Bangkit dari Luka ~ Bab 115

 

Bab 115

 

Nindi yang berdiri di samping melihat manajer bersikap ramah kepada Sania, bahkan tampak berusaha menjilat.

 

Kalau ini terjadi di kehidupan sebelumnya, dia pasti akan marah.

 

Namun, sekarang dia tak peduli sama sekali.

 

Sebenarnya Sania juga agak terkejut dengan sikap ramah yang manajer tunjukkan padanya.

 

Dia merasa kesal ketika melihat Nindi si jalang itu juga berada di sini. Bagaimanapun juga, Nindi adalah Nona Besar dari keluarga Lesmana.

 

Para karyawan di perusahaan biasanya pandai menyesuaikan diri dengan situasi.

 

Tak disangka, manajer langsung mengabaikan Nindi, mungkin ulah Kak Leo yang sudah memberi tahu manajer itu sebelumnya.

 

Sania langsung menanggapi sambutan hangat dari manajer dengan percaya diri. "Aku adalah pendatang baru dan masih banyak yang belum kupahami. Kuharap Manajer bisa memakluminya."

 

"Semua itu hanya hal sepele. Perusahaan cabang kita pasti akan gemilang dengan datangnya Nona Besar kemari. Ayo, kita pergi ke kantor untuk minum teh dulu."

 

Sania yang mendengar ucapan menjilat dari manajer, merasa begitu senang.

 

Dia melirik Nindi yang diabaikan di samping dengan bangga, lalu beranjak pergi ke kantor.

 

Nindi dengan tenang mengalihkan pandangan dan langsung menuju ke departemen sumber daya manusia untuk melapor.

 

Manajer Departemen Personalia bahkan tak membaca berkasnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Pertama - tama, pergilah ke Departemen IT untuk mengetes kemampuanmu, baru setelahnya bisa memutuskan menerimamu atau tidak."

 

Bagaimanapun juga, karena bug pada tembok pelindung, perusahaan sudah merekrut banyak orang, tetapi tak ada yang bisa mengatasinya.

 

Nindi tak merasa keberatan karena sedari awal tujuannya bukanlah untuk menjadi karyawan tetap, melainkan hanya kerja paruh waktu.

 

Bisa diselesaikan dalam waktu tiga hari.

 

Nindi juga tak peduli akan sikap acuh tak acuh orang -orang Departemen Personalia, dia langsung pergi ke area kantor.

 

Ketua Departemen IT melihat Nindi yang begitu mudah, berkata dengan nada bicara mengejek, 11 Kok, pemrogramnya muda sekali? Apa Departemen Personalia buat kesalahan?"

 

Bagaimanapun juga selama ini, banyak orang hebat yang datang kemari, tetapi tetap tak bisa menyelesaikan masalah ini,

 

Sekarang malah datang seorang gadis cilik di bawah umur, apa dia bisa mengatasi bug tembok pelindung?

 

Nindi tampak tenang. "Kalian juga nggak punya cara lain, biarkan aku mencoba agar tahu hasilnya."

 

Dia langsung duduk di tempat kosong di sebelah, membuka komputer untuk mempersiapkan pengujian perangkat lunak.

 

Nindi mengingat sosok ketua ini.

 

Di kehidupan sebelumnya, ketua membela Sania dengan mengatakan Sania-lah yang mengatasi bug tembok pelindung.

 

Tak lama kemudian, Sania bersama manajer datang.

 

Manajer memperkenalkan dengan suara lantang, " Semuanya, perhatiannya sebentar. Nona Besar datang untuk melakukan inspeksi, kita semua akan jadi rekan kerja seterusnya."

 

Senyum ramah tersungging di wajah Sania. "Halo semuanya, aku hanyalah pendatang baru, kalau ada salah, tolong bantuannya."

 

Semua orang di dalam kantor sangat antusias.

 

Ketua Departemen IT berdiri, lalu berkata dengan ekspresi menyanjung, "Tentu saja, perusahaan cabang sangat jarang didatangi oleh wanita cantik, kami pasti akan menjaga Anda."

 

Nindi menatap layar komputer dengan ekspresi datar seolah-olah kegembiraan itu tak ada sangkut paut dengannya.

 

Rekan kerja di sebelah Nindi berkata dengan iri. " Nona Besar benar-benar beruntung, nggak seperti kamu yang cuma karyawan biasa."

 

"Ya, benar Rumornya Nona Besar datang kemari untuk mengatasi bug pada tembok pelindung. Tapi, masih tampak begitu mudah dan katanya baru masuk universitas. Tahu apa dia soal komputer?"

 

Nindi sudah terbiasa mendengar perkataan semacam itu.

 

Di kehidupan sebelumnya, ketika Nindi datang ke perusahaan cabang untuk mengatasi bug tembok pelindung, Sania juga turut datang. Dia bilang ingin belajar, tetapi nyatanya hanya menghambat pekerjaannya.

 

Bahkan pada akhirnya, dia mengambil semua pencapaian dari jerih payahnya dan tak ada orang yang membelanya.

 

Tak lama berselang, Sania yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan mendekat, aroma parfumnya begitu pekat.

 

Ketua Departemen IT berdiri dengan antusias. " Nona Besar, ada keperluan apa?"

 

Sania melirik Nindi, lalu tersenyum sembari berkata, "Aku mau tanya soal bug tembok pelindung, apakah saat ini masih belum bisa diatasi?

 

"Ehem, kami sedang berusaha keras untuk mengatasinya dan juga mencari orang baru untuk turun membantu. Masalah ini pasti akan segera terselesaikan."

 

Ketika ketua Departemen IT melihat Nindi, sikapnya begitu buruk. "Hei, berdirilah dan sapa Nona Besar, katakan rencanamu."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 115 Bangkit dari Luka ~ Bab 115 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.