Bangkit dari Luka ~ Bab 123

 

Bab 123

 

Nindi melihat ekspresi cemas perempuan licik itu dan tersenyum sinis.

 

Tidak disangka bahwa perempuan licik itu juga memiliki saat-saat ketakutan.

 

Sania segera berkata kepada Nando, "Kak Nando, karena kejadian ini secara nggak langsung disebabkan olehku, aku akan pergi menginterogasinya, apakah dia benar-benar disuap oleh orang lain untuk melakukan hal ini."

 

Nindi tertawa sinis. "Bukannya itu kamu?"

 

Setelah Nindi mengatakannya, ekspresi Sania berubah, hatinya merasa sangat cemas.

 

Sania tidak yakin apakah Nindi masih punya bukti lainnya.

 

Sania buru-buru menjelaskan, "Kak Nindi, bagaimana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Aku tahu kamu marah padaku karena nggak mendukungmu tadi, tapi aku jamin kalau hal ini sungguh nggak ada hubungannya denganku."

 

Selesai mengatakannya, Sania kembali menatap Nando dengan pandangan memohon.

 

Namun, Nando hanya diam dan mengernyit.

 

Nindi pun menatap Sania dengan dingin dan berkata, "Oke, kalau begitu bersumpahlah. Kalau memang kamu dalangnya, kamu akan disambar petir dan mati mengenaskan, lalu berakhir menjadi pengemis yang terbuang di jalanan!"

 

Sania menggigit bibirnya dengan kuat, hatinya enggan untuk bersumpah.

 

Itu karena dia tidak ingin menjadi orang miskin!

 

Dia sudah berusaha begitu keras hanya untuk menjadi orang kaya.

 

Sania memandang Nando dengan wajah memelas. " Kak Nando, aku benar-benar nggak melakukannya. Aku bisa meminta maaf, tapi bersumpah itu terlalu mengerikan."

 

Secara naluriah, Nando merasa apa yang dikatakan oleh Sania ada benarnya.

 

Minta maaf sudah cukup, tetapi kenapa harus bersumpah?

 

Sekretaris Candra yang melihat situasi itu pun berkata kepada Nando, "Pak, kalau memang Nona Sania tidak terlibat dalam hal ini, meskipun dia bersumpah, itu juga tidak ada hubungannya dengan dia, 'kan? Kalau Nona Sania tidak mau, apakah itu berarti dia merasa bersalah?"

 

Sekretaris Candra sebenarnya tidak terlalu menyukai Sania yang sangat pandai berpura-pura.

 

Sania menatap Nando dengan mata yang berkaca -kaca, terlihat sangat menyedihkan.

 

Dulu, jika melihatnya seperti ini, Nando pasti akan luluh.

 

Kali ini, Nando menggertakkan giginya dan berkata, "Sania, bersumpah saja. Aku juga percaya hal ini nggak ada hubungannya denganmu."

 

Sania benar-benar ingin menangis.

 

Dia tidak ingin bersumpah untuk mengutuk dirinya sendiri.

 

Namun, sekarang, dia sudah terjebak dalam situasi yang sulit.

 

Nindi tersenyum sinis sambil mengamati semua ini.

 

Dia tidak menyangka bahwa Nando setuju membiarkan Sania bersumpah.

 

Jika ini terjadi di masa lalu, Nando pasti tidak akan membiarkan Sania bersumpah.

 

Bahkan, Nando mungkin akan memaafkan Sania!

 

Agak mengejutkan.

 

Saat itu, pandangan semua orang tertuju ke arah Sania.

 

Akhirnya, Sania dengan enggan bersumpah sesuai dengan apa yang dikatakan Nindi dengan penuh rasa tertekan.

 

Usai mendengarnya, Nindi menatap Sania dengan penuh makna, seolah-olah mengagumi keberanian Sania.

 

Sania merasakan bulu kuduknya merinding, tetapi dia juga tidak berani membuat Nindi marah, takut jika Nindi masih punya bukti lainnya.

 

Setelah masalah ini selesai, Nando menoleh ke arah Nindi dan berkata dengan hati-hati, "Aku akan menyelidiki masalah ini dengan jelas. Terima kasih, karena masalah tembok pelindung kali ini bisa diselesaikan berkat bantuanmu."

 

"Aku melakukan ini demi uang. Sekretaris Candra, jangan lupa untuk mentransfer uangnya ke rekeningku."

 

Nindi tidak ingin terus tinggal di sana, jadi dia berbalik dan kembali ke tempat duduknya.

 

Berhubung uji cobanya berhasil, maka menyelesaikan sisa masalah akan lebih mudah.

 

Nindi kembali ke tempat duduknya, sementara para rekan kerja di sekitar bersikap hati-hati, tetapi masih berbisik-bisik.

 

"Dengar-dengar, inilah Nona Besar keluarga Lesmana yang sebenarnya. Kita semua salah paham dan tertipu oleh yang palsu itu."

 

"Nggak disangka kalau seseorang yang diadopsi, malah berpakaian lebih mirip dari Nona Besar yang asli, siapa yang bisa menyangkanya."

 

Saat Sania berjalan keluar, ekspresinya juga sangat canggung. Sekarang semua orang sudah tahu kalau dia-lah yang palsu.

 

Dia sama sekali tidak bisa tinggal di kantor, karena merasa seperti semua orang sedang mengejeknya.

 

Dia harus mencari cara untuk membungkam mulut pria gemuk itu.

 

Sania bangkit dan meninggalkan tempat duduknya.

 

Nindi memasukkan seluruh kode yang telah dia buat ke dalam perangkat lunak. Dengan begini, maka pekerjaannya sudah selesai.

 

Setelah menyelesaikannya, Nindi pergi ke kantor manajer lalu mengetuk pintu.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 123 Bangkit dari Luka ~ Bab 123 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.