerutkan
alisnya, melirik sekilas ke arah Clea sebelum berkata, "Aku akan
menegurnya setelah ini."
Mendengar itu, Cecil
tersenyum pahit, lalu bertanya dengan nada dingin, "Lalu, apa? Setelah
itu?"
Setelah itu? Yofi
tertegun, tidak tahu harus menjawab apa.
Kali ini, berbeda dari
biasanya, Cecil tidak menunduk atau menerima begitu saja. Ada keberanian yang
entah dari mana muncul di dalam dirinya.
Dia menatap Yofi
langsung ke matanya, suaranya tenang tetapi tegas saat berkata, "Lalu,
kamu akan menegur Bibi Clea dengan setengah hati, dan masalah ini akan selesai
begitu saja? Begitu mudahkah penghinaan terhadap ibuku berlalu begitu
saja?"
Yofi, yang wajahnya
mulai terlihat muram, hanya bisa diam. Cecil melanjutkan, dengan nada getir,
" Nggak, Ayah. Bahkan menegurnya pun kamu nggak akan berani. Sebaliknya,
kamu yang akan menerima ocehan darinya."
Wajah Yofi mulai memerah
karena malu. Dia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang, meskipun jelas
terlihat gugup. "Cecil! Apa maksudmu dengan kata-kata itu?" ujarnya.
Maksudnya apa lagi?
Putrimu sedang mengejekmu. Kamu nggak sadar? Clea menyela dengan suara sinis,
senyum mengejek menghiasi wajahnya.
Diam! bentak Yofi dengan
keras, mencoba mengendalikan situasi.
Dia kemudian beralih
menatap Cecil, menghela napas panjang sebelum berkata dengan nada memohon,
"Nak, aku tahu kamu merasa nggak adil. Tapi janganlah mempermalukan
keluarga kita di depan orang lain. Bibi Clea tetap bagian dari keluarga.
Maafkan dia sekali lagi, anggap saja demi aku..."
Cecil menatap ayahnya
dengan tatapan penuh kesedihan. Senyuman pahit muncul di wajahnya. " Ayah,
kenapa selama ini, sejak aku kecil, aku yang selalu harus mengalah?"
balasnya.
Apakah karena aku nggak
punya ibu lagi? Karena nggak ada yang benar-benar peduli padaku? tambahnya
dengan nada yang sedih.
Yofi tampak terguncang
mendengar kata-kata itu. Dengan nada lemah, dia menggelengkan kepala dan
berkata, "Aku selalu peduli padamu, Nak. Aku benar -benar peduli. Tapi,
keluarga yang harmonis adalah segalanya..."
Harmonis, katamu? Omong
kosong! seru Cecil dengan suara yang mulai meninggi, amarah dan kepedihan
terdengar jelas dalam nadanya.
Ayah, berhentilah
menggunakan dalih keharmonisan keluarga untuk membenarkan kelemahanmu! Kamu
hanya takut pada Bibi Clea karena dia agresif dan suka mencari masalah! Karena
dia bisa membuat keributan, kamu selalu memilih untuk menoleransinya!
Kamu tahu aku peduli
padamu, jadi kamu tahu aku akan selalu mengalah. Karena itu, kamu membuatku
terus mengorbankan diri!
Peduli, katamu? Pedulimu
nggak ada gunanya! Akulah yang selalu menelan hinaan! Akulah yang selalu
menderita! Sementara dia terus diuntungkan! Jangan cuma bilang peduli, Ayah!
Lakukan sesuatu kalau kamu memang peduli! tambahnya.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa
No comments: