Bangkit dari Luka ~ Bab 119

 

Bab 119

Perkataan Leo yang dipenuhi amarah membuat pria sok itu gemetar ketakutan.

 

Mungkinkah gadis baru ini sebenarnya punya latar belakang yang luar biasa?

 

"Kak Leo, ada apa ini?"

 

Sania muncul dengan langkah elegan.

 

Leo melotot ke arah pria itu sambil memaki, "Berani sekali kamu memukul orang di kantor! Pecat dia sekarang juga!"

 

Pria sok berkuasa itu mencoba membela diri, "Ini bukan salah saya! Gadis baru itu yang duluan menampar saya. Saya hanya membela diri!"

 

Sania, sengaja bergaya bak ibu peri dan bersuara," Tapi, bagaimanapun juga, dia itu perempuan. Sebagai laki-laki, kamu nggak seharusnya mempermasalahkan hal ini."

 

Pria itu akhirnya hanya bisa diam. Dia tahu diri, jika Leo membela si gadis baru, itu berarti hubungan mereka pasti lebih dari sekadar rekan kerja.

 

Sania menarik ujung lengan baju Leo, lalu berbisik lembut, "Kak Leo, nggak boleh memecat orang sembarangan. Ini kan perusahaan."

 

Leo melirik Nindi secara naluriah, kemudian bertanya dengan kikuk, "Menurutmu, bagaimana?"

 

Nindi hanya melirik dengan acuh tak acuh, " Terserah."

 

Dia langsung meraih tasnya dan melangkah pergi begitu saja.

 

Leo seketika naik pitam, "Apa-apaan sikapnya itu?"

 

Dia baru saja membela Nindi, tetapi balasannya malah seperti ini.

 

'Dasar nggak tahu terima kasih!' pikir Leo dengan penuh emosi.

 

Sementara itu, Sania menyembunyikan senyum liciknya. Tentu saja Nindi tidak akan memaafkan Leo dengan mudahnya. Mengingat apa yang pria itu pernah lakukan padanya, jelas. Itu hal yang sudah bisa ditebak.

 

Namun, bagi Sania, ini adalah kabar baik.

 

Dengan penuh kelembutan, serta hati-hati, Sania berkata, "Dia memang selalu begitu, Kak Leo. Kamu kan bukan baru kenal dia. Lebih baik kita bicarakan di luar saja, ya?"

 

Sania sengaja mengalihkan pembicaraan, khawatir orang-orang kantor akan tahu fakta sebenarnya : bahwa Nindi adalah sosok putri keluarga Lesmana.

 

Kalau sampai rahasia itu terbongkar, posisi Sania di perusahaan bisa terancam. Dia harus memastikan hal itu tidak terjadi.

 

Karena Nindi menolak menggunakan statusnya sebagai putri keluarga Lesmana, Sania pun merasa status itu layak dia miliki.

 

Keesokan harinya, begitu Nindi tiba di kantor, dia segera menyadari banyak mata yang memperhatikannya.

 

Dia tahu, ini pasti karena kejadian kemarin.

 

Namun, tidak masalah. Setelah berhasil menyelesaikan pengujian perangkat lunak hari ini, dia bisa mengambil uangnya dan pergi.

 

Nindi baru saja duduk ketika seorang rekan kerja wanita mendekat dan bertanya, "Hei, sebenarnya kamu ada hubungan apa sih sama Pak Leo dari keluarga Lesmana?"

 

"Nggak ada hubungan apa-apa."

 

"Ah, aku nggak percaya!" Rekan kerja itu semakin mendekat, "Kalau benar nggak ada hubungan apa-apa, kenapa kemarin dia sampai bela-belain kamu begitu? Bahkan si ketua tim sampai ketakutan setengah mati!"

 

Rupanya, kejadian kemarin sudah menyebar ke seluruh kantor. Tidak ada yang menyangka bahwa insinyur baru seperti Nindi ternyata punya koneksi.

 

'Pantas saja dia bisa lolos seleksi ketat di bagian personalia semuda ini,' gumam beberapa orang lainnya yang ikut bergosip.

 

Sebagian besar menyimpukan bahwa Nindi dan Leo pernah memiliki hubungan istimewa di masa lalu.

 

Ekspresi wajah Nindi tetap tenang saat menatap layar komputernya. Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan rekan kerjanya.

 

Rekan kerja perempuan itu akhirnya menyerah dan kembali ke mejanya tanpa melanjutkan pembicaraan.

 

Tidak lama kemudian, ketua tim yang kemarin menjadi pusat masalah datang ke kantor. Namun, kali ini dia tidak lagi menunjukkan sikap angkuhnya seperti biasa. Saat berpapasan dengan Nindi, dia tidak berani berbuat macam-macam, sekalipun wajahnya tampak menegang.

 

'Kalau sampai membuatnya marah lagi, bagaimana kalau Pak Leo kembali membelanya?' pikirnya dengan penuh kekhawatiran.

 

Situasi di kantor menjadi canggung dan sunyi.

 

"Semua, ikut rapat sekarang. Kita perlu membahas bagaimana cara menyelesaikan masalah tembok pelindung ini. Besok, pemilik perusahaan akan datang untuk inspeksi. Jadi, semua harus mencari solusinya."

 

"Nggak perlu dibahas lagi. Aku sudah menulis kode buat menutup celahnya. Jadi, langsung uji coba saja. 11

 

Ketua tim sontak menyahut dengan sinis, "

 

Memangnya bisa selesai secepat ini? Kamu pikir siapa yang bakal bisa kamu tipu?"

 

"Bukan berarti karena kamu payah, terus orang lain juga payah, begitu?"

 

Nindi membalasnya dengan tak kalah sinis.

 

Ketua tim itu jelas kesal, tetapi dia tidak berani melawan. Diakhirnya berkata dengan mengejek, " Oke, kalau begitu langsung saja diuji. Tapi kalau ternyata sampai nggak berfungsi, silakan angkat kaki dari sini!"

 

Tanpa menanggapi lebih jauh, Nindi mengambil flashdisk, menyalin kodenya, dan langsung menuju ruang mesin untuk melakukan pengujian.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 119 Bangkit dari Luka ~ Bab 119 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.