Bab 122
Nando yang marah
langsung menampar pria gemuk itu. "Berani sekali kamu mengutak-atik barang
milik adikku, kamu sudah bosan hidup, ya?"
"Saya, saya nggak,
saya..."
Ketua tim yang gemuk itu
terlihat bingung, ini tidak mungkin.
Dia jelas-jelas sudah
meretas sistem CCTV sebelumnya dan menghapus semua rekaman dalam beberapa terakhir,
bagaimana mungkin ada bukti yang tertinggal?
Setelah melihat rekaman
itu, Sania langsung merasa ⚫ ada yang tidak beres.
Nindi jelas memiliki
rekamannya, kenapa dari tadi tidak mengeluarkannya? Apakah ini jebakan?
Sania segera memegang
lengan pria gemuk itu, matanya penuh dengan air mata kesedihan. "
Bagaimana kamu bisa melakukan ini? Aku bahkan begitu memercayaimu!"
Aroma parfum Sania yang
tercium, membuat pria gemuk itu terasa lemas.
Dia memutar bola matanya
dan segera menjawab, " Ya, saya yang melakukannya. Saya hanya nggak suka
sikap sombongnya, ini tidak ada hubungannya dengan orang lain."
Saat ini, dia tidak bisa
mengekspos keterlibatan Sania.
Semuanya pasti karena
Nona Besar terlalu sombong dan sering mengganggunya, makanya Sania baru melakukan
hal ini.
Mendengar penjelasan
dari pria gemuk itu, Sania akhirnya merasa lega.
Bagaimanapun juga, Sania
tidak bisa membiarkan orang lain tahu bahwa dia terlibat dalam kejadian ini!
Sania menatap Nindi
dengan sedih. "Kak Nindi, nggak seharusnya aku memercayai orang dan
meragukanmu, maafin aku, ya."
Nindi tertawa dingin.
"Kamu memang seharusnya minta maaf."
Sania terkejut sejenak.
Dia menundukkan pandangannya dengan ekspresi ketakutan.
Pria gemuk itu
melihatnya, lalu berkata dengan antusias, "Wajar saja kalau Nona Sania
inerasa ragu, lagi pula tadi Anda nggak menunjukkan buktinya!"
Usai pria gemuk itu
berbicara, semua orang yang berada di sekitar pun terkejut.
Sang manajer langsung
menghardik, "Kamu masih beraní berbicara setelah mencuri kode milik Nona
Besar?"
Nando menatap tajam ke
arah pria gemuk itu, kemudian berkata, "Sekretaris Candra, pecat orang ini
sekarang juga, dan segera laporkan ke polisi!"
Ketua tim yang gemuk itu
seketika panik saat mendengar kata "pecat" dan "lapor ke
polisi".
Sania hanya menatap
ketua tim yang gemuk itu dengan mata berkaca-kaca dan penuh perasaan. Pada
akhirnya, pria gemuk itu tidak bisa memberi tahu kebenarannya dan langsung
dibawa pergi oleh petugas keamanan.
Nindi seolah tersenyum.
"Tampaknya pesona Sania cukup besar, bahkan ada pria yang langsung
membelanya tanpa diminta."
Sudah sejauh ini, ketua
tim yang gemuk itu sama sekali tidak membeberkan bahwa Sania adalah dalang di
balik semuanya.
Tidak bisa dipungkiri
bahwa trik perempuan licik ini memang hebat.
"Kak Nindi, kamu
salah paham. Aku dan ketua tim hanya teman kerja, nggak ada hubungan yang lain.
Tadi aku juga disesatkan olehnya dan benar-benar mengira kalau kode itu ditulis
olehnya."
Sania menggertakkan,
gigi. "Kak Nindi, kalau kamu punya rekaman CCTV-nya, kenapa dari tadi
nggak mengeluarkannya? Dengan begitu, nggak akan ada kesalahpahaman seperti
ini."
Siapa yang bisa mengira
bahwa Nindi juga memiliki rekaman CCTV.
Nindi sudah memprediksi
bahwa akan ada orang yang mengutak-atik komputernya, jadi dia sengaja menyimpan
bukti tersebut.
Sania merasa sedikit
ketakutan. Jika ketua tim yang gemuk itu tidak terpengaruh dengan pesonanya dan
membeberkan bahwa Sania yang memintanya melakukan hal itu,
Sania benar-benar sudah
habis.
Kini, Nando sudah tidak
lagi memercayainya seperti dulu. Jika ketua tim yang gemuk itu mengungkapkan
bahwa dia lah dalang di balik semuanya, bukankah berarti dia benar-benar sudah
selesai?
Nindi sengaja
menjebaknya.
Nindi memainkan
ponselnya sembari menjawab, " Karena aku ingin lihat siapa yang berusaha
menjebakku."
"Pasti karena ketua
tim itu nggak bisa menyelesaikan masalah tembok pelindung. Dia takut kalau Kak
Nando akan memeriksa pekerjaannya dan menyalahkannya, makanya dia nekat
melakukan ini."
Sania merasa panik
karena melihat pembawaan Nindi yang terlihat begitu tenang. Sania tidak tahu
bukti apa lagi yang dimiliki oleh pihak lawan.
Nando kemudian berkata
dengan serius, "Kita harus benar-benar mencari tahu, apakah ada orang lain
di balik semua ini. Aku nggak percaya kalau ketua tim kecil seperti dia berani
melakukan hal besar seperti ini sendirian.
Hati Sania langsung
terasa berat. Gawat!
Bagaimana kalau pria
gemuk itu diinterogasi dan kebenarannya terungkap?
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: